27.2 C
Jakarta

Wajah Peradaban Islam di Andalusia

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahUlasan Timur TengahWajah Peradaban Islam di Andalusia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kejayaan Islam di Andalusia dapat dilihat dari berbagai sisi, di antaranya dari sisi ilmu pengetahuan, sastra, musik, dan fisik. Dari sisi ilmu pengetahuan, musik, dan sastra kemajuan peradaban dapat dilihat dari banyaknya ilmuwan atau tokoh-tokoh yang berkarya di wilayah ini. Di antara yang dapat disebutkan adalah Muhammad ibn as-Sayiqh (Ibn Bajah), Ibn Tufail, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Tufail, Ibn Maimun, Ibn Arabi, Ibn Rusyd, Ibn Saffat dan al-Kimmy, ar-Razi, Abbas ibn Farmas, Ibn Yahya an-Naqqosh, Zahrawi, al-Qali, Zaryab, Ibn Qutyah, Ibn alKhathib, Ibn Hayyan, Ibn Hazin, dan lain sebagainya.

Ilmuwan-ilmuwan hebat dapat dengan mudah ditemukan di Spanyol Islam. Mereka melakukan berbagai penelitian ilmiah sehingga dapat menghasilkan karya-karya atau buku-buku yang berguna bagi orang-orang setelahnya. Mereka juga berhasil menciptakan berbagai penemuan baru yang sangat bermanfaat bagi ilmuwan sesudah mereka.

Ilmuwan-ilmuwan itu menjadi perintis, pelopor, dan pionir bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa. Tidak hanya itu, mereka menancapkan pengaruh besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan Eropa. Ilmu matematika, fisika, kedokteran, astronomi, sejarah, botani, filsafat, dan hukum adalah ilmu-ilmu yang berkembang luas di Spanyol Islam.

Pengetahuan mengenai irigasi, keterampilan pertahanan dan membuat kapal, teknologi penenunan, pembuatan roda, dan lain sebagainya menjadi sempurna di tangan peradaban Spanyol Islam. Perempuan-perempuan juga didorong atau dianjurkan untuk serius belajar dan mencari ilmu. Hasilnya, pada masa kejayaannya di Spanyol Islam doktor-doktor perempuan merupakan hal yang biasa di Kordova. Artinya doktor-doktor perempuan dengan mudah dapat ditemukan di kota Kordova yang pada saat itu menjadi pusat pemerintahan Emirat Umayyah di Spanyol.

Sementara itu, di bidang fisik kemajuan peradaban Islam meninggalkan jejak yang dapat dilihat sampai saat ini. Penguasa Umayyah membangun taman-taman indah yang sisa-sisanya masih dapat dilihat sampai sekarang. Di antaranya yang terkenal adalah taman Generalife (dari bahasa Arab, jannah al-arif, Surga Sang Pengawas).

Taman ini termasyhur karena tempat berteduhnya luas, air terjun dan tiupan anginnya lembut. Arsitektur taman ini dibuat berjenjang-jenjang seperti ampiteater. Sungai-sungai kecil berbentuk jeram-jeram kecil menghiasi keindahan taman ini.Selain bangunan-bangunan tersebut, penguasa Spanyol-Islam seperti Abdurrahman III juga membangun istana yang megah. Kemegahan dan kemewahan istana khalifah pada masa itu tidak ada tandingannya di seluruh Eropa sehingga menjadikannya satu-satu istana yang termegah dan termewah di seluruh daratan Eropa.

Di istana ini terdapat ruangan-rungan khusus untuk para duta negara asing seperti duta dari Byzantium, Jerman, Italia, dan Prancis. Di dalam istana terdapat 400 kamar dan barisan rumah-rumah yang dapat menampung ribuan budak dan pengawal. Kemegahan dan kemewahan istana ini dikarenakan ia dihiasi oleh marmer yang didatangkan langsung dari Numidia dan Kartago.

Selain itu, istana ini juga dihiasi dengan tiangtiang dan kolam-kolam dengan patung emas yang diperoleh dari Konstantinopel. Istana megah dan mewah ini dibangun selama bertahun-tahun dan memperkerjakan sekitar 10.000 pekerja dan 1.500 hewan pengangkut. Istana ini bernama Istana al-Zahra. Hingga saat ini sisa-sisa kemegahan dan kemewahan istana al-Zahra masih bisa dilihat.

Sementara itu kota Kordova yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan Emirat Umayyah selain dihiasi oleh masjid megah, jembatan besar, dan istana mewah, juga dipenuhi dengan 300 tempat pemandian umum, 73 perpustakaan, toko buku, dan 700 masjid. Dengan keadaan yang demikian itu, kota Kordova berhasil memperoleh popularitas dan pujian dunia internasional. Kota ini dihubungkan oleh bermil-mil jalan yang rata dan disinari lampu-lampu dari rumah-rumah di kedua sisinya. Padahal, di kota London tujuh abad setelah periode ini hanya memiliki satu lampu umum, dan di Paris beberapa abad setelah periode kejayaan Spanyol-Islam jalan-jalannya masih dipenuhi dengan kubangan lumpur.

Sementara itu, pada saat Oxford University masih menganggap mandi berendam sebagai kebiasaan para penyembah berhala, kalangan ilmuwan Kordova sejak lama terbiasa berendam di pemandian-pemandian mewah.Masjid Kordova juga menjadi salah satu bukti fenomenal keberhasilan pembangunan fisik peradaban Islam di Spanyol.

Masjid ini dibangun oleh Abdurrahman ad-Dakhil, keturunan Dinasti Umayyah yang berhasil meloloskan diri dari pembantaian Dinasti Abbasiyah. Arsitektur masjid ini menandingi kemegahan masjid di Yerussalem dan Mekkah. Masjid ini dibangun dengan tiang-tiang yang banyak dan pelataran yang luas. Pada tahun 1236, Masjid Kordova dirubah Ferdinand III menjadi katedral pada saat dia berhasil merebut kota ini. Masjid Kordova tetap menjadi katedral sampai sekarang. Bangunan ini diakui oleh UNESCO sebagai salah satu situs warisan peradaban dunia.

Pada awal tahun 2000-an kaum muslim Spanyol berusaha melobi Gereja Katolik Roma agar diizinkan melakukan salat di dalamnya. Usaha itu dilakukan karena muslim Spanyol mengetahui sejarah tempat itu sehingga mereka menginginkan hak mereka yang diambil oleh pihak Katolik. Akan tetapi usaha ini ditolak keras oleh Katolik Spanyol dan Vatikan sehingga sampai sekarang ia tetap menjadi katedral umat Katolik. Selain bangunan Masjid Kordova, peradaban Spanyol-Islam juga berhasil membangun bangunan fenomenal lainnya.

Pengaruh Andalusia Terhadap Kemajuan Barat

Kemajuan peradaban Islam di Andalusia memberikan pengaruh yang besar bagi Eropa. Banyak orang Eropa yang datang ke Andalusia untuk menuntut ilmu di Universitas Cordova. Selain itu, orang-orang Eropa juga menerjemahkan karya-karya umat Islam ke dalam bahasa Latin sehingga orang Eropa yang tidak dapat berbahasa Arab dapat membaca karya-karya monumental umat Islam.

Usaha-usaha orang Eropa itu pada akhirnya membuahkan hasil. Eropa berhasil bangkit dari zaman kegelapan untuk selanjutnya mencapai zaman keemasan sampai sekarang. Bangsa Eropa yang sebelumnya berada dalam kondisi kebodohan dan tahayul kemudian menjadi bangsa yang maju. Mereka yang meyakini bahwa bumi itu datar seperti sebilah papan setelah melihat dan membaca karya al-Idrisi menjadi tahu dan berubah pikiran menjadi meyakini bahwa bumi itu bundar.

Zaman Kegelapan berhasil mereka tinggalkan dengan cara menggunakan pemikiran dan penemuan yang dihasilkan oleh ilmuwan ilmuwan dari Spanyol Islam. Pemikiran filsafat Ibn Rusyd dengan cemerlang berhasil merubah pola pikir bangsa Eropa menjadi rasional dan empiris.Sejarah mencatat bahwa proses awal penerjemahan karya-karya ilmuwan Spanyol Islam ke dalam bahasa Latin dilakukan pada tahun 950 M.

Pusat kegiatan penerjemahan ada di kota Sisilia. Akan tetapi setelah tahun 1085, pusat utama dalam kegiatan penerjemahan terletak di kota Toledo setelah kota ini berhasil dikuasai oleh penguasa Kristen Eropa. Kegiatan penerjemahan ini mengalami puncaknya pada abad ke-12 hingga abad ke-13 M. Kegiatan penerjemahan kebanyakan dilakukan atas inisiatif penerjemah sendiri meskipun ada beberapa yang dilakukan atas perintah penguasa dan dukungan lembaga tertentu.

Ini sedikit berbeda dengan Islam di Baghdad di mana pemerintah Abbasiyah memberikan dukungan penuh bagi penerjemah-penerjemah untuk menghasilkan karya-karya terjemahan yang bermanfaat. Perbedaan perlakuan terhadap para penerjemah ini dikarenakan pada masa gerakan penerjemahan marak dilakukan oleh penerjemah Eropa, bangsa Eropa tidak memiliki penguasa yang tunggal. Artinya kekuasaan di Eropa dipegang oleh berbagai penguasa maka tidak mengherankan kalau misalnya Raja Roderick II yang memerintah Sisilia mendukung kegiatan penerjemahan sementara penguasa lainnya tidak.

Selain itu, sebagian besar bangsa Eropa juga masih dalam suasana kebodohan. Inilah yang menyebabkan kegiatan penerjemahan di Eropa kebanyakan dilakukan atas inisiatif pribadi para penerjemah.Banyak sekali penerjemah-penerjemah Eropa yang dicatat oleh sejarah, di antara yang terkenal dan paling berjasa adalah Adelard dari Bath (1080-1152), seorang sarjana Inggris yang banyak menerjemahkan karya matematika dan astronomi ilmuwan Islam.

Kemudian Gerard dari Cremona (1114-1187), seorang penerjemah yang memiliki kemampuan berbahasa Arab yang baik sehingga dia memiliki kemampuan menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Untuk melakukan penerjemahan dia sengaja pergi ke kota Toledo yang menjadi kota penting penerjemahan. Gerard dianggap sebagai penerjemah terbesar dan terhebat di antara semua penerjemah Eropa. Dia menerjemahkan 21 buku kedokteran dan sekitar 30 buku dari berbagai bidang kajian seperti matematika, astronomi, dan lainnya.

Pengaruh besar Gerard bagi Eropa tidak dapat dibantah lagi. Dia menyebabkan terjadinya perubahan kurikulum di universitas-universitas Eropa setelah terjemahannya dibaca oleh pelajar dan sarjana-sarjana Eropa.Sosok penerjemah terkenal lainnya adalah raja Alfonso X (1221-1284). Dia adalah raja Castile dari tahun 1252-1254. Alfonso seringkali memerintahkan sarjana Eropa untuk menerjemahkan bukubuku karya ilmuwan Islam Spanyol.

Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah buku-buku dalam bidang hukum, astronomi, dan sejarah. Dalam hal ini Alfonso mungkin lebih layak disebut sebagai pendukung kegiatan penerjemahan, seperti al-Ma‘mun dan Harun arRasyid pada masa dinasti Abbasiyah. Penerjemah lainnya yang cukup banyak menerjemahkan buku-buku ilmuwan Islam adalah Michael Scot (1217-1235). Dia adalah seorang konsultan ilmuwan raja Sisilia Frederick II (1194-1250).

Raja-raja Sisilia memang terkenal mendukung pengembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, mereka seringkali mendukung penerjemah yang akan melakukan penerjemahan. Bahkan, untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di Eropa, raja Sisilia mengajak ilmuwan-ilmuwan dari Spanyol Islam untuk melakukan penelitian di wilayah kekuasaannya. Salah satu ilmuwan Spanyol Islam terkemuka yang bekerja di Sisilia adalah Syarif al-Idrisi.Penerjemah-penerjemah di atas membuktikan bahwa telah terjadi proses penerjemahan karya-karya ilmuwan Islam Spanyol ke dalam bahasa Latin, Ibrani (Hebrew), dan bahasa-bahasa Eropa lainnya.

Karya-karya terjemahan itu selanjutnya dipelajari secara luas di sekolah-sekolah dan universitas di Eropa sehingga mereka kemudian berhasil mengembangkannya. Dari teori-teori dasar yang dikembangkan oleh ilmuwan Spanyol Islam selanjutnya ilmuwan Eropa berhasil menciptakan teori-teori yang lebih lengkap dan kompleks.

Dari penemuan-penemuan dasar (pada Abad Pertengahan penemuanpenemuan itu sudah sangat maju untuk ukuran masa itu) ilmuwan Spanyol Islam selanjutnya ilmuwan Eropa dapat menciptaan penemuan-penemuan yang lebih maju dan canggih. Ilmuwan-ilmuwan Spanyol Islam telah berhasil membuat bangsa Eropa yang sebelumnya tidak mengenal ilmu pengetahuan, bahkan cenderung tidak menyukainya, menjadi kenal dan menyukainya.

Salman Akif Faylasuf, Mahasiswa Fakultas Hukum Islam, Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo

 

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru