25.6 C
Jakarta
Array

Tiga Perintah Rosul Dalam Mendidik Anak

Artikel Trending

Tiga Perintah Rosul Dalam Mendidik Anak
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Idealnya orang tua pasti menghendaki anaknya menjadi manusia yang baik dan berhasil dalam hidupnya, bisa bermanfaat bagi sesamanya dan lebih-lebih menjadi anak yang berbakti. Setidak-tidaknya, sang anak bisa hidup layak dan tentram dalam kehidupannya.

Orang tua tidak akan mungkin membiarkan anaknya jatuh dalam hal-hal yang berbahaya se misal; jatuh, terluka atau pun semacamnya. Dalam hal ini, ada nasihat Imam Ghazali yang menarik untuk kita perhatikan:

وَ مَهْمَا كَانَ الْأَبُّ يَصُوْنُهُ عَنْ نَارِ الدُّنْيَا, فَبِأَنْ يَصُوْنَهُ عَنْ نَارِ الْأَخِرَةِ أَوْلَى

Sebagaimana mestinya seorang ayah yang menjaga anaknya dari api dunia, maka sungguh menjaga sang anak dari api neraka mestinya lebih penting lagi.”

Al-Ghazali juga menuturkan, ‘Jika seorang anak dibiasakan dan diajarkan kebaikan-kebaikan sejak kecil, maka hal itulah yang akan menghiasi sifat-sifat di masa depannya. Maka begitu pun sebaliknya.’

Maka di sinilah pentingnya membentuk karakter dan mendidik anak sejak dini. Karena sebagian besar yang mereka terima dan mereka lakukan di masa kecil akan sangat mudah terbawa saat mereka menginjak dewasa.  Dan kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka lakukan sejak kecil itu, akan membentuk karakter mereka yang demikian pula.

Di antara hal-hal yang perlu kita didikkan kepada anak-anak sejak dini, ialah sebagaimana disabdakan Nabi SAW:

أَدِّبُـوْا أَوْلاَدَكُمْ عَـلَى ثَلاَثِ حِصَـالٍ: حُبِّ نَبِـيِّكُمْ وَحُبِّ أهلِ بَيْـتِهِ, وَتِـلاَوَتِ اْلقُـرْآنِ. فَإِنَّ حَمَـالَةَ الْقُـرْآنِ فِى ظِـلِّ عَـرْشِ اللهِ يَـوْمَ لاَ ظِـلَّ إِلاَّ ظِلُّـهُ مَعَ أَنْبِـيَآئِـهِ وَأَصْفِـيَآئِـهِ

Artinya: “Didiklah anakmu tiga hal ini: mencintai nabimu, mencintai keluarganya, dan membaca Alquran. Sebab orang-orang yang ahli Alquran itu akan berada dalam naungan singgasana Allah, saat hari di mana tidak ada naungan selain naungannya semata, dikumpulkan beserta para nabi-Nya dan kekasih-kekasih-Nya.” (HR. at-Thabrani)

Mencintai sang Nabi. Cara sederhana untuk mendidik anak kita mencintai baginda Nabi ialah diantaranya dengan mengenalkannya dan menanamkan sejak dini tentang indahnya ahlak beliau, kisah-kisah keseharian beliau, meneteramkannya sifat-sifat beliau; tentunya sifat-sifat yang sudah dapat dan memungkinkan ditiru oleh usia anak-anak semisal: penolong, dermawan, kesederhanaan hidup atau pun semacamnya.

Sebagaimana seorang anak yang belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, maka di sinilah peran orang tua begitu penting dalam menunjukkan kepada anak mana hal-hal yang baik dan patut ditiru juga mana hal-hal buruk yang perlu di jauhi dan di hindari.

Dengan didikan mencintai Nabi beserta para keluarganya, seorang anak akan tumbuh dengan rasa cinta di dalam hatinya. Rasa cinta kepada sesama manusia, juga kepada mahluk-mahluk lainnya. Karena yang dicintainya -yaitu baginda Nabi- pun mencintai dan mengajarkan terhadap hal demikian.

Kemudian yang disabdakan Nabi juga ialah agar mendidik anak-anak kita menjadi pembaca Alquran. Maka bersyukurlah kita, karena di banyak tempat, di antara kebudayaan yang diwariskan oleh orang-orang dulu ialah memberangkatkan anak-anak saat menjelang maghrib untuk belajar mengaji di surau-surau, mushola-mushola, masjid-masjid atau pun semacamnya.

Hal itu penting kita pertahankan agar kebudayaan baik itu tidak hanya sampai dan berhenti di kita. Mungkin memang sudah banyak media-media online tempat belajar Alquran(terlepas dari persoalan validitasnya), tapi lebih dari itu, akan lebih banyak manfaat yang diperoleh jika sang anak langsung berangkat ke mushola, misalnya.

Selain karena akan mendapat pendidikan langsung dari seorang guru, sang anak juga akan berjumpa dengan teman-teman sebayanya yang juga belajar mengaji dan dididik sang guru, di situlah anak akan menemukan pergaulannya. Karena mau tidak mau, ia akan ikut dalam peradaban dan dari tempat-tempat pendidikan seperti itulah diharapkan membawa hasil positif bagi ia dan peradabannya.

[zombify_post]

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru