Harakatuna.com. Jakarta – Dalam pembukaan Rakernas II dan Halaqah Khatib Indonesia di Istana Wapres Jakarta, Wakil Presiden Ma’ruf Amin harapkan lembaga dan kementerian turut serius tekan radikalisme. Pihaknya meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk bekerjasan dengan khatib-khatib. Sebab, menurut wapres, para khatib memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan dan ajaran Islam yang damai ke masyarakat.
“Di sini ada Kepala BNPT, Komjen Suhardi Alius, saya minta kepada beliau untuk menjadi leading sector untuk menangani radikalisme. Dan saya minta Kepala BNPT untuk bekerja sama, menggunakan khatib-khatib. Ini untuk menyampaikan pesan-pesannya kepada masyarakat,” kata Ma’ruf Amin.
Sebagai koordinator program penanggulangan radikal terorisme nasional, Ma’ruf menjelaskan pihaknya mengutamakan dua pendekatan untuk tekan radikalisme, yakni kontra-radikalisasi dan deradikalisasi.
Pendekatan kontra-radikalisasi, lanjut Ma’ruf Amin, dilakukan untuk menekan penyebarluasan paham radikal yang telah terjadi di sebagian kecil kelompok masyarakat. Kontra-radikalisasi menjadi upaya preventif yang dilakukan pemerintah untuk menghindari lebih banyak lagi aksi radikal terorisme.
“Kontra-radikalisasi itu bagaimana kita menangkal terhadap radikalisasi, melakukan imunisasi masyarakat supaya tidak terprovokasi, tidak terpengaruh oleh cara berpikir dan cara bersikap radikal yang berpotensi melahirkan terorisme,” jelasnya.
Sementara itu, pendekatan deradikalisasi bertujuan menghilangkan pemahaman radikal bagi pelaku teror dan penganut paham radikal. Wapres meminta Ikatan Khatib Dewan Masjid Indonesia (DMI) juga turut mendorong program Pemerintah dalam menanggulangi radikal terorisme, dengan ikut memberikan pemahaman kepada para khatib akan bahaya paham radikal.
“Oleh karena itu, saya minta itu dipahami betul oleh para khatib, karena khatib merupakan juru dakwah utama dan terdepan, mempunyai peran penting dalam ibadah dan peran sosial yang luas,” ujarnya.