33 C
Jakarta

Tantangan Pendidikan Agama Islam bagi Gen Z

Artikel Trending

KhazanahTelaahTantangan Pendidikan Agama Islam bagi Gen Z
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Belum lama ini, netizen ramai dengan usulan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tentang tambahan dana sebesar 100 miliar pada tahun 2025. Sebanyak 45 juta di antaranya untuk penyelenggaraan diklat pembinaan ideologi Pencasila hingga sosialisasi Pancasila untuk content creator hingga influencer.

Dalam memahami usulan ini, setidaknya ada 2 respon yang bisa dilihat oleh masyarakat, yakni: pertama, penolakan usulan dana tersebut karena dengan dana yang cukup besar tersebut, bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih urgen, menyangkut kesejahteraan masyarakat. Lagi pula, sejauh ini keberadaan BPIP dicap sebagai lembaga yang tidak berkontribusi besar terhadap masyarakat: Pancasila tetap berdiri utuh sebagai ideologi negara.

Kedua, kelompok yang setuju dengan usulan dana tersebut dengan alasan bahwa, pembinaan Pancasila terhadap generasi/bangsa Indonesia, bagaimana pun adalah hal yang sangat urgen. Ini juga tidak lepas dari posisi Pancasila sebagai dasar ideologi negara yang mana menjadi landasan dalam berpikir dan bertindak pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

Selain itu, dengan melihat bahwa Gen Z adalah kelompok yang menjadikan media sosial sebagai ideologi, maka pentingnya sosialisasi Pancasila untuk content creator/influencer, diharapkan akan memberikan edukasi bagi Gen Z untuk lebih memahami makna Pancasila dalam segi kehidupan. Artinya, konsumsi media sosial yang selama ini menjadi konsumsi pokok Gen Z, akan diimbangi dengan produksi konten yang bisa mengenalkan sekaligus memupuk pemahaman Gen Z terhadap Pancasila.

Media Sosial sebagai Ideologi

Hal yang paling bisa disorot dari fenomena di atas adalah kenyataan bahwa media sosial menjadi ideologi bagi Gen Z. Ini juga berarti bahwa, eksistensi media sosial bagi Gen Z sama halnya dengan kebutuhan primer. Aktivitas berselancar di media sosial sangat besar. Belum lagi ditambah dengan pekerjaan Gen Z banyak dilakukan melalui media sosial. Tidak heran jika melihat kenyataan bahwa pekerjaan idaman mereka ada influencer, youtuber ataupun content creator.

Posisi ini juga memperjelas tantangan arus keagamaan yang begitu besar. Mengapa agama harus dibahas? Hal ini karena pengetahuan agama yang dimiliki oleh Gen Z, sedikit banyak diperoleh dari media sosial. Bahkan tidak sedikit dari kita, mempelajari agama hanya dari media sosial. Satu hal yang paling mencolok adalah perbedaan antara agama Islam bersifat ilahi, sedang media sosial (teknologi) merupakan hasil dari pemikiran manusia yang menggambarkan dinamika cukup menarik untuk kehidupan sosial.

BACA JUGA  Lembaga Pendidikan Wahabi: Potret Buram Masa Depan Bangsa Indonesia

Melalui perkembangan teknologi, kehidupan terus berkembang dan mendorong cara hidup baru yang biasa kita kenal e-life. Kehidupan serba teknologi, mulai dari pekerjaan, makan, hingga gaya hidup dipengaruhi oleh teknologi. Fenomena ini membawa dampak besar terhadap konsumsi pengetahuan agama masyarakat yang bisa diakses secara mudah oleh setiap orang yang mau belajar agama.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka tantangan pendidikan agama Islam bagi Gen Z adalah bagaimana mengemas informasi pengetahuan agama dengan cukup kreatif, inovatif dan menyasar pada kelompok muda tersebut. Dengan banyaknya pengetahuan agama yang bertebaran di media sosial di berbagai platform, konsekuensi logisnya adalah pasti setiap pengetahuan yang didistribusikan di media sosial memiliki pasar masing-masing.

Akan tetapi, tantangan lain yang muncul adalah bagaimana pengetahuan keagamaan yang moderat dan meningkatkan sikap toleransi kepada anak muda, dapat menjadi konsumsi paling besar di media sosial. Di sinilah algoritma media sosial bertarung antara yang satu dengan lainnya. Pengelola media keagamaan perlu benar-benar belajar, untuk meningkatkan engangement media sosial agar bisa pengetahuan agama yang dibagikan, bisa dikonsumsi oleh lebih banyak orang.

Implikasi lain dari pentingnya pendidikan agama Islam, yang harus dibagikan di media sosial adalah menjadi fondasi kuat bagi generasi muda untuk mengatasi tantangan dengan kebijaksanaan dan keadilan. Melalui pendidikan agama Islam, akan membantu seseorang yang hidup dalam masyarakat bisa bertanggung jawab.

Di sinilah letak pentingnya pembentukan karakter generasi muda. Transformasi pendidikan agama Islam secara digital, dimaksudkan agar anak muda, bisa terus memperoleh pengetahuan agama dari mana pun dan kapan pun. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru