28 C
Jakarta

Taliban Dekati Cina Pasca Pembatalan Janji Damai dengan AS

Artikel Trending

AkhbarInternasionalTaliban Dekati Cina Pasca Pembatalan Janji Damai dengan AS
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Beijing – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump membatalkan rencana perdamaian dengan Taliban pertangahan bulan lalu. Pembatalan ini disahkan Trump setelah Taliban melakukan serangan yang menewaskan seorang tentara Amerika Serikat dan 11 orang lainnya. Sejak itulah inisiasi perdamaian Afganistan dengan Taliban resmi dicabut oleh Trump. Dan sejak itu pula Taliban Dekati Cina.

Pembatalan perdamaian ini menuntut Taliban untuk lebih kuat menyiapkan pasukannya menghadapi Afganistan, AS dan sekutunya. Sebagai langkah taktis penguatan militernya, Taliban mendekat ke Cina. Delegasi Taliban bertemu perwakilan khusus Cina untuk Afganistan di Beijing. Pertemuan inimembahas tentang perdamaian Taliban dengan Amerika Serikat yang dibatalkan.

Suhail Shaheen, juru bicara Taliban di Qatar melalui akun Twitter menjelaskan tentang pertemuan delegasi Taliban yang berjumlah 9 orang dengan perwakilan khusus Cina untuk Afganistan, Deng Xijun pada hari Minggu, 22 September 2019.

Taliban Dekati Cina, Ini Sambutan Kedubes Cina

“Perwakilan khusus Cina mengatakan kesepakatan AS-Taliban merupakan kerangka kerja yang baik untuk menyelesaikan masalah Afganistan. Pihaknya mengakui dan menyetujui ajakan jalan damai itu,” kata Shaheen seperti dilaporkan Deutsch Welle dan Reuters.

BACA JUGA  Palestina Masuki Ramadan, Israel Hantam Jalur Gaza

“Sekarang, jika presiden AS tidak dapat berkomitemen dengan perkataannya dan melanggar janjinya, maka dia bertanggung jawab atas gangguan dan pertumpahan darah di Afganistan,” kata Baradar sebagaimana cuitan Shaheen.

Ini merupakan kunjungan kedua Taliban ke Cina. Kunjungan pertama pada Juni lalu sebelum pembicaraan damai Taliban dengan AS berjalan alot.

Cina diduga menyambut delegasi Taliban karena berkepentingan dengan Afganistan yang wilayah bagian baratnya, provinsi Xinjiang terletak di perbatasan kedua negara. Cina selama ini sangat khawatir dengan jaringan kelompok milisi extrimis islan di Xinjiang, tempat di mana mayoritas Muslim Uighur yang berbahasa Turki tinggal di sini.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang membenarkan bahwa Baradar dan sejumlah asistennya datang ke Cina untuk bertukar pikiran dalam beberapa hari ini,” kata Geng, sebagaimana dilaporkan Channel News Asia.

“Pejabat kementerian luar negeri terkait bertukar pendapat dengan Baradar terkait degan situasi di Afganistan dan mempromosikan perdamaian Afganistan dan proses rekonsiliasi,” ujar Geng.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru