33.2 C
Jakarta
Array

Seribu Cahaya Santri untuk Perdamaian Dunia

Artikel Trending

Seribu Cahaya Santri untuk Perdamaian Dunia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Beberapa tahun terakhir ini istilah “Santri dan Pesantren” semakin mewarnai pencarian identitas Indonesia. Praktis, eksistensi santri di Indonesia benar-benar menerangi, memberi cahaya bagi Nusantara. Ditambah lagi dengan nama baik pesantren yang mulai diperhitungkan semenjak Presiden Jokowi menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional (HSN). Tentu, kita bersepakat bahwa santri dan pesantren sama sekali tidak bisa dinafikan keberadaannya mengingat ia ada dan eksis sebelum kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian,  ada tidaknya pengakuan negara atas eksistensi santri dan pesantren, masyarakat santri secara umum tetap memperingati Resolusi Jihad setiap tanggal 22 Oktober.

Santri dan Pesantren melalui jaringan keulamaannya telah mendedikasikan dirinya sejak pra-kemerdekaan. Bahkan, menurut Munawir Aziz dalam bukunya berjudul Pahlawan Santri: Tulang Punggung Pergerakan Nasional, digambarkan secara jelas bahwa kalangan Santri dan Pesantrenlah elemen penting yang benar-benar mengawal kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Karenanya, tidak heran jika Jokowi menetapkan satu hari kebanggaan untuk kalangan Santri yang bertepatan dengan 22 Oktober.

Adapun pemilihan tanggal 22 Oktober ini merujuk pada satu peristiwa bersejarah dalam perlawanan rakyat Indonesia terhadap para penjajah. Yaitu seruan jihad yang dibacakan Pahlawan Nasional KH Hasjim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 yang berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca-Proklamasi Kemerdekaan. Momentum inilah yang dijadikan patokan negara untuk memperingati serta mengenang perjuangan Santri setiap tahun. Sehingga, setiap tangal itulah seluruh santri di Indonesia bermondong-bondong melakukan upacara dan perayaan dengan berbagai ciri dan khasnya masing-masing.

Perdamaian di Mata Santri dan Pesantren

Di tahun 2019 ini, peringatan Hari Santri Nasional diselenggarakan langsung  Kementerian Agama (Kemenag) yang bekerja sama dengan berbagai organisasi santri di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan dimaksud terdiri dari berbagai rangkaian agenda yang telah dirancang dan dijalankan sejak awal bulan ini.

Kemenag bersama kalangan santri telah membuka festival peringatan hari santri Nasional pada malam ini. Pembukaan tersebut bertempat di Auditorium HM Rasjidi, Balai Diklat Kemenag RI, Jl. MH Thamrin no 6 Jakarta Pusat, Kamis (19/9) malam. Adapun tajuk yang diangkat adalah “Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia”.

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, pada acara launching ini menjelaskan bahwa hari santri masih terus diperingati sebagai bukti entitas santri di Indonesia. Menurutnya, santri dan pesantren selama ini telah mengambil bagian penting dalam keberagamaan, keindonesiaan, dan kebhinnekaan ini. “Santri dan pesantren telah menjadi bagian sejarah kemerdekaan bangsa dan memiliki kontribusi besar dalam menjaga persatuan,” katanya.

Di pesantren, santri-santri dikader dengan keilmuan yang mendalam dan dibekali dengan karakter humanis, inklusif, toleran, dan moderat. Dalam perkembangannya, para santri siap berperan sebagai duta-duta perdamaian di tengah dinamika yang sering mendapat ujian perpecahan, konflik, bahkan peperangan.

Tema perdamaian merupakan salah satu respon atas terpilihnya Indonesia sebagai salah satu anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB tahun 2019-2020 bersama 4 negara lainnya yakni, Jerman, Republik Dominika, Belgia, dan Afrika Selatan.

Umat Islam Indonesia adalah populasi muslim terbesar di dunia yang salah satunya direpresentasikan oleh kaum santri. Entitas ini memiliki andil besar dan terus berperan aktif dalam menyokong cita-cita perdamaian global. Dimana dunia menghendaki Indonesia sebagai role model negara anti diskriminasi, ketidakadilan, terorisme, invasi, kolonialisme, dan lain-lain.

Launching Peringatan Hari Santri 2019

Acara Launching Peringatan Hari Santri 2019 diinisiasi Kementerian Agama bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri. Pembukaan rangkaian peringatan Hari Santri dilakukan Menag Lukman Hakim Saifuddin. Hadir juga pada pembukaan ini adalah Kemenlu diwakili oleh Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir.

Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri oleh Presiden Joko Widodo melalui Keppres Nomor 22 Tahun 2015 menjadi tonggak sejarah baru bagi perjuangan kaum santri. Sejarah mencatat, tanggal 22 Oktober adalah tonggak sejarah perjuangan santri melawan penjajah Belanda. Perlawanan ini kemudian bergulir sebagai pertempuran hari pahlawan Surabaya.

Perlawanan terbesar sepanjang sejarah perjuangan Indonesia ini bermula fatwa “Resolusi Jihad” yang difatwakan KH. Hasyim Asyari pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jatim, pada 22 Oktober 1945.

Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Ditpdpontren) sejak 2015 sampai tahun ini secara rutin menggelar Peringatan Hari Santri dengan tema yang berbeda-beda.

Pada acara ini akan ditampilkan Orkestra Perdamaian, yang bertema “Seribu Cahaya Santri untuk Perdamaian Dunia”. Ini adalah pergelaran musikal yang menampilkan Orkestra Santri, Husein ‘Idol’ Alattas, Neng Nada, Ihsan Lathief AIS Nusantara, Digo dan Toto Tewel, Balad Santri, Putri Diana, perform Santri Aytam Asshiddiqiyah Jakarta, Santri Tuna Netra Raudlatul Makfufin Banten, dan Santri Ummul Quro Al Islami Bogor.

Selain dihadiri para pejabat kementerian, pimpinan pondok pesantren di Jabodetabek, ormas Islam, OKP, dihadiri pula sekitar 50 Duta Besar Negara untuk Indonesia.

Adapun rangkaian acara yang akan terlaksana pada tahun ini, yakni Santri Millennial Competitions, Kopdar Akbar Santrinet Nusantara, Muktamar Pemikiran Santri Nusantara 28-30 September, Malam Kebudayaan Pesantren pada 28 September, Roan Akbar pada 6 Oktober, Parade Santri Cinta Damai pada 13 Oktober, Malam Puncak Santriversary 21 Oktober, dan Upacara Bendera saat Hari Santri pada 22 Oktober 2019.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru