31.7 C
Jakarta

Tahun Baru Hijriyah dalam Balutan Kebhinekaan

Artikel Trending

KhazanahPerspektifTahun Baru Hijriyah dalam Balutan Kebhinekaan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Perayaan tahun baru Islam tidak lepas dari peristiwa masa lalu, tepatnya peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah bersama kaum Muhajirin. Momentum inilah yang pada akhirnya dijadikan sebagai patokan sebuah penanggalan kalender Hijriyah, yang diperingati setiap 1 Muharram. Peristiwa ini juga ditandai bersatunya antar suku setelah bertahun-tahun hidup dalam permusuhan.

Jelaslah di sini, salah satu visi penyebaran ajaran Islam yaitu mempersatukan semua golongan, ras, agama dalam balutan persatuan. Kita bisa lihat sendiri bagaimana usaha Nabi Muhammad dalam mempersatukan antar suku yang saling bermusuhan tanpa adanya unsur pemaksaan dan kekerasan.

Peristiwa hijrahnya Nabi ke Madinah ini menjadi sangat penting bagi kita untuk dihayati, direnungkan dan diaplikasikan ke dalam sendi-sendi kehidupan di negara kita. Terutama sebagai bahan refleksi untuk 1 tahun sebelumnya. Dengan begitu, ajaran Islam untuk selalu hidup rukun dan berdampingan akan terwujud di negeri ini.

Spirit Hijrah

Sudah sepatutnya dalam peringatan tahun baru hijriyah 1442 H ini, khususnya umat muslim Indonesia melakukan refleksi diri selama setahun yang lalu. Oleh karenanya, anjuran untuk melaksanakan doa akhir tahun pun tak bisa serta merta hanya dipahami sebagai ritual belaka yang tanpa adanya refleksi perenungan sama sekali.

Sebab itu semua harus dilakukan dengan penuh hikmah, penghayatan dan perenungan diri akan makna yang terkandung di dalamnya. Dilanjutkan dengan anjuran untuk membaca doa awal tahun  pun demikian, harus disertai dengan rasa optimisme untuk menjadikan satu tahun ke depan menjadi lebih baik.

Jika momentum hijrah Nabi Muhammad saja menjadi sebuah sejarah penting yang harus selalu diingat oleh umat muslim. Maka seyognyanya, sebagai bangsa Indonesia, momentum ini pun harus dijadikan kesempatan untuk mengingat, bahwa kita hidup di sebuah bangsa dalam bingkai kebhinekaan, yang di dalamnya terdapat banyak golongan, ras, agama, dan suku.

Oleh karenanya semangat Bhineka Tunggal Ika penting untuk tetap digelorakan pada setiap warga negara. Ada sisi kesamaan dalam semangat peristiwa yang dialami sahabat Muhajirin dan Anshor, begitu pula yang dialami oleh bangsa Indonesia. Sama-sama punya pedoman untuk saling bersatu, bukan untuk saling bercerai berai yang hanya mementingkan egoisme golongan, atau kesukuan masing-masing.

BACA JUGA  Refleksi Idulfitri: Membangun Jembatan Toleransi dan Menolak Paham Ekstrem

Sarana Mempererat Tali Kebangsaan

Mungkin selama setahun yang lalu banyak sekali peristiwa yang memposisikan diri kita dengan yang lain pada dua kelompok yang berseberangan. Ada luapan emosi dalam berbagai tragedi sosial politik yang meretakkan hubungan sosial antar masyarakat. Ujaran kebencian, fitnah, makian, hingga ajakan kekerasan meluas dan mudah viral apalagi dengan adanya sarana digital pada era sekarang.

Walhasil, momentum tahun baru Islam ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengembalikan semangat kebangsaan untuk merajut persatuan dan kesatuan. Momentum ini juga menjadi sarana membangun rekonsiliasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan kembali kepada komitmen kebangsaan untuk bersama menyamakan visi dalam memajukan negara kita tercinta ini, sebagaimana Rasulullah SAW mempersatukan masyarakat Madinah yang berbeda etnik, suku dan agama dalam sebuah konsensus yang disebut Piagam Madinah. Dalam bahasa kita kini yaitu Bhineka Tunggal Ika.

Semangat kebangsaan harus selalu dipupuk, dan direfleksikan juga dengan banyak cara. Meski satu Muharram merupakan peringatan tahun baru dalam penanggalan umat Islam, tapi kita hidup di Indonesia, maka sudah sepatutnya untuk merefleksikan persatuan yang dicontohkan Nabi Muhammad dalam bentuk yang sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia ini.

Mari kita semua merefleksikan diri bersama dalam semangat peringatan tahun baru hijriyah ini, bahwa kita adalah satu, yaitu sebagai bangsa Indonesia. Oleh karenanya peringatan satu Muharram pun sudah sepatutnya dilakukan dengan sesuatu yang menunjukkan kita sebagai muslim Indonesia. Muslim Indonesia yang selalu menjaga kesatuan bangsa ini, hidup rukun dan saling menghormati satu sama lain dalam bingkai kebhinekaan.

Semoga tahun baru yang diperingati di tahun ini menjadikan awal yang baik untuk kita semua menjaga persatuan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan berbagai kebhinekaan di dalamnya. Jadikan perbedaan sebuah berkah, jangan jadikan perbedaan sebagai awal perselisihan tapi berbuat baiklah kepada siapapun, dengan berbuat baik maka, doa awal tahun ini pun mampu dijalani sebagai resolusi yang disertai aksi dan komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru