28.6 C
Jakarta

Serial Pengakuan Eks Returnis ISIS (C-LI-XLVIII): Nasihat Eks ISIS Fajar setelah Menyesal Gabung dengan ISIS

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Eks Returnis ISIS (C-LI-XLVIII): Nasihat Eks ISIS Fajar setelah Menyesal...
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Sudah lama saya komunikasi dengan seorang teman yang pernah terjebak propaganda ISIS. Namanya adalah Fajar (bukan nama yang sebenarnya, hanya nama samaran saja). Dia bercerita cukup dramatis, mulai awal rencana keberangkatan dari Indonesia menuju Suriah, tepatnya Raqqah di mana ISIS berkuasa, hingga penyesalannya yang mengantarkannya kembali ke Indonesia.

Fajar berangkat bersama keluarganya dari Indonesia. Ada orang tua, adik, dan sepupunya. Mereka semangat menempuh perjalanan yang cukup jauh ini karena tujuan hijrah yang melekat dalam benaknya. Bahwa siapa saja yang hijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan pahala yang berlimpah. Fajar tidak peduli hartanya habis dipakai untuk perjalanan ini. Apalagi, dia berkeyakinan, harta yang digunakan untuk hijrah akan diganti oleh Allah.

Dalam perjalanan Fajar membayangkan bahwa Suriah bagaikan kehidupan di masa Nabi: tenang dan tenteram. Di sana tidak bakal ada gesekan politik sedikit pun. Bayangan kehidupan masa Nabi terus memotivasi langkah demi langkah perjalanannya. Pada saat itu rasanya tidak ada yang dapat menghentikan langkah kaki untuk cepat-cepat tiba di Suriah. Ingatan tentang tanah airnya Indonesia sudah tak muncul kembali. Seakan dia cepat move on dari Indonesia berganti ke Suriah.

Sesampainya di Suriah bayangan kehidupan masa Nabi tak pernah Fajar jumpai. Hati kecilnya bertanya-tanya, apakah perjalanan ini benar seperti yang dia bayangkan atau tidak? Kegelisahan tak dapat ditepis. Setiap hari dia dihadapkan dengan ledakan bom dan dorongan perang, bahkan mayat yang berjatuhan di tanah. Hari-hari di Suriah jelas menjadi horor dan menyeramkan.

Fajar bersama keluarganya bersikeras kembali ke Indonesia. Tapi, keinginan ini tak semudah yang dibayangkan. Tentara ISIS telah merayap dan berjaga di mana-mana. Tentara ISIS tidak segan-segan membunuh siapa pun yang diketahui mengkhianati ISIS. Jelas di sini taruhannya adalah nyawa.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Returnis ISIS (C-LI-XLIX): Kehidupan Eks ISIS Fajar yang Ngejomblo Sampai Sekarang

Fajar hanya bisa berdoa dan meminta uluran tangan Tuhan untuk membantunya. Di tengah menunggu kesempatan bisa pulang, bapak Fajar mengakhiri hidupnya karena terkena ledakan bom. Kesedihan benar-benar membuncah dalam dirinya. Dia hanya menangis dan menangis. Penyesalan datang silih berganti. Dia hanya berharap, keselamatan keluarganya berada dalam lindungan Tuhan.

Di tengah penantian untuk pulang, Fajar dipertemukan dengan orang Indonesia yang bisa membantunya. Di situlah Fajar merasa masih mendapatkan secelah kesempatan untuk kembali ke tanah kelahirannya. Harapan satu-satunya untuk bersandar di Indonesia adalah ibunya. Sesampainya di Indonesia Fajar memulai hidup dari nol lagi, termasuk menata ekonomi. Dia jualan kripik dan sejenisnya. Selain itu, Fajar mencoba aktif di media sosial.

Fajar berjanji akan melakukan deradikalisasi agar warga Indonesia tidak terjebak propaganda ISIS. Cukup dirinya yang merasakan penderitaan harta habis dan bapaknya gugur di tengah peperangan. Fajar menekankan bahwa pemuda milenial sekarang harus lebih berhati-hati mengkonsumsi informasi yang beredar di media sosial. Penting menelaah validitas informasi tersebut agar tidak menyesal di hari kemudian.

Lebih dari itu, Fajar menegaskan bahwa hidup di Indonesia adalah kehidupan yang serupa dengan kehidupan di masa Nabi. Di negara merah putih dibangun persatuan di tengah perbedaan. Negara ini bukanlah negara konflik, sehingga tidak butuh perang. Di negara ini pula ditemukan ketenteraman sejati. Indonesia, baginya, adalah negara yang subur dan diberkahi (baldatun thayyibah wa Rabbun ghafur).[] Shallallahu ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru