29 C
Jakarta

Serial Pengakuan Eks ISIS (VI): Sungguh Pilu, Ekhlas Terpaksa Menjadi Budak Seks ISIS

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Eks ISIS (VI): Sungguh Pilu, Ekhlas Terpaksa Menjadi Budak Seks...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Seorang gadis berusia empat belas tahun terpaksa harus melalui masa-masa yang telah membunuh masa depannya. Dialah Ekhlas, gadis Yazidi, yang ditahan oleh petempur ISIS selama enam bulan.

Ekhlas masih mengingat bagaimana kali pertama ditangkap oleh petempur ISIS. Waktu itu tepatnya bulan Agustus 2014 dia hidup bahagia bersama keluarganya di Irak Utara. Tak dinyana, petempur ISIS mengepung kediamannya. Mengetahui semua itu, dia sekeluarga berusaha sekuat tenaga menyelamatkan diri di Pegunungan Sinjar.

Sayang, usaha Ekhlas sekeluarga gagal. Petempur ISIS menangkapnya. Bahkan, hal yang paling tragis yang sampai kapanpun dia tetap mengingatnya, sekalipun dengan perasaan sedih yang tak berujung adalah kematian ayahnya di tangan ISIS. ISIS telah membunuh ayahnya di depan matanya sendiri.

Setelah ayahnya dibunuh, Ekhlas dipisahkan dari ibunya dan dijebloskan ke dalam jeruji besi. Di sebuah tempat terkutuk itu, dia mendengar orang-orang berteriak kelaparan, karena ISIS tidak memberikan makanan, sehingga mereka melewati hari-harinya penuh kelaparan. Selain itu, dia melihat seorang lelaki berusia di atas empat puluh tahun mengambil anak perempuannya yang berusia sepuluh tahun menangis tersedu-sedu. Sungguh tidak manusiawi!

Tangisan anak yang berusia sepuluh tahun itu meratapi nasibnya yang kemudian nasib yang sama menimpa Ekhlas. Dia masih mengingatnya dengan jelas seseorang yang berbadan besar datang dan memilih dari seratus lima puluh tawanan untuk diperkosa (dijadikan budak seks), termasuk dirinya sendiri. Lelaki itu berambut panjang tak ubahnya binatang buas. Tercium bau badannya yang menyengat sehingga membuat Ekhlas mau muntah berada di dekatnya. Segala ketakutan menghantui. Tiada kesempatan untuk menghindar, karena dunianya hanya seluas ruang tahanan.

Ekhlas terpaksa diperkosa hampir setiap hari oleh para pria ISIS berkisar selama enam bulan sampai kemudian dia melarikan diri. Dia tidak tahu lagi melihat kehidupannya yang seakan tidak berarti. Seketika itu pula, dia sempat coba bunuh diri. Dia mengalami trauma yang berkepanjangan sehingga dia lebih memilih berdiam diri dan tidak berbicara setelah dia berhasil kabur dari tempat Jahannam itu.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXX): Eks Napiter Khoirul Ihwan Ternyata Pernah Gabung dengan HTI

Melihat kondisi Ekhlas, tim terapi di Jerman menyelamatkannya. Ekhlas diajak berkomunikasi dengan gambar selama bertahun-tahun. Jacqueline Isaac, salah seorang tim terapi, bersyukur melihat perkembangan positif pada Ekhlas setelah menjalani terapi. Ekhlas mulai terlihat ceria dibandingkan sebelumnya yang larut dalam kesedihan dan tak mau menatap wajah orang lain.

Saat Ekhlas membaik kondisinya, dia mulai berani bercerita segala perlakuan bejat ISIS sampai dia berhasil melarikan diri. Dia melarikan diri ketika para petempur ISIS keluar untuk berperang. Dia berhasil kabur sampai kamp pengungsi di Pegunungan Sinjar dan beberapa hari setelah itu bertemu Isaac.

Isaac kemudian membawa Ekhlas dan beberapa gadis Yazidi lain ke Jerman sehingga di Jerman itu Ekhlas mendapatkan terapi yang luar biasa sampai dia bisa kembali hidup seperti sediakala, kendati masa-masa lalu yang menyakitkan amat sulit terlupakan. Ekhlas terpisah dari ibunya dan sampai detik itu dia belum tahu kabar ibunya.

Ekhlas sekarang bisa bersekolah seperti remaja lain. Dia juga mendapatkan pelajaran bahasa Inggris sebagai pelajaran tambahan yang secara khusus diberikan oleh tim terapi yang digagas oleh Isaac. Lebih dari itu, Ekhlas juga aktif berbicara di berbagai forum internasional untuk mengangkat nasib orang-orang Yazidi. Salah satunya, di parlemen Inggris.

Selaras dengan arti namanya, Ekhlas mengikhlaskan masa lalunya yang amat sangat menyakitkan seakan terluka yang sulit disembuhkan, bahkan seakan mengalami seratus kematian. Ekhlas yakin, segala perbuatan baik Isaac yang telah membangkitkannya akan mendapatkan balasan yang setimpal. Sebaliknya, murka Tuhan dan karma akan dialami oleh orang-orang ISIS yang telah membunuh masa depan manusia.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita Ekhlas yang dimuat di BBC News Indonesia

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru