32.7 C
Jakarta

Tugas Akademisi Bersihkan Kampus dari Paham Radikalisme

Artikel Trending

AkhbarNasionalTugas Akademisi Bersihkan Kampus dari Paham Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Mahasiswa sebagai agent of change mestinya paham tentang wabah panyakit terkini. Hari ini, ancaman besar keutuhan bangsa adalah penyakit radikaisme, intoleran, ekstrimise dan terorisme. Tugas akademisi, sebagai kaum intelektual harus steril dan bebas dari berkembangnya paham radikalisme. Sebab tiulah, kampus perlu diperkuat dengan ideologi kebangsaan.

Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa beraudensi dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin terkait pencegahan paham radikalisme. Koordinator Forum, Karomani mengatakan para rektor dengan sengaja berinisiatif membentuk forum tersebut. Hal ini karena selama ini muncul isu masuknya paham radikal di universitas-universitas. Maka menurutnya, tugas akademisi hari ini adalah bersihkan kampus dari radikalisme.

“Karena lulusan universitas itu akan masuk ke setiap institusi negara dan kita harus memastikan steril dan radikalisme tidak bisa masuk ke kampus,” ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Senin, 2 Maret 2020.

Karomani yang merupakan Rektor Universitas Lampung (Unila) menyampaikan baru sekitar 30 rektor dari universitas negeri yang bergabung. Hal ini dikarenakan forum ini baru diinisiasi satu bulan lalu. Adapun langkah strategis yang akan diambil, dengan dialog dan seminar terkait ideologi radikal. Gerakan ini melibatkan para mahasiswa di perguruan tinggi masing-masing.

“Saya kira bisa dilakukan dan mahasiswa sangat senang dengan hal-hal seperti itu. Jadi sifatnya dialog antarmereka. Supaya mereka tidak ikut arus yang seperti diindikasikan beberapa media,” katanya.

BACA JUGA  BNPT Diminta Waspadai Aksi Radikalisme dan Terorisme Jelang Lebaran

Pada November 2017, survei Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan sekitar 37% pelajar dan mahasiswa setuju mengenai konsep jihad berperang melawan nonmuslim. Kendati demikian, masih dalam survei yang sama, sekitar 85% pelajar dan mahasiswa juga meyakini demokrasi sebagai sistem terbaik bagi negeri ini.

Sementara Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap paham-paham radikalisme bisa terbebas dari dunia kampus. Bagi Wapres, bibit radikalisme yang tumbuh di dunia pendidikan justru lebih berbahaya.

“Pak Wapres menyampaikan kalau kita tidak benahi kampus terkait dengan ideologi kebangsaan, itu akan berbahaya. Untuk itu, diharapkan pemerintah bersinergi untuk mencegah penyebaran radikalisme di kampus,” ujar Rektor Unila.

Sekretaris Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa Fathur Rakhman yang juga Rektor Universitas Negeri Semarang menambahkan, para rektor berkomitmen untuk memerangi radikalisme di dalam kampus masing-masing. Dengan begitu, sumber daya manusia (SDM) Indonesia nantinya lebih berkualitas.

“Nanti akan dilakukan MoU dengan para rektor dihadiri Pak Wapres untuk bersama-sama melakukan program pengembangan karakter dan penguatan bagi program bela negara dan antisipasi bagi radikalisme,” ujarnya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru