29.7 C
Jakarta

Unjuk Rasa dengan Kekerasan Kembali Terjadi di Lebanon

Artikel Trending

AkhbarInternasionalUnjuk Rasa dengan Kekerasan Kembali Terjadi di Lebanon
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Tripoli-Protes kembali terjadi di beberapa kota Lebanon, Selasa (28/4). Demonstrasi di Lebanon disertai dengan pembakaran bank-bank dan kekerasan menanggapi meningkatnya kesulitan ekonomi.

Jatuhnya mata uang, melonjaknya inflasi dan meningkatnya pengangguran mengguncang Lebanon, sebuah negara dalam krisis keuangan yang mendalam sejak Oktober.

Terlebih lagi penghentian aktivitas untuk melawan virus corona memperburuk keadaan perekonomian.

Dalam demonstrasi hari kedua ini, laporan tenaga medis menyatakan, terdapat satu orang meninggal pada Senin (27/4) malam. Korban diketahui berjenis kelamin laki-laki berusia sekitar 20-an tahun.

Sedangkan bank-bank dibakar di kota utara Tripoli pada Selasa. Kondisi rusuh ini membuat tentara menembakkan peluru karet dan gas air mata.

Sedangkan demonstran yang berkumpul di lapangan utama dan beberapa yang berada di jalan-jalan melemparkan batu ke pasukan keamanan.

Bank telah menjadi sasaran kemarahan demonstran karena pembekukan simpanan. Para pengunjuk rasa di kota Sidon selatan meneriakkan “revolusi” ketika melemparkan bom bensin ke sebuah gedung bank sentral dan membakar bagian luarnya sebelum menghancurkan bagian depan bank.

Wilayah Beirut menunjukan puluhan orang berpawai melintasi kota, beberapa mengenakan makser sembari meneriakkan sistem keuangan dan berteriak agar lebih banyak orang Lebanon bergabung. Kemudian, orang banyak melemparkan batu ke arah pasukan keamanan yang diposisikan di depan bank sentral.

“Ini bukan kerusuhan, ini mengekspresikan (kemarahan) bahwa dolar telah mencapai 4.000 pound Lebanon. … Bagaimana orang akan makan? Dan ini adalah bulan suci Ramadhan,” kata seorang aktivis Tripoli, Abou Hussein.

BACA JUGA  Polisi Italia Tangkap Tiga Warga Palestina, Ada Dugaan Terorisme

Pihak militer mengatakan, sebuah bom api dilemparkan ke salah satu kendaraannya dan sebuah granat tangan dilemparkan ke kelompok patroli.

Tindakan itu diklaim ulah penyusup dan meminta pengunjuk rasa damai untuk meninggalkan jalan-jalan. Sebanyak 40 tentara terluka di Tripoli dan di tempat lain pada malam pertama kerusuhan.

Kerusuhan yang tumbuh mengancam  Lebanon ke dalam konflik yang lebih serius bahkan ketika Beirut berusaha untuk meloloskan rencana penyelamatan ekonomi.

Pemerintah memasuki negosiasi dengan kreditor asing setelah gagal memenuhi kewajiban utangnya yang besar bulan lalu.

Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab,  mendesak warga Lebanon untuk menahan diri dari kekerasan. Dia mengencam niat jahat yang bersembunyi di balik layar karena mengguncang stabilitas.

“Kami dihadapkan dengan realitas baru, kenyataan bahwa krisis sosial dan kehidupan telah memburuk pada kecepatan rekor, terutama dengan kenaikan nilai tukar dolar AS ke tingkat rekor di pasar gelap,” kata Diab dalam sebuah pernyataan.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, mengatakan dalam panggilan telepon dengan Diab, Paris siap untuk mengadakan pertemuan kelompok dukungan internasional untuk Lebanon. Langkah itu diambil segera setelah lockdown akibat virus corona dicabut.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru