25.9 C
Jakarta

Simbol Agama dan Relevansinya dalam Hadist

Artikel Trending

Asas-asas IslamHadistSimbol Agama dan Relevansinya dalam Hadist
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Setiap agama atau umat beragama memiliki keberagamaan yang berbeda dengan agama atau umat beragama lain, demikian juga dengan umat Islam. Mereka memiliki keberagamaan yang khas di dalam sistem atau metode keberagamaannya sendiri yang berbeda dengan agama atau umat beragama lain.

Mereka memiliki keberagamaan yang khas terlihat di dalam sistem atau metode keberagamaannya dengan menggunakan simbol-simbol sebagai sarana atau media untuk memohon atau menyampaikan pesan-pesan, petunjuk-petunjuk, atau nasehat-nasehat bagi umatnya. Data sejarah umat Islam menunjukkan, ternyata simbolisasi telah dimulai sejak Nabi Muhammad SAW.

Dalam sejarah umat Islam, penggunaan simbol-simbol dalam agama, ternyata dilaksanakan dengan penuh kesadaran yang tinggi, pemahaman yang sungguh-sungguh, dan penghayatan yang mendalam Paham atau aliran tata pemikiran yang mendasarkan diri pada simbol disebut simbolisme.

Jika kita ingi melihat bagaimana simbol bekerja menurut Eliade hal pertama yang harus diperhatikan adalah tentang segala sesuatu yang dapat menjadi satu. Sebagian besar hal yag merupakan kehidupan setiap hari adalah profan. Hal-hal itu saja, tak lebih. Tetapi pada saat yang tepat, segala yang profan dapat diubah menjadi sakral. Sebuah alat, seekor binatang, sebuah sungai, bunga yang mekar, gua, bintang atau batu, semuanya itu dapat menjadi simbol yang sakral jika orang-orang memutuskannya demikian. Contohnya yaitu ka’bah , orang muslim memuja sebuah batu hitam.

Meskipun hingga hari ini, dalam satu tingkatan objek tersebut tetaplah batu, tidak ada kaum muslim yang akan memandangnya demikian. Ketika kaum muslim memandang sebagai sesuatu yang sakral – objek profan ini telah di transformasikan, ia tidak lagi batu, melaikan objek yang dianggap sakral.
Diriwayatkan dalam hadis sohih Bukhori :

قاَلَ الإمَامُ البُخاَرِي رَحِمَهُ اللهُ
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ الْكَعْبَةَ وَأُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ وَبِلَالٌ وَعُثْمَانُ بْنُ طَلْحَةَ الْحَجَبِيُّ فَأَغْلَقَهَا عَلَيْهِ وَمَكَثَ فِيهَا فَسَأَلْتُ بِلَالًا حِينَ خَرَجَ: مَا صَنَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟

قَالَ: جَعَلَ عَمُودًا عَنْ يَسَارِهِ وَعَمُودًا عَنْ يَمِينِهِ وَثَلَاثَةَ أَعْمِدَةٍ وَرَاءَهُ وَكَانَ الْبَيْتُ يَوْمَئِذٍ عَلَى سِتَّةِ أَعْمِدَةٍ ثُمَّ صَلَّى.

Imam al-Bukhari ra berkata:
“Telah menceritakan kepada kami Abdullah ibn Yusuf yang berkata: Telah mengabarkan kepada kami Malik, dari Nafi’, dari Abdullah ibn Umar ra, bahwa: Rasulullah saw masuk ke dalam Ka’bah bersama Usamah ibn Zaid, Bilal dan ‘Usman ibn Thalhah Al-Hajabi kemudian pintu ditutup, dan beliau berada di dalamnya. Kemudian setelah beliau keluar aku bertanya kepada Bilal: Apa yang dilakukan oleh Beliau di dalamnya. Bilal menjawab: Beliau menjadikan tiang berada di sebelah kiri, lalu satu di sebelah kanan dan tiga tiang berada di belakangnya -saat itu tiang Ka’bah berjumlah enam buah- kemudian beliau shalat.”

BACA JUGA  Lima Cara Membentuk Keluarga Bahagia Menurut Rasulullah

Eliade mengakui bahwa semua kegiatan manusia melibatkan simbolisme, bahkan menurutnya simbol adalah cara khusus untuk mengenal hal-hal yang relegius. Oleh karena manusia adalah mahluk fana dan penuh keterbatasan oleh hal duniawi, maka manusia tidak dapat memiliki akses ke hal yang sakral. Pengetahuan manusia atas yang sakral bukan sepenuhnya hasil dari usaha manusia itu sendiri, manusia mengetahui hal yang sakral bukan sepenuhnya hasil dari manusia itu sendiri atau produk dari akal rasionalitasnya.

Manusia dapat mengetahui hal yang sakral oleh karena yang sakral itu menyatakan dirinya kepada manusia melalui wahyu seperti krathopani (pernyataan diri yang maha kuasa).cara inilah yang disebut dengan simbol agar sakral itu dapat menyatakan dirinya kepada manusia, dan dengan adanya simbol tersebut manusia dapat mencapai pengetahuan tentang yang sakral dan transenden. Sebagai contonya yaitu langit. Langit adalah simbol tentang yang sakral untuk menyatakan dirinya kepada manusa.

Menurut Eliade, transendensi Allah dinyatakan secara langsung dalam sifat-sifat langit yang memilikisifat ketidakketerbatasan, kekekalan, keadaan yang tidak dapat didekati atau ditaklukkan, dann kekuatan yang kreatif yaitu hujan.

Simbol adalah tanda-tanda realitas transenden, memberikan pandangan yang jelas mengenai keberadaan yang sakral. Simbol disebut bentuk wahyu yang otonom. Simbol juga memiliki keunikan karena memberikan pemahaman yang jelas mengenai yang sakral. Simbol memainkan peran peting dalam kehidupan religius manusia dan membawa manusia kepada makna yang lebih dalam dari pengetahuan biasa atau sehari-hari.

Simbol selalu mengarahkan pada suatu realitas atau situasi dimana eksistensi manusia terlibat didalamnya. Simbol senantiasa menjaga hubungan dengan sumber kehidupan yang terdalam, simbol menyatakan kehidupan yang rohani. Sayangnya simbol bernasib malang, sama engan mitos.

Kehidupan manusia yang modern mulai mengabaikan mitos. Simbol telah terperosok dalam suatu keadaan yang disebut tahayyul. Simbol telah kehilangan makna relegiusnya dan yang tersisa hanya nilai sosial. Akibat perilaku manusia modern atas simbol yang demikian itu membuat manusia itu hidup dalam lingkungan yang diciptakannya sendiriyang didalamnya ada jurang yang dalam antara dirinya degan yang yang kudus.

Hanya simbol yang dapat mengintegrasikan manusia dengan yang kudus. namun masih ada harapan bagi manusia modern, karena simbol yang disakralkan itu masih dimilikinya, tersimpan dalam hati nuraninya atau dalam alam bawah sadarnya, dan itu dapat menjadi suatu titik berangkat untuk pembaharuan dan kebangunan rohaninya bawha simbol itu sakral.

Inayah

Daftar pustaka
1. Jurnal filsafat,simbolisme agama dalam politik islam, april 2003, jilid 33,no 1.
2. Daniel L.Pals,1996, Seven Theories of Relegion, penerbit qalam,Yogyakarta,
3. https://media.neliti.com

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru