29.7 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Radikalis (XXX-IX): Ahmad Aulia Berbaiat kepada ISIS

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Radikalis (XXX-IX): Ahmad Aulia Berbaiat kepada ISIS
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Memang sudah lama Islam bertandang di Indonesia. Islam berhasil masuk dan diperkenalkan di negara merah putih ini dengan cinta, bukan amarah. Tak heran kehadiran Islam mendapat sambutan yang positif.

Saya, Ahmad Aulia, mungkin termasuk kesekian dari berjuta-juta orang yang tertarik memeluk Islam. Saya mengenal Islam di tanah kelahiran sendiri, Makassar. Perkenalan pertama dengan Islam tentu lewat orangtua.

Mulanya saya mengenal Islam sangat ramah dan santun. Belum pernah saya melihat pemeluk agama semitik ini melakukan aksi-aksi kekerasan terhadap orang lain yang berbeda pemikiran, apalagi berbeda keyakinan.

Begitu mulai dewasa, saya sering bergabung dengan organisasi Islam. Sayang, organisasi yang diharapkan dapat membawa saya pada kebenaran, malah menyeret saya pada kesesatan. Organisasi yang saya maksud berafiliasi dengan ISIS.

Mulanya saya ragu bergabung dengan organisasi tersebut. Alasannya sangat sederhana. Islam yang diajarkan organisasi ini berbeda jauh dibanding Islam yang pernah diajarkan orangtua saya. Islam, katanya, adalah agama yang mengkafirkan agama yang lain. Mereka yang kafir halal darahnya dibunuh.

Sekarang menyesal begitu saya beserta teman-teman yang seorganisasi tertangkap Densus 88 Antiteror Polri. Saya tertangkap karena melakukan baiat kepada Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang digagas oleh Abu Bakar al-Baghdadi.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXI): Arif Murtopo Eks Anggota JAD Ikrar Setia ke NKRI

Dalam penggerebekan itu sempat terjadi kontak senjata antar Densus 88 dan saya berserta 18 teman-teman saya. Dua teman saya, M. Rizaldi dan Sanjai Ajis, tewas. Lalu, tim Densus 88 mengamankan rangkaian bom di kediaman pelaku yang berada di Bulukoreng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.

Saya masih ingat dengan jelas waktu pembaiatan berlangsung. Saat itu hadir pembesar organisasi radikalis. Saya mengikuti serangkaian pembaiatan itu yang membuktikan bahwa saya telah sah menjadi pengikut ISIS. Sehingga, beriring waktu saya mulai dicuci otat untuk melakukan aksi-aksi terorisme.

ISIS ini adalah organisasi teroris internasional. Banyak orang Indonesia selain saya yang terjebak dengan propaganda ISIS. Mereka rela meninggalkan Indonesia demi ISIS. Nyatanya sampai di Suriah mereka terlantar. ISIS sudah lama dilarang di Indonesia.

Di dalam penjara saya menangis menyesali perbuatan yang sudah-sudah. Teringat begitu banyak waktu yang dihabiskan untuk sesuatu yang tidak berguna. Saya sadar, ISIS bukan organisasi yang dapat dijadikan panutan. Saya bersyukur, sekarang saya mendapat hidayah.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru