29.7 C
Jakarta

Transportasi Sufi yang Dikenal dengan Seni Sorgawi

Artikel Trending

Asas-asas IslamTasawufTransportasi Sufi yang Dikenal dengan Seni Sorgawi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Seorang dapat dikatakan sufi (salik), apabila dia benar-benar telah melewati atau sedang dalam perjalanan menuju Tuhan. Ibarat kita sedang dalam perjalanan yang tidak mengerti arah untuk mencapai tujuan, seharusnya kita memiliki wasilah baik berupa google maps, masyarakat setempat, atau mungkin orang yang pernah sampai pada apa yang sedang kita tuju. Semuanya adalah alat bantu agar supaya kita tidak tersesat dalam perjalanan.

Oleh karena itu, yang mentradisi dalam kaum sufi adalah kebanyak dari mereka yang berguru kepada yang benar-benar mampu menunjukkan arah tujuan bersadarkan pengalamannya yang dikenal dengan sebutan mursyid. Berdasarkan perkembangan, hubungan antara guru dan murid ini menjadi institusi berupa tarekat yang ada hingga sekarang. Semuanya memiliki ciri khas, karakteristik, bahkan kecendrungan dalam mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dari semua kecenderungan ini, masing-masing memiliki kecepatan penyatuan dengan Tuhan. Ibarat orang sedang dalam perjalanan, semua butuh kendaraan yang masing-masing memiliki kecepatan tersendiri. Ada motor yang melebihi kecepatan kuda, ada kerta yang lebih cepat dari mobil, dan ada juga pesawat yang merupakan kendaraan paling cepat. Semuanya adalah transportasi yang berfungsi sebagai alat penyelaras agar manusia dan tujuannya bertemu.

Puncak segala tujuan itu adalah ketenangan berjumpa Tuhan. Ketenangan diperoleh melalui jalan menyenangkan dalam ruang keindahan. Begitulah manusia, mencintai segala keindahan mulai dari hal yang tampak sampai kasat mata. Namun sebenarnya manusia memang pencinta keindahan, sebab mereka tercipta dari sumber keindahan yang ada di atas segala keindahan.

Ada banyak keindahan terhampar di dunia ini, dan semuanya merupakan bentuk manifestasi ilahi. Diantaranya yang meliputi adalah seni. Seni memiliki berbagai fariasi dan karakteristik, semisal seni rupa atau seni visual, seni tari atau seni gerak, seni puisi atau seni tulis, dan seni musik yang terkenal dengan seni bunyi. Lebih dari estetika yang tampak, seni juga memiliki kelebihan bagi siapa yang dapat menyingkap nilai-nilai terdalamnya.

BACA JUGA  Suka Melihat Senja Di Sore Hari, Ini Manfaat Melihat Langit Menurut Ulama

Ketika Islam di Timur tengah masih dalam kejayaan, banyak ulama tasawuf menggunakan seni (estetika) sebagai ekspresi intuisi spiritual (tasawuf). Dengan merangkai kata, melukis purnama, menari-nari dan bernyanyi dengan musik. Namun diantara beberapa kesenian ini yang memiliki nilai-nilai ketuhanan paling tinggi adalah musik sebagaimana yang dikatakan Hazrat Inayat Khan bahwa melalui musik semua pengekspresian seseorang akan terpenuhi (Hazrat Inayat Khan, 2002).

Selanjutnya dalam tradisi tasawuf, mengapa musik menjadi alat substansi yang kerap kali dibarengi dengan aktivitas dzikir dalam penghayatan agama? sebab musik bisa menjadi wasilahnya wasilah (bertasawuf) manusia dalam meraih ketenagan berjumpa Tuhan. Musik merupakan suatu realitas bunyi yang terdiri dari partikal bunyi dan gelombang yang mampu menggerakkan dan sekaligus bisa mempengaruhi apa saja. Itu tak lain karna musik adalah seni sorgawi, berbeda dengan seni lainnya yang terbatas oleh aksara, warna, dan gerak. Hal ini banyak dicontohkan para sufi yang memilih musik sebagai alat meditasi.

Lebih dari sekedar kesenian biasa, bahkan ada yang beranggapan bahwa musik adalah istri terbesar di dunia. Sama seperti wanita, musik bisa menjadi media yang bisa memancing perasaan ektase seseorang dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Kemudian alat musik yang selama ini disebut dengan alat al-malahi oleh beberapa ulama fikih yang diandaikan sebagai alat yang bisa membuat lupa kepada Tuhan, justru dalam tasawuf digunakan untuk instrumen dalam berdzikir. Kaum sufi menganggapnya sebagai alat yang berpotesi membuat seseorang mampu melupakan selain Tuhan, ektase bersama Tuhan. Hal ini karena musik adalah sifatnya batiniah yang dekat hubungannya dengan rohani manusia. Dengan iringan musik, seorang salik mampu lebih cepat mengalami ektase kepada Tuhan, itu karena musik bebas ruang dan merupakan salah satu hal di dunia yang memiliki paradoks keindahan.

Ilyas Fahmi Ramadlani

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru