28.4 C
Jakarta

Tafsir Al-Anbiya’ Ayat 35: Ujian Manusia di Dunia

Artikel Trending

Asas-asas IslamTafsirTafsir Al-Anbiya’ Ayat 35: Ujian Manusia di Dunia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Manusia pastinya akan merasakan kehidupan dunia sebelum menuju kehidupan akhirat. Banyak orang mengatakan akhirat lebih penting daripada dunia, dan banyak orang pula yang menyatakan dunia lebih penting dari akhirat. Terlepas dari dua pendapat itu yang satu yang menjadi kesepakatan bersama adalah dunia adalah tempatnya ujian manusia.

Dari pendapat orang yang menyatakan bahwa akhirat itu lebih penting, sudah selayaknya pendapat ini diaplikasikan dengan tiada terlena dengan kehidupan dunia, seraya melaksanakan ketaatan agar kehidupan akhirat kelak menjadi lebih baik. Dan dari pendapat sebaliknya, kesimpulannya adalah bahwa bagaimanapun nikmatnya akhirat kelak tidak pernah terpisah dari prosesnya di dunia. Itu artinya kehidupan dunia menentukan kehidupan akhirat, jadi bagaimanapun juga dunia amatlah penting dalam fase kehidupan manusia.

Kehidupan manusia di dunia tentu tidaklah se-mulus jalan tol, kehidupan manusia di dunia penuh ujian. Dalam tinjauan Oposisi Binner, bahwa kehidupan itu merupakan pertentangan antara dua kutub yang saling berkaitan, ada kesenangan dan kesedihan, ada kemenangan dan kekalahan, ada positif ada negatif dan lain sebagainya.

Dan tentunya manusia tidak pernah bisa berada dalam satu kutub tertentu. Melainkan secara silmultan bergantian dalam dua kutub tersebut, kadang di positif dan kadang di negatif. Namun demikian perlu kesadaran bahwa kedua kutub tersebut, baik positif maupun yang negatif sejatinya adalah ujian manusia di dunia. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Tafsir Al-Anbiya’ Ayat 35

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

BACA JUGA  Tafsir Ayat Perang: Melihat Konteks Qs. al-Taubah [9]: 29 dalam Tafsir Buya Hamka

Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamila, kamu dikembalikan. (QS. Al-Anbiya’: 35)

Dua Ujian Manusia di Dunia, Kesenangan dan Kesusahan.

Menurut Imam Ar-Razi dalam tafsir Mafatih al-Ghaib bahwa dalam kehidupan dunia, Allah menguji kepada manusia dengan berbagai ujian baik berupa kenikmatan, kelapangan rizki, mudah menjalankan ketaatan maupun berupa musibah yang menyengsarakan seperti sakit, kekurangan harta benda, kematian dan lainnya.

Dua kutub keadaan manusia di dunia baik kesenangan maupun kesusahan adalah ujian dari Allah. Makanya manusia tidak boleh untuk berfikir dari salah satu kutub saja. Dan jika kita pikir hanya salah satu kutub, maka manusia akan terlena dan bisa membawa kepada kebinasaan. Sebagaimana contoh orang yang mendapatkan kesusahan tentu sedang Allah uji, Namun secara hakekatnya, melalui ujian berupa kesusahan tersebut akan muncul suatu kemenangan yang itu merupakan nikmat dari Allah.

Begitupun setiap orang yang diberi kemudahan dalam hidupnya merupakan suatu nikmat, namun demikian dalam nikmat itu terdapat ujian, apakah dengan nikmat itu manusia bersyukur atau malah terlena dengan kenikmatan tersebut yang akhirnya membawa kepada jurang kenistaan.

Walhasil, apapun keadaan manusia di dunia itu merupakan ujian, diberi kenikmatan hidup merupakan ujian, diberi kesusahan juga merupakan ujian. Dan manusia yang akan berhasil dalam kehidupan dunia ini tentu mereka yang mampu melihat satu keadaan dengan dua tinjauan, sehingga mereka akan awas, mawas dan hati-hati dalam menjalani kehidupan dunia.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru