25.3 C
Jakarta

Sunnahkah Mengqadha Puasa Dzulhijjah?

Artikel Trending

Asas-asas IslamFikih IslamSunnahkah Mengqadha Puasa Dzulhijjah?
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. – Karena suatu sebab, terkadang membuat seseorang yang melakukan puasa Dulhijjah memilih untuk membatalkan puasanya. Namun, disisi lain masih ada keinginan untuk mengganti puasa Dzulhijjah yang telah dibatalkan. Lantas, sunnahkah mengqadha puasa Dzulhijjah?

Dalam literatur kitab fikih, seseorang tidak diharamkan untuk membatalkan puasa dulhijjah yang telah dilakukan. Akan tetapi, apabila dia membatalkannya tanpa disertai suatu alasan yang dibenarkan syariat maka hukumnya makruh.

Mengenai kewajiban mengqadha puasa Dzulhijjah masih terjadi perbedaan pendapat diantara para ulama. Apabila puasa Dzulhijjah dibatalkan karena udzur, maka ulama sepakat bahwa puasanya tidak perlu diqadha.

Tetapi ketika puasa sunah itu dibatalkan tanpa udzur, maka menurut mazhab Imam Malik dan Abu Hanifah mewajibkan qadha puasa sunah tersebut. Sementara Imam As-Syafi’i dan sekelompok ulama lainya mengatakan bahwa tidak wajib mengqadha puasa Dzulhijjah yang dibatalkan. Sebagaimana dalam kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, halaman 287 berikut,

وأما حكم الإفطار في التطوع فإنهم أجمعوا على أنه ليس على من دخل في صيام تطوع فقطعه لعذر قضاء. واختلفوا إذا قطعه لغير عذر عامدا فأوجب مالك وأبو حنيفة عليه القضاء. وقال الشافعي وجماعة: ليس عليه قضاء

BACA JUGA  Menyimpan Daging Kurban Lebih Dari 3 Hari, Bolehkah Dalam Islam?

 Artinya, “Mengenai hukum membatalkan puasa sunah, ulama bersepakat bahwa seseorang yang membatalkan puasa sunahnya karena udzur tertentu tidak ada kewajiban qadha bagi mereka. Namun, ulama berbeda pendapat mengenai seseorang yang membatalkan puasa sunah dengan tanpa udzur tertentu. Mazhab Imam Malik dan Abu Hanifah mewajibkan qadha puasa sunah tersebut. Tetapi Imam As-Syafi’i dan sekelompok ulama lainya mengatakan bahwa tidak wajib mengqadha puasa sunah yang dibatalkan.”

Meskipun mazhab syafi’i tidak mewajibkan mengqadha puasa Dzulhijjah yang dibatalkan tetapi mazhab yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia ini masih menganjurkan untuk menqadha puasa Dzulhijjah yang telah dibatalkan. Sebagaimana dalam kitab Kifayatul Akhyar, juz I, halaman 174 berikut,

 ومن شرع في صوم تطوع لم يلزمه إتمامه ويستحب له الإتمام فلو خرج منه فلا قضاء لكن يستحب

Artinya, “Seseorang yang mulai melakukan puasa sunah tidak wajib untuk menyempurnakannya. Tetapi ia dianjurkan untuk menyempurnakannya. Jika ia membatalkan puasa sunah di tengah jalan, maka tidak ada kewajiban qadha padanya, tetapi dianjurkan mengqadhanya.”

Demikian penjelasan mengenai sunnahkah mengqadha puasa Dzulhijjah. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

Zainal Abidin Bondowoso
Zainal Abidin Bondowoso
Intelektual Muda

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru