25.9 C
Jakarta

Virus Khilafah, Lebih Ganas daripada Virus Corona

Artikel Trending

Milenial IslamVirus Khilafah, Lebih Ganas daripada Virus Corona
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Belakangan ini, virus corona yang melanda negara China banyak memakan korban. Sehingga, virus itu dianggap salah satu motif dari ancaman kematian masyarakat. Namun, ada virus yang lebih berbahaya di negara negeri ini. Yaitu, virus khilafah sebagai sebuah virus yang memjerumuskan paham keislaman kita menjadi radikal dan ekstrem (keras).

Virus corona memang korbannya hanya masyarakat yang ada di China, tetapi kalau virus khilafah yang selama ini marajalela sudah mensistematisasi dalam setiap organisasi Islam di berbagai dunia, terutama di Indonesia, Di antaranya, yang melakukan produksi virus khilafah mulai dari HTI, FPI, Jamaah Islamiyah, Jamaah Ansarut Daulah, Al-Qaeda, ISIS dan organisasi lainnya.

Khilafah Islam adalah suatu sistem pemerintahan Islam yang pernah dipraktikkan Nabi Muhammad  SAW dengan menjunjung tinggi kedamaian, sedangkan virus khilafah merupakan paham Islam radikal-ekstrem yang merongrong pemerintahan yang sah, dan mengganggu keamanan negara Pancasila. Tanda-tandanya, munculnya tindak ujaran kebencian (hate speech), propaganda, dan narasi provokatif yang dominan intoleran.

Di Indonesia, khilafah justru dianggap sebuah virus, tetapi, bukan sistem dalam tatanan pemerintahan. Karena itu, berbahaya dan mengancam kepastian Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Bahkan, proses terimpornya virus khilafah yang datang dari Timur Tengah tersebut seolah-olah tidak ada itikad baik untuk menebar virus Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Islam rahmatan lil ‘alamin, itu hadir mendorong moderasi beragama yang bisa meningkatkan perkembangan keislaman, dan keindonesiaan. Perspektif demikian sebagai sebuah proyeksi dan strategi baru (Islam moderat) di era pemerintahan Jokowi-Ma’ruf dalam upaya menangkal virus ideologis (khilafah) yang melekat dengan radikalisme dan ekstremisme atau istilah populer di masa Pandemi kita kenal virus khilafah.

Membongkar Virus Khilafah

Virus khilafah yang digaungkan oleh kelompok Islam radikal-ekstrem. Tentunya, hal ini bisa jadi lahan basah bagi mereka yang tidak bisa bertanggung jawab atas terbelahnya bangsa Indonesia. Andai saja, kalau kita terjemahkan secara politis, kelompok yang pro khilafah jelas-jelas hanya mengusung proyek atau isu dagangan yang tak pernah laris di kalangan umat.

Kelompok yang hendak mendirikan negara Islam jelas adalah bentuk industrialisasi virus khilafah. Dan virus itu kian merambah ke masjid-masjid, dan kampus-kampus negeri. Temuan ini sungguh menghawatirkan kita semua sebagai muslim yang tidak berkeinginan adanya negara khilafah/negara Islam. Sebab, khilafah hanya dimanfaatkan untuk kepentingan politis dengan cara menggunakan simbol-simbol agama.

Kamaruddin Khan misalnya, sebagaimana dikutip Ainur Rafiq dalam bukunya Membongkar Proyek Khilafah, dan dikutip lagi oleh Mujiburrahman, dkk (Khilafah Islamiyah: Catatan Kritis dari Aspek Teologis hingga Pendapat Para Ulama; 2) dengan sangat meyakinkan berkata, konsep negara sama sekali tidak ada dalam al-Qur’an. Meskipun term khalifah kerap dijumpai di dalamnya, namun tak sekalipun digunakan dalam pengertian politik.

Kepentingan politik kelompok Islam radikal memperlihatkan bahwa khilafah Islamiyah merupakan alat untuk berdemokrasi di Indonesia. Padahal, mereka-mereka itu menggangu eksistensi Pancasila dan demokrasi. Dalam konteks inilah, muncul perbedaan, bahwa jika virus khilafah lebih ganas dan masif dibanding virus corona yang baru-baru muncul.

Menurut hemat penulis, ada dua virus yang merajalela di negeri inii. Pertama, virus corona adalah virus biologis yang berdampak kepada terbunuhnya kesehatan seluruh masyarakat. Kedua, virus khilafah adalah virus ideologis yang fungsinya sengaja diciptakan oleh kelompok radikal ekstrem guna mematikan akal sehat dan cara pandang keberagamaan yang moderat, agar menjadi lebih ekstrem dan radikal. Sama-sama virus yang amat berbahaya bagi keselamatan seluruh masyarakat di penjuru Indonesia.

BACA JUGA  Mengakhiri Propaganda Ajaran Radikal di Medsos

Situasi Pandemi ini, menjadi tantangan umat Islam pada umumnya, sehingga kita tidak hanya mewaspadai virus corona. Melainkan juga menjauh dari virus khilafah yang menganggu ideologi dan merusak tatanan pemerintahan yang didasarkan kepada demokrasi dan Pancasila. Islam sendiri memiliki keterkaitan dengan sistem dan dasar tersebut. Tujuannya adalah untuk mewujudkan kehidupan bernegara yang rahmatan lil ‘alamin.

Agama Menebar Damai

Islam sebagai agama yang membawa pesan-pesan damai memang sudah dipraktikkan di era Nabi Muhammad SAW, bahkan sejak masuknya Islam ke Indonesia tidak lain adalah untuk mengkonseptualisasikan agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin yang bisa dinarasikan dalam bingkai kedamaian. Namun, sebaliknya bukan untuk narasi kekerasan. Yang  hal ini sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an surat al-Anbiya’ [21] ayat 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 107).

Sejarah mencatat dalam ayat ini bahwa negara yang didasarkan kepada Islam rahmatan lil ‘alamin memiliki kecintaan, kesetiaan, kemakmuran dan kedamaian bagi suatu negeri yang adil, serta bisa membuat masyarakat hidup rukun, tentram, damai, dan mampu menjaga keselamatan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI dari arus deras virus khilafah.

Keselamatan secara redaksional tidak hanya menjaga jiwa (al-hifd nafs), tetapi, pula menjaga agama, dan akal (al-hifd din wa hifd aqli). Dalam konteks maqasid syariah ini, maka virus corona harus dicegah melalui menjaga kesehatan. Di sisi lain, virus khilafah mampu ditangkal apabila umat Islam sering baca literatur-literatur keislaman yang moderat (wasathiyah).

Peran Civil Society dan Negara

Tampaknya, di tengah upaya penghancuran kepada sistem dan ideologi negara akibat efek virus yang sifatnya ideologis (virus khilafah). Maka dari itu, meskiipun masyarakat ingin menarik sejarah peradaban Islam modern ke masa-masa di mana Islam pada masa Nabi Muhammad SAW selalu diperjuangkan hingga terjadi api peperangan di antara umat manusia. Situasi demikian perlu dihindari oleh warga negara dari golongan mana pun.

Dan sudah menjadi peran masyarakat (civil society) dan negara untuk memulihkan kesehatan Pancasila yang sudah lama terganggu virus-virus ideologis (khilafah). Selama ini, yang menjadi korban virus tersebut adalah masyarakat yang kian bertambah berpikir keras (radikal-ekstrem). Sehingga, tidak memiliki komitmen terhadap keislaman dan keindonesiaan.

Selain itu, masyarakat dan negara harus lebih cerdas dalam menanggulangi virus-virus yang lebih radikal tersebut. Salah satunya dengan memiliki wawasan keislaman dan keindonesiaan yang luas, setidaknya tindakan preventif ini menutup ruang geraknya agar tidak merajalela. Paling tidak, ada peran sinergis antara negara dengan masyarakat untuk deklarasi dan membubarkan ormas Islam yang menebar virus khilafah.

Hasin Abdullah
Hasin Abdullahhttp://www.gagasahukum.hasinabdullah.com
Peneliti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru