29.3 C
Jakarta

Teroris Kalsel Terpapar Radikalisme Melalui Internet

Artikel Trending

AkhbarDaerahTeroris Kalsel Terpapar Radikalisme Melalui Internet
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Kalsel-Pasca-aksi teror di Mapolsek Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan (HSS), Senin (1/6) tadi, Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kalsel langsung ikut mengidentifikasi terkait dugaan keterlibatan pelaku dengan kelompok radikal ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah).

Hal itu berdasarkan temuan sejumlah barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian, berupa dokumen-dokumen terkait kelompok teroris ISIS. Termasuk bendera hitam identitas organisasi radikal gerilyawan Islam Irak dan Suriah tersebut.

Kepala Kesbangpol Kalsel Heriyansyah mengatakan, setelah adanya dugaan pelaku yang diketahui bernama Abdurrahman tersebut memiliki tanda-tanda terlibat kelompok ISIS, pihaknya bersama Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) langsung meninjau ke lapangan. “Tapi sementara ini kami belum tahu motifnya. Apakah memang dari kelompok teroris atau hanya berlaku pribadi,” katanya.

Sebab, dia menyampaikan, dari hasil pemetaan mereka, selama ini di Kalsel tidak ditemukan adanya jebolan ataupun simpatisan kelompok ISIS. “Bisa jadi dia berlaku pribadi (bukan kelompok). Sehingga, saat menyerang juga sendirian,” ucapnya.

Pria yang akrab disapa Heri ini menjelaskan, kalau memang pelaku berlaku pribadi maka kemungkinan terpapar radikalisme dari internet. “Kalau sifatnya individu ini susah untuk diidentifikasi. Karena, pribadi dan tidak bisa dikembangkan. Serta, tidak bisa mengajak orang lain,” jelasnya.

Kelompok ISIS di Kalsel

Dia mengungkapkan, sebelumnya Kalsel juga pernah disinggahi kelompok ISIS. Hanya saja mereka memang dari luar dan hanya transit di Banjarmasin. Setelah itu pergi. “Nah, jadi sekarang ini tidak ada kelompok ataupun simpatisan ISIS di Kalsel,” ungkapnya.

Sementara itu, Psikolog Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Sukma Noor Akbar menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat seseorang berpikir secara radikalisme. Bahkan menjadi terorisme. “Faktor yang paling besar terkait dengan pola asuh di dalam keluarga. Inilah yang menjadi pentingnya pola asuh pada masa anak-anak dan remaja,” jelasnya.

Dia menuturkan, pendidikan keluarga merupakan tempat pertama individu dalam belajar mengenai norma-norma di dalam masyarakat. Sehingga, apabila keluarga pecah dan tidak harmonis maka individu akan mencari kelompok sosial lain sebagai tempat mencari identitasi diri.

“Ketika ada kelompok sosial berupa ajaran radikalisme yang bisa memberikan individu penghargaan, kasih sayang, afeksi atau bahkan role model. Maka akan membuat individu tersebut memiliki keyakinan dan penguatan terhadap perilaku radikalisme,” tuturnya.

Faktor Psikologis Teroris

Di samping itu, Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah Kalsel ini mengatakan, kuatnya ketidakpuasan dan ketidakadilan yang dirasakan. Seperti faktor ekonomi, kemiskinan dan pengaruh berita dari media massa mengenai ketimpangan sosial juga dapat membuat individu mudah dipengaruhi kemarahan dan melampiaskannya ke penguasa. “Dalam hal ini pihak kepolisian yang dianggap menghambat keinginan mereka,” katanya.

BACA JUGA  LSM GMBI Siap Jadi Garda Terdepan Cegah Paham Radikal

Selain itu, dia mengungkapkan, faktor perkembangan psikologis usia muda atau remaja juga dapat mudah terpengaruh dan terdokrin suatu ajaran radikalime. Sehingga individu terinternalisasi nilai-nilai keagamaan secara ekslusif, moral, perjuangan dan kehormatan yang keliru membuatnya tidak mampu berfikir panjang. Serta menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.

Namun menurutnya, untuk melihat motif pelaku penyerangan di Daha Selatan tentunya harus menunggu investigasi dari penegak hukum. “Terkait bukti-bukti dokumen bahwa pelaku memang mengikut organisasi ISIS, jika benar tentunya kita perlu waspada bahwa organisasi teroris ini juga ada di sekitar kita,” pungkasnya.

Mengenal Sosok Teroris Kalsel

Sehari-harinya, Abdurrahman tidak menunjukkan perilaku ke arah radikalisme. Kepala Desa (Kades) Baruh Jaya, Maslan mengatakan dikenal pemuda yang rajin. “Tidak ada menunjukkan ke arah radikal,” ujarnya, Selasa (2/6) kemarin saat dikonfirmasi.

Abdurrahman merupakan anak terakhir dari empat bersaudara ini dikenal warga bekerja membantu keluarganya.“Dia memiliki sifat pendiam dan tertutup,” sebut Maslan.

Bukan hanya Maslan yang kaget ketika mendengar kabar Abdurrahman nekat menyerang markas kepolisian sektor Daha Selatan, warga Baruh Jaya juga tak menyangka.

“Masyarakat dan ulun sendiri tidak menyangka dan terkejut. Ketika yang bersangkutan melakukan tindak seperti itu. Karena sepengetahuan kami tidak pernah menunjukkan sikap kearah radikal,” tuturnya. Saat ini ucapnya jasad Abdurrahman belum dikebumikan dan masih berada di rumah sakit.

Sementara itu, kedukaan masih terasa di rumah almarhum Brigadir Leo Nardo Latupapua. Rukinah (31) istri almarhum, masih merasa kehilangan atas kepergian suaminya.

Usia perkawinan mereka sekitar sembilan tahun telah memberi mereka dua orang anak. Satu anak pria berumur delapan tahun dan perempuan berusia empat tahun.

Sambil terisak tangis, Rukinah menceritakan bahwa, almarhum suaminya merupakan orang baik, luar biasa dan perhatian. Serta mudah bergaul dan suka menolong warga. “Kalau masih bisa dibantu, selalu membantu,” kenangnya kepada wartawan.

Tampang Baik Sosok Teroris Kalsesl

Sebelum kejadian merenggut suaminya, Rukinah mengaku tidak ada firasat‎ dan pesan yang aneh dari almarhum. “Seperti hari-hari biasa-tidak ada firasat dan pesan aneh-aneh,” ujarnya.

Apa yang sudah terjadi terhadap suaminya, pihak keluarga menyerahkan penanganan kasusnya ke kepolisian. “Kami berharap diusut secara tuntas,” katanya.

Pihak keluarga juga mengucapkan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Idham Azis memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada Leo Nardo Latupapua.

Sementara itu, pasca penyerangan markas kepolisian sektor Daha Selatan, penjagaan dan pengamanan diperketat. Sedangkan pelayanan bagi warga melalui Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) tetap dibuka. Kasus penyerangan Mapolsek Daha Selatan yang mengakibatkan tewasnya Leo Nardo Latupapua, kini sudah diambil alih Polda Kalsel.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru