28.2 C
Jakarta

Siasat Penggunaan Ayat Suci untuk Gulingkan Pemerintah

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanSiasat Penggunaan Ayat Suci untuk Gulingkan Pemerintah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Catatan yang yang tidak terhapuskan adalah awal adanya kaum kadrun (FPI, HTI dan radikalis) adalah di era pemerintah SBY. Tahu kenapa, dengan berdalih kebebasan demokrasi SBY memberi ijin berdirinya FPI dan HTI sekaligus mulai tumbuh suburnya radikalis di Indonesia.

SBY berfikir simple mengijinkan mereka semua dengan catatan mau memilih dan mendukungnya menjadi presiden sampai dua periode. Di era SBY semua relatif terkendali karena masing-masing ada kepentingan. Di era SBY ini HTI dan FPI (radikalis, red) berhasil menancapkan kuku-kukunya pengaruhnya di hampir semua sektor mulai dari eksekutif, legislatif, yudikatif, BUMN bahkan MUI, TNI dan polri. Agenda HTI dan FPI jelas mendirikan negara khalifah di Indonesia.

Di era pemerintahan Jokowi, dimana Jokowi sebagai petarung, tak memberikan ruang bagi radikalis dan penjahat harta negara praktis menjadi batu sandungan bagi mereka. Tidak ada cara lain kecuali berikatan menggagalkan Jokowi untuk terpilih menjadi presiden RI yang ke dua kalinya.

Maka pada pilpres 2019, HTI, FPI dan radikalis mengangkat slogan Islam dengan mendukung Capres Prabowo-Sandi yang didukung oleh partai pengusung yang sepaham tujuannya hanya satu, menghentikan langkah Jokowi kembali menjadi RI 1. Gerakan mereka membabi buta, mulai dari mengangkat isu PKI, menggunakan agama sebagai topeng dengan memanfaatkan orang orangnya yang sudah tersebar di semua lini.

Mereka berharap dengan menggunakan Prabowo sebagai boneka presiden, maka sistem pemerintahan khilafah sudah di depan mata. Menghujat Pancasila sebagai Pancagila, Islam thoghut dan masih banyak lagi; mereka berhalusinasi dengan berkedok agama akan banyak orang percaya dan mendukungnya.

Tapi rakyat sudah cukup cerdas dan bisa memilih mana capres yang berjuang untuk negeri dan mana yang bersikeras mendirikan khilafah. Disaat Indonesia dilanda Pandemi, yang hampir semua sektor kehidupan lumpuh, mereka memanfaat Pandemi ini untuk menggoyang pemerintahan.

Ketika konsentrasi pemerintahan menanggulangi penyebaran Covid 19, mereka memaksakan kehendak untuk menyalip ditikungan. Kembali mengangkat isu PKI dan mengisukan kinerja pemerintah penuh negatif. Adanya RUU HIP adalah berkah isu baru bagi HTI, FPI radikalis dan kaum kadrun lainnya. Ini isu paling cocok untuk melakukan aksi aksi atas nama penolakan terhadap RUU HIP yang ujung ujungnya menggoyang pemerintahan Jokowi.

BACA JUGA  Perbedaan Muhammadiyah dengan NU dalam Penetapan Awal dan Akhir Ramadhan, Mana yang Benar?

FPI dan HTI yang tidak mau menerima Pancasila sebagai landasan organisasi, PKS yang menolak Pancasila sebagai asas tunggal tiba-tiba mendadak mendukung dan membela Pancasila. Seakan orang diluar mereka adalah PKI dan hanya mereka yang paling pancasilais. Ini aneh ben ajaib.

Sadar HTI dilarang, ijin FPI tidak bisa diperpanjangnya hanya ada satu cara, yakni Jokowi harus lengser apapun caranya, agar mereka tetap eksis. Mereka memaksakan memanasi RUU HIP versi mereka, dengan mengklaim PKI ada di mana mana,  negara dalam bahaya PKI akan kudeta.

Dengan logika sederhana dan dasar perundang undangan yang ada terhadap tuduhan PKI bangkit, ada beberapa pertanyaan besar:

  1. Hanya PKI goblok dan ingin bunuh diri saja yang ingin bangkit untuk kudeta di Indonesia saat ini.
  2. Bila mereka mengklaim PKI ada dimana mana,  berarti mereka tahu siapa dan dimana sarang mereka.

Bila benar tuduhan meraka harusnya meraka menangkap PKI-nya dan menyerahkannya dengan bukti bukti ke polisi untuk diadili. Mengapa tidak mereka lakukan. Bila ada PKI ditangkap dan bukti bukti cukup dan tidak diproses secara hukum, mereka boleh menuduh pemerintahan Jokowi melindungi PKI. Berarti tidak salah kalau kita menganggap bahwa itu isu murahan, atau bahkan meraka sendiri PKI nya. Maling teriak maling.

  1. Mereka demo membakar bendera PKI. Bendera PKI mereka dapat dari mana kalau bukan dari orang PKI atau sarang PKI. Atau jangan-jangan mereka hidup di sarang PKI, atau mereka sendiri membuat bendera PKI. Lalu untuk apa bikin bendera PKI kalau bukan orang PKI itu sendiri..

Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan apa tujuan mereka. Ketika telah makar, ingin menggulingkan Jokowi dengan mengangkat isu PKI yang tidak pernah ada, karena sebenarnya merekalah PKI-nya yang bertopeng agama.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru