29.9 C
Jakarta

Wapres Ma’ruf Amin Serius Atasi Radikalisme

Artikel Trending

AkhbarNasionalWapres Ma'ruf Amin Serius Atasi Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin di awal tahun 2020 akan fokus dan serius atasi radikalisme. Pihaknya sebagai wakil kepala negara yang mengerti agama mereasa bertanggungjawab atas kasus radikalisme yang sejauh ini diidentikkan dengan Islam. Pihanya berharap agar semua kementerian dan lembaga dapat saling terintegrasi untuk atasi radikalisme dari hulu ke hilir.

“Jangan sampai mereka sama-sama bekerja, tapi tidak bekerja sama. Karena ketika kita menghendaki penanganan radikalisme secara komprehensif dari hulu ke hilir. Karena selama ini banyak kementerian dan lembaga yang terindekasi terpapar paham radikal,” ujar Ma’ruf dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media massa nasional di Jakarta, Jumat (17/1/2020).

Langkah Ma’ruf Amin Atasi Radikalisme

Langkah awal untuk mencegah munculnya bibit radikalisme adalah dengan melakukan kontra-radikalisasi. Dalam hal ini menurut Ma’ruf dapat dilakukan dengan “melakukan imunisasi” kepada masyarakat agar tahan dari ajaran radikalisme.

“Ini dimulai dari hulu sampai hilir, karenanya melibatkan kementerian. Dan yang paling hulu itu Kementerian Pendidikan, mulai dari PAUD (pendidikan anak usia dini) sampai perguruan tinggi,” kata Ma’ruf.

Menurut Wapres, Kemdikbud harus membangun pusat penguatan karakter, karena tujuan pendidikan bukan hanya untuk meningkatkan kompetensi akademik tetapi juga menciptakan komitmen kebangsaan yang tinggi untuk membangun bangsa.

“Karena itu sejak awal tidak hanya punya kompetensi tapi juga dia punya karakter, sehingga nantinya tidak ada lagi pengaruh dari kelompok-kelompok radikal,” kata Ma’ruf.

BACA JUGA  Ahmad Nurwakhid Harapkan Mantan Napiter Deradikalisasi Kembali Terima Pancasila

Dalam upaya kontra-radikalisme di kalangan masyarakat, Kementerian Agama bertugas mendorong cara beragama yang moderat dan mencegah sikap-sikap intoleran baik terhadap agama maupun etnis lain oleh kelompok mana pun, kata Wapres.

“Selain itu ada kementerian lain termasuk Kementerian PAN RB yang melakukan seleksi CPNS, supaya PNS kita nanti tidak diisi oleh orang-orang yang terpapar (ajaran radikal). Kemudian juga pada pembinaan dan promosi jabatan, sehingga orang yang punya jabatan strategis harus terbebas dari pengaruh radikalisme,” kata Ma’ruf.

Wapres menambahkan dalam melakukan promosi jabatan pemerintahan, perlu dilibatkan lembaga lain seperti Badan Intelijen Negara (BIN), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

“Agar mereka yang duduk dalam suatu jabatan tidak terpapar radikalisme,” kata Ma’ruf.

Terhadap mereka yang sudah terlanjur terpapar radikalisme, Ma’ruf menekankan pentingnya pengetahuan untuk mementahkan argumen-argumen mereka yang terpapar.

“Karena itu kita sekarang sudah punya konsep yang terintegrasi antarsemua kementerian dan lembaga dalam penanganan radikalisasi. Nanti leading sector-nya BNPT. Jadi kita harapkan kerja bareng, kerja sama agar koordinasi bisa lebih efektif. Dulu BNPT dalam rapat kementerian tidak pernah datang, sekarang datang, atas perintah Wapres,” ujarnya.

Sumber: Berita Satu

Editor: Ahmad Fairozi

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru