26.7 C
Jakarta

Wasiat Melenceng Zakiah Untuk Kaum Milenial

Artikel Trending

Asas-asas IslamSyariahWasiat Melenceng Zakiah Untuk Kaum Milenial
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Beberapa minggu ini, Indonesia dibuat merana kembali dengan maraknya terorisme dan pemboman yang terjadi di berbagai wilayah. Baru-baru ini pemboman terjadi di Gereja Kathedral, Makasar dan di Mabes Polri. Untuk kasus penyerangan dan penembakan pada petugas keamanan di Mabes Polri dilakukan oleh milenial kurang piknik, Zakiah. Terlebih lagi sebelum mati mengenaskan ditembak polisi, Zakiah membuat wasiat yang ditujukan kepada keluarganya, namun sayang-disayang wasiatnya melenceng dari jalan kebenaran.

Wasiat Melenceng Zakiah Pertama

Wasiat melenceng Zakiah bisa terlihat dalam Alinea pertama surat wasiatnya, pertama dia mengaku sayang kepada orang tuanya, dan belum bisa membalas apa yang sudah diberikan kepadanya. Dan menyangka Allah menyayangi hambanya yang menempuh jalan ini (jihad) dari pada berbakti kepada orang tua.

Orang yang mengaku sayang kepada orang tuanya sudah jelas harus bisa berbakti kepada orang tuanya, apalagi dia sudah mengaku belum bisa membalas pemberian orang tuanya, maka sudah wajib bagi Zakiah untuk memberikan segenap kemampuan untuk menyenangkan orang tuanya. Namun ternyata, eh malah jauh dari kenyataan, penembakan di Mabes Polri justru mencoreng nama dan marwah orang tuanya. Wah dasar orang tua teroris. Nama orang tuanya yang sudah baik jadi tercoreng. Kalau sudah begini bagaimana mau mencari rida Allah. Padahal dalam hadis dikatakan bahwa rida Allah itu bergantung rida Orang tua, dan murka Allah bergantung murka orang tua.

Seharusnya jihadnya Zakiah itu bukan menyerang aparat, tapi membanggakan orang tua. Kalau orang tua bangga sudah pasti rida Allah ada ditangannya. La ini malah justru sebaliknya membuat susah orang tuanya. Dikuliahin aja sampai di DO, la ini mana yang membuat orang tua bangga..?

Wasiat Melenceng Zakiah Kedua

Melencengnya Wasiat Zakiah ini juga terlihat dalam alinea berikutnya, dia mengira dengan melakukan jihad, akan bisa memberikan syafaat kepada orang tua. Eh Ya Allah, Hadis Nabi jelas, “Barang siapa yang mati bunuh azab Allah kekal di Akhirat. Dalam Surat An-Nisa ayat 29-30 juga dikatakan amat jelas. “Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah penyayang kepadamu. Dan barang siapa yang berbuat melanggar hak dan aniaya, maka kelak akan dimasukkan ke dalam neraka”.

Lo kan jelas sekali, orang yang bunuh diri dengan alasan apapun termasuk jihad malah akan masuk neraka. Bagaimana mungkin orang masuk neraka akan memberi syafaat..?. Jihad itu menghidupkan kemaslahatan bukan mematikan orang dan menteror orang. Milenial juga tahulah ancaman apa yang didapat kalau membunuh orang, ya ibarat sudah memesan tiket di neraka, he he.

Wasiat Melenceng Zakiah Ketiga

Wasiat melenceng zakiah berikutnya adalah mengira bahwa pemerintah itu thogut, bank riba, UU menandingi hukum Allah dan Al-Quran dan sunahnya, demokrasi, Pancasila dan UUD adalah produk kafir. Kalau masalah ini jelaslah, pemahaman agama zakiah amatlah dangkal dan hanya termakan doktrin saja. Coba sebutkan bagian mana pemerintah yang thogut. Pemerintah itu malah mengatur banyak urusan umat Islam lewat UU lo, eh malah dikira UU menandingi Al-Quran dan sunah. Lihat di Indonesia sudah ada UU Zakat, UU Wakaf, UU Haji, UU Pendidikan Islam, UU Pernikahan Islam, UU KUHP yang mengatur perzinaan dan kejahatan, semua itu mengatur urusan umat Islam lo, lantas mana yang disebut taghut, hayo.

BACA JUGA  Karena Kesibukan, Bolehkah Shalat Tarawih Sendirian di Rumah?

Mana ada UU menandingi Al-Quran dan sunah, justru UU itu dibuat untuk mengatur perincian dalam Al-Quran yang hukumnya masih bersifat global. Justru mengatakan UU akan menandingi Al-Quran dan sunah sudah menghina Al-Quran, menghina kitab suci. Bagaimana mungkin membandingkan kemampuan Allah dalam firmannya dengan kemampuan manusia dalam menciptakan UU. Wah malah bisa syirik ini mengira manusia bisa menandingi kemampuan Allah. Astahfirullah

Jadi milenial jangan mau dibodohi dengan doktrin sesat ya. Kalau belajar agama, ustadnya mengatakan jihat itu perang, pemerintah toghut dan menebarkan kebencian. Sudah jelas itu radikal, wajib ditinggalkan.

Wasiat Melenceng Zakiah terakhir

Dan terakhir wasiat melenceng Zakiah adalah dakwaannya bahwa jihad adalah amalan tertinggi dalam Islam. Dalam Islam tentu semua amal ibadah bernilai baik dan akan mendapatkan pahala. Akan tetapi melenceng sekali apabila menyatakan jihad adalah amalan tertinggi.

Tanpa membeda-bedakan amal ibadah dalam Islam, dan tanpa mengurangi derajat agungnya jihad, akan tetapi ulama sudah sepakat lo, bahwa jihad itu tidak menjadi rukun Islam, yang menjadi rukun Islam itu ada lima, jelaskan syahadat, salat, zakat, puasa dan haji.

Kalau mau dikatakan, amalan tertinggi yang ikrar syahadat. Mengatakan tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Karena jelas syahadat ini adalah pengesah amal ibadah yang lain. Orang yang belum ikrar syahadat maka jika ia melakukan amal ibadah  maka tidak mendapatkan pahala disisi Allah.

Dan setelah ikrar syahadat amalan tertinggi berikut ya salat. Dalam hadis Nabi dikatakan salat adalah amal penentu, jika amal salatnya diterima maka amal yang lain diterima, dan jika amal salat ditolak maka tertolak pula amal yang lain. Jadi sebanyak apapun amal jihad kalau tidak salat dan amal salat tertolak ya wassalam.

Ingat pesan dalam Al-Quran. “Sungguh salat itu bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”. Kalau sudah salat og masih mengebom maka berhati-hatilah.

Walhasil, untuk kaum milenial, belajarlah agama dari para ahlinya. Islam adalah agama cinta, jika belajar Islam dan menemukan ustad yang menyebarkan kebencian maka tinggalkanlah, Wallahu a’lam bishowab.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru