25.3 C
Jakarta

Tidak Melaksanakan Mabit di Mina dan Muzdalifah Saat Haji, Sahkah Hajinya?

Artikel Trending

Asas-asas IslamFikih IslamTidak Melaksanakan Mabit di Mina dan Muzdalifah Saat Haji, Sahkah Hajinya?
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Salah satu wajib haji yang harus dilakukan oleh jemaah haji adalah mabit atau bermalam di Mina dan Muzdalifah. Sebagaimana dalam keterangan fikih, orang yang tidak melaksanakan mabit ini hajinya tetap sah namun harus membayar dam atau denda.

Imam Nawawi dalam kitabnya, Al-Idhah fi Manasikil Hajji wal Umrah menjelaskan dengan cukup detail mengenai berapa dam yang harus dibayar ketika meninggalkan mabit di Mina dan Muzdalifah

وَإنْ تَرَكَ المبيتَ لَيْلَةَ المُزْدَلِفَةِ وَحْدَها جَبَرهَا بِدَمٍ وَإنْ تَرَكَهَا مَعَ اللَّيَالِي بِمنى لَزِمَهُ دَمَانِ عَلَى الأصَحّ وَعَلَى قَوْلٍ دَمٌ وَاحِد هَذَا فِيْمَنْ لاَ عُذرَ لَهُ. وَأمَّا مَنْ تَرَكَ مَبِيتَ مُزدَلِفَة أوْ مِنى لِعُذْرِ فَلاَ شَيْء عَلَيْهِ   

Artinya: “Jika jamaah meninggalkan mabit pada malam Muzdalifah sekali saja, maka ia harus menggantinya dengan dam. Tetapi jika ia meninggalkannya berikut mabit beberapa malam di Mina. Maka ia wajib membayar dua dam menurut qaul yang lebih sahih. Sebagian qaul mengatakan, cukup satu dam. Dam ini berlaku bagi jamaah tanpa uzur. Adapun mereka yang tidak bermabit di Muzdalifah atau Mina karena uzur, maka tidak terkena sesuatu,” (Imam An-Nawawi, Al-Idhah fi Manasikil Hajji wal Umrah, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], halaman 181).  

Menurut pendapat yang sahih, orang yang meninggalkan mabit di Muzdalifah terkena dam sendiri dan mabit di Mina terkena dam sendiri. Sehingga orang yang meninggalkan 2 mabit ini maka harus membayar 2 dam. 

BACA JUGA  Anjuran Mempercepat Proses Penguburan Jenazah dalam Islam

Perlu diketahui orang yang meninggal mabit di Mina dan Muzdalifah ini hajinya tetap sah jika telah membayar dam. Adapun bagi orang yang meninggalkan mabit ini karena uzur seperti sakit maka hajinya tetap sah dan tidak ada dam yang dikenakan.

Imam Nawawi juga memetakan mana-mana orang yang dikategorikan uzur berdasarkan keterangan agama yang tidak dikenakan dam.

Pertama, Petugas/pelayan pemberi minum jamaah haji (penerus sahabat Abbas ra). Mereka baik keturunan sahabat Abbas ra atau bukan boleh meninggalkan mabit dan bergeser ke Makkah karena kesibukan mereka memberikan air minum. Seandainya ada tugas memberikan air minum bagi jamaah haji, maka petugas haji yang bertanggung jawab untuk itu boleh meninggalkan mabit.   

Kedua, Orang yang memiliki uzur karena faktor eksternal. Mereka adalah orang memiliki harta dan khawatir kehilangan harta kalau melakukan mabit. Termasuk orang yang mengkhawatirkan diri atau hartanya kalau bermabit. Mereka juga terbilang orang sakit yang perlu perawatan, majikan yang sibuk mencari budaknya. Dan orang sakit yang sulit bermabit, atau uzur lainnya.

Ketiga, Jamaah sibuk wukuf. Jamaah yang sampai di Arafah pada malam Idul Adha lalu sibuk wukuf sampai tak sempat mabit di Muzdalifah tidak terkena dam apapun karena mabit diperintahkan kepada orang yang senggang. (Imam An-Nawawi, tanpa catatan tahun: 181).

Demikianlah keterangan mengenai hukum tidak mabit di Mina dan Muzdalifah, Wallahu A’lam Bishowab.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru