29 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Radikal (XXX-VI): Gus In’am dan Mas Bisri Terjebak Kebohongan Paham Radikal

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Radikal (XXX-VI): Gus In'am dan Mas Bisri Terjebak Kebohongan...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Semua orang pasti bercita-cita menjadi muslim yang baik. Segala upaya dilakukan. Salah satunya, ikut “nimbrung” di dalam sebuah organisasi yang mengajarkan Islam. Dalam serial kali ini ada Gus In’am dan Mas Bisri mencoba belajar Islam dan memilih ikut kelompok X.

Gus In’am dan Mas Bisri adalah sekian orang yang ikut nimbrung dalam sebuah organisasi Islam. Mereka adalah anak muda asal Banyuwangi yang pernah masuk dan bergabung dengan kelompok X.

Mulanya Gus In’am dan Mas Bisri masuk kelompok X karena didorong oleh semangat mengabdi kepada agama Islam. Sayang, segala harap tidak membuahkan hasil.

Gus In’am dan Mas Bisri akhirnya keluar dari kelompok X. Mereka keluar karena X yang diyakininya sebagai organisasi Islam yang arif ternyata sebaliknya. X malah sering mengajarkan sesuatu yang tidak benar.

X mengajak pengikutnya untuk melakukan aksi-aksi kekerasan yang dilarang dalam Islam. Sebut saja, demonstrasi dan sweeping tempat-tempat yang dianggapnya bermaksiat.

Organisasi yang diinginkan oleh Gus In’am dan Mas Bisri adalah yang mengajak kepada kebaikan. Kebaikan yang dimaksud adalah nilai-nilai Islam yang ramah dan santun.

Begitu keluar dari kelompok X, Gus In’am dan Mas Bisri membuka kebohongan X. Kebohongan ini berupa dakwah X yang dibungkus dengan instrumen Islam, sehingga membuat publik mudah percaya.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXVII): Aksi dan Dukungan terhadap Eks Napiter Salsa Bangkit dari Stigma Teroris

Padahal, X itu sesungguhnya tidak murni sebagai media dakwah. X menjadi organisasi politik yang oposisi terhadap pemerintah. Pada pemeliharaan gubernur DKI Jakarta X termasuk organisasi yang berada di garda terdepan mendukung pasangan Anies-Sandi.

Gus In’am merasa risih dengan sikap X yang hanya menjadikan agama sebagai topeng untuk menggapai kepentingan yang bersifat sesaat. Gus In’am merasa bersyukur sadar dan keluar dari X. Keluarnya dari X bagaikan anugerah yang dikaruniai Tuhan kepadanya langsung.

Mas Bisri juga merasa kecewa dan memilih keluar dari X begitu kuliah di Mesir. Mesir telah mengajarkan banyak hal tentang keterbukaan terhadap perbedaan. Di Mesir perbedaan itu adalah sesuatu yang biasa. Tidak seperti X yang memandang perbedaan sebagai petaka.

X tidak layak berkembang di Indonesia yang pluralistik. Di tengah-tengah Indonesia terbentang perbedaan, mulai perbedaan bahasa sampai perbedaan agama. Tidak perlu mempersoalkan perbedaan. X termasuk organisasi yang gagal paham.

Gus In’am dan Mas Bisri sekarang mengapresiasi kebijakan pemerintah dalam membubarkan X. Pemerintah telah mengambil keputusan yang benar dan bijak. Karena, hadirnya X bukan menjadikan Indonesia tenteram.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru