26.1 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Napiter (L-VII): Cerita Mantan Napi Teroris Sofyan Tsauri Coba Diracun di Penjara

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Napiter (L-VII): Cerita Mantan Napi Teroris Sofyan Tsauri Coba...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Hijrah tidak semudah yang dipikirkan banyak orang. Beginilah yang dirasakan mantan narapidana teroris setelah terbebas dari penjara dan memilih kembali ke tengah-tengah masyarakat.

Seorang narapidana teroris yang merasakan kesulitan itu adalah Sofyan Tsauri. Sofyan dikucilkan keluarganya, rekan-rekannya hingga sulitnya mencari pekerjaan karena ia dianggap sebagai teroris.

Sofyan merasakan beragam penderitaan. Mulai penderitaan terdampar di balik jeruji besi. Sofyan dijatuhi 10 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kota Depok karena terbukti menjual senjata api kepada Dulmatin.

Penderitaan yang lain adalah pemberian racun yang dilakukan oleh teman terorisnya kepada Sofyan. Karena, Sofyan memilih keluar dari kelompok mereka. Mungkin, mereka merasa benci atas keputusan hijrah yang dipilih oleh Sofyan.

Meski target pembunuhan lewat racun, Sofyan tetap teguh pendirian. Sofyan memilih bertobat dari dan meninggalkan terorisme yang sangat membahayakan itu. Keputusan Sofyan sudah bulat dan keputusan ini adalah yang terbaik.

Keputusan bertobat jelas berangkat dari hati. Meski begitu, efek perbuatan masa lalu Sofyan masih kuat di benak masyarakat. Bahwa Sofyan adalah pelaku teror yang telah merugikan banyak orang.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXVI): Perjuangan Kristianto Setelah Hijrah dari Radikalisme

Melihat kenyataan yang terjadi di masyarakat, Sofyan menerima dengan lapang dada. Karena, apa yang dilakukan di masa lalu akan berdampak besar terhadap masa depannya. Semua itu adalah kesalahan Sofyan memilih bergabung dengan kelompok terorisme.

Lebih dari itu, Sofyan juga kesulitan dalam mencari pekerjaan untuk kebutuhan sehari-hari dan keluarganya. Banyak perusahaan menolaknya. Bahkan, keinginannya menjadi driver ojek online tak tercapai. Alasannya, dia tidak memiliki Surat Keterangan Catatan Kepolisian.

Maka, Sofyan memilih menjadi guru agama. Sofyan ingin mengembalikan citra baik yang pernah ia genggam sebelum menjadi teroris. Sofyan kemudian diminta pemerintah untuk memperhatikan mantan napi teroris.

Kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah adalah suatu hal yang harus dijaga. Karena, tidak semua orang mendapat kepercayaan semacam itu. Sofyan bersyukur masih ada orang yang percaya bahwa dia hijrah di tengah banyaknya orang yang mengucilkan.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita Sofyan Tsauri yang dimuat di media online CNN Indonesia

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru