25.6 C
Jakarta

Serial Pengakuan Eks Returnis ISIS (C-LI-XLVI): Perjuangan Hijrah Eks ISIS Walid dan Kehidupannya Sesudah Itu

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Eks Returnis ISIS (C-LI-XLVI): Perjuangan Hijrah Eks ISIS Walid dan...
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Tulisan ini masih tentang perjalanan eks napiter dan eks returnis ISIS Walid ketika kembali ke pangkuan NKRI. Walid memiliki tekad yang bulat untuk meninggalkan ISIS setelah mengalami titik balik di penjara. Namun, yang masih membuatnya ragu adalah keputusannya dalam mengurus remisi. Karena, kasus Walid bukan hanya tingkat lokal, tapi tingkat internasional yang cukup signifikan.

Walid merasa takut dan khawatir terhadap sikap para pendukung ISIS (Jama’ah Ansharud Daulah) ketika mengetahui ia pro NKRI. Pasti Walid akan dicemooh, dicela, bahkan mendapatkan ancaman yang berakibat terhadap keselamatan dirinya. Di tengah kekhawatiran itu Walid dipertemukan dengan seseorang yang mensupport keputusannya dan membesarkan jiwanya bahwa kekhawatiran yang menghantui dirinya tidak bakal terjadi. Percayalah!

Mendengar motivasi itu, Walid akhirnya mantap dengan pilihannya untuk menandatangani pernyataan kesetiaan pada NKRI. Dan bahkan pada upacara 17 Agustus 2019 ia bersedia mengikuti upacara. Suatu hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Petugas Lapas sangat gembira dengan progres perubahan yang ia lakukan. Ini adalah tanda ketulusan pertobatan seseorang menuju kebenaran. Pasti pertobatan ini bakal dikabulkan.

Akhirnya setelah SK remisinya turun, Walid pun bebas pada pertengahan bulan September 2019. Setelah bebas dari penjara, ia punya masalah baru. Yaitu susah mendapatkan pekerjaan dan mengalami krisis kepercayaan diri karena statusnya sebagai eks napiter yang melekat kuat pada dirinya. Sehingga, orang-orang mengambil jarak.

Beruntung, bersamaan dengan kebebasannya dari Lapas, Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) mulai menjalankan program pendampingan terhadap individu beresiko tinggi dalam pencegahan radikalisme-terorisme yang melibatkan berbagai pihak. Walid terpilih menjadi salah satu klien pendampingan yang dilakukan oleh KPP dalam program itu. Di sinilah Walid mendapatkan kehidupan baru dan dirinya merasa dihargai.

Tujuan utama dari program KPP itu adalah peningkatan kesadaran masyarakat dan para stakeholder dalam penanggulangan dan pencegahan terorisme. Dengan melibatkan eks napiter dalam kegiatan kampanye, diharapkan akan lebih mudah mempengaruhi emosi dan pikiran pihak-pihak yang menjadi target program. Di sisi lain, dengan melibatkan eks napiter KPP sekaligus dapat membantu para eks napiter untuk mendapatkan relasi sosial yang baru dan membangun reputasi mereka.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXIX): Eks Napiter Sri Puji Bertobat dan Kembali ke NKRI

Di acara itu Walid dikasih panggung untuk menceritakan perjalanan hijrahnya dari ISIS ke NKRI. Walid menegaskan ketika bercerita bahwa Indonesia adalah negeri yang damai. Oleh karena itu tidak boleh melakukan gerakan apa pun yang mengancam kedamaian. Dirinya sudah pernah merasakan susahnya hidup di negeri yang dilanda konflik. Jangan sampai negeri yang damai seperti Indonesia mengalami konflik yang disebabkan oleh ulah kita sendiri.

Dari kegiatan-kegiatan itu, Walid banyak berkenalan dengan berbagai pihak yang berpotensi untuk membantu dia dalam proses reintegrasi. Mulai dari stakeholder pemerintah hingga para aktivis pencegahan radikalisme-terorisme. Walid mulai memiliki relasi sosial yang baru. Yang dengan relasi sosial baru itu dia bisa mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dan menemukan peluang untuk memulai hidup baru yang lebih berarti.

Dari relasi sosial baru itu Walid akhirnya menemukan jalan menuju masa depan yang lebih baik. Dia sempat bekerja sebagai freelancer desain grafis di sebuah instansi pemerintah kota sambil menekuni hobi fotografinya. Kemudian setelah mendapatkan modal yang cukup, dia mulai merintis bisnis produksi madu suplemen kesehatan berbekal resep rahasia dari Arab. Bisnis ini mendapatkan banyak dukungan dalam proses penerbitan izin usaha dan lain-lain.

Kini bisnis itu masih Walid jalankan sambil menekuni hobinya di bidang fotografi dan desain grafis. Dia juga telah menikah lagi dan dikaruniai seorang putri yang cantik. Perlahan Walid bisa melupakan mimpi buruk tentang anak-anak Suriah korban perang yang selama ini menghantuinya. Dan yang terpenting, dia berhasil membuktikan bahwa semua persoalan yang dihadapinya dapat dicarikan solusinya melalui relasi sosial yang baru.[] Shallallahu ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita eks napiter Walid yang dimuat di ruangobrol.id

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru