26.9 C
Jakarta

Inilah Profil Zainullah Muslim, Seorang Ustadz Pendakwah Khilafah ala HTI

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanInilah Profil Zainullah Muslim, Seorang Ustadz Pendakwah Khilafah ala HTI
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Beberapa hari kemarin terjadi percekcokan antara seorang banser dan Ustaz Zainullah Muslim. Seorang banser ini datang menemui Zainullah bukan sendiri, melainkan dengan teman-teman banser yang lain. Kurang lebih sekitar sepuluh orang banser. Kebutulan tempat pertemuan ini berlangsung di kediaman Zainullah sendiri, lebih tepatnya di Yayasan MT Baitul Muslimin di Pasuruan.

Peristiwa ini mendadak viral di media sosial. Selain karena suara banser yang membentak-bentak dan suara Zainullah Muslim yang tenang-tenang saja, persoalan yang diperdebatkan adalah soal isu yang sensitif: khilafah. Kebetulan juga akhir-akhir ini Indonesia lagi dihebohkan dengan munculnya film Jejak Khilafah di Nusantara yang dibuat oleh orang-orang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Singkatnya, film ini secara tidak langsung bersikeras menyebarkan ideologi khilafah di Indonesia.

Menyebut nama HTI tentu tidak asing lagi di benak banyak orang. HTI yang merupakan cabang dari Hizbut Tahrir (HT), partai oposisi dari kepemerintahan yang didirikan oleh Taqiuddin an-Nabhani, pada mulanya menjadi organisasi masyarakat yang sempat diterima di Indonesia, kendati pada akhirnya HTI dibubarkan. Alasan pembuburan ini tak lain dan tak bukan ideologi yang dibawa oleh HTI bertentangan dengan ideologi negara merah putih ini. Seperti yang jamak diketahui, ideologi HTI adalah khilafah.

Zainullah Muslim sebagai pengasuh sebuah madrasah pernah menyampaikan dakwah di media sosial, tebih tepatnya di YouTube dengan tajuk Menegakkan Khilafah Kewajiban Umat Islam di mana isinya jelas mengampanyekan ideologi khilafah di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pesan dakwah semacam ini jelas berbahaya disampaikan kepada publik, apalagi pendakwahnya adalah tokoh masyarakat yang setiap kata-katanya menjadi rujukan bagi masyarakatnya, lebih-lebih murid-muridnya sendiri. Buktinya, seorang murid Zainullah berani melakukan penghinaan kepada Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan yang mana beliau sendiri termasuk mursyid yang dihormati banyak ulama dari berbagai negara.

Sesungguhnya pemikiran Zainullah Muslim sudah bertentangan dengan spirit para pendahulu membangun Indonesia dengan prinsip kebhinekaan atau kemajmukan. Kebhinekaan ini tentunya bertujuan untuk merangkul beragam perbedaan yang bermuara di Indonesia, mulai perbedaan suku sampai perbedaan agama. Sebagaimana jamak diketahui, terdapat enam agama di Indonesia, yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu. Perbedaan agama ini tidak bakal dipertemukan dengan spirit khilafah.

BACA JUGA  Politik Dinasti Jokowi, Apakah Dibenarkan oleh Agama?

Khilafah sendiri menginginkan presidennya satu sedunia, terus hukum yang dipakai adalah hukum Islam. Mengimpikan seorang presiden sedunia adalah bayang-bayang yang semu alias imposible, mustahil. Sedang, menerapkan hukum Islam di Indonesia sungguh sangat mustahil juga, karena agama yang ada di Indonesia bukan hanya agama Islam. Kendati tidak begitu, bukan lantas Indonesia menerapkan hukum yang bertentangan dengan hukum Islam. Semua hukum yang diterapkan di Indonesia di dalamnya merujuk kepada kitab-kitab semua agama yang ada di Indonesia.

Spirit menegakkan khilafah di Indonesia sungguh sangat lucu dan tentunya tidak dipertimbangkan dengan akal yang sehat. Saya sebut tidak menggunakan akal sehat, karena apa yang dikerjakan adalah sesuatu yang mustahil bakal terjadi. Karena itu, Zainullah Muslim hendaknya meng-upgrade lagi mindset-nya sendiri sehingga tidak ngawur dalam berpikir, jika meminjam istilah populer Rocky Gerung, “dungu”. Kedunguan Zainullah berdampak terhadap sikap mengambil sebuah kesimpulan berpikir yang kacau, bahkan melakukan sesuatu yang tidak sehat. Sebut saja, mencoret foto Presiden Jokowi dan lucunya lagi masih menerima bantuan dana dari pemerintah.

Seorang banser beserta yang lain masih berusaha memangkas pemikiran keliru Zainullah Muslim dengan membawanya ke ranah hukum dan menutup yayasan yang didirikannya. Membiarkan pemikiran Zainullah secara tidak langsung membiarkan penyakit menyebar dan menyerang bagian organ tubuh yang sehat. Membiarkan penyakit akan mengganggu kehidupan banyak orang dan lebih-lebih Negara Indonesia sendiri. Bila ditarik pada ranah agama Islam, membiarkan penyakit sama dengan tidak mensyukuri nikmat sehat yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada manusia.

Sebagai bentuk syukur warga negara Indonesia, hendaknya mereka menjaga negara ini dari serangan para penjajah. Penjajah selain Belanda dan Jepang adalah orang-orang yang bermaksud jahat menghancurkan Indonesia. Sebut saja, HTI, Al-Qaeda, ISIS, dan lain-lain. Beberapa organisasi ini dilarang diterapkan di Indonesia. Jika Zainullah masih ngotot menegakkan khilafah versi HTI, maka bersiap-siaplah menerima konsekuensinya sendiri: mendekam di balik jeruji besi. Berhentilah berbuat sesuatu yang merugikan orang lain, seperti yang diperbuat oleh Zainullah. Semoga Zainullah mendapat hidayah.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru