33 C
Jakarta
Array

Rethinking Jihad

Artikel Trending

Rethinking Jihad
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Syariat jihad dalam artian perang merupakan perintah Allah, seseorang yang berjihad akan mati syahid ”.

Demikian kata para perekrut terorisme sebagaimana yang diakui oleh Ali Imron, terpidana kasus Bom Bali. Begitulah mereka; belokkan penafsiran ayat-ayat sebagai justifikasi dalam memuluskan doktrin radikal. Tulisan ini hendak meluruskan pemahaman tentang jihad (Rethinking Jihad) yang sebenarnya.

Penggalan ayat Al-Qur’an surah Muhammad/47 ayat 4 adalah salah satu contohnya. Penggalan ayat yang biasa ditampilkan adalah “Maka apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir, maka pancunglah batang leher mereka…”. Dari penggalan ayat ini dapat dipahami bahwa Allah swt. memerintahkan manusia untuk memancung batang leher orang-orang kafir di manapun dan kapan saja. Pemahaman tekstual-parsial tersebut sungguh ngeri, bukan?

Padahal, ayat tersebut secara utuh berbunyi “Maka apabila kamu bertemu (di medan perang) dengan orang-orang kafir, maka pancunglah batang leher mereka, sampai batas apabila kamu telah melumpuhkan gerak mereka maka kuatkanlah ikatan (tawanlah) mereka, lalu (kamu boleh) membebaskan mereka sesudah(nya) atau (boleh juga melepaskannya) dengan menerima tebusan sampai perang meletakkan beban-bebannya. Demikian-lah, seandainya Allah menghendaki niscaya Dia akan membinasakan mereka tetapi Dia hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, maka Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka”

Jihad dalam Konteks Perang

Menampilkan secara utuh –dari awal hingga akhir- ayat ini memberikan pemahaman kepada pembaca bahwa konteks ayat ini adalah kondisi peperangan. Perhatikan kalimat “…sampai perang meletakkan beban-bebannya”. Berarti, perintah memancung orang-orang kafir pada kalimat sebelumnya adalah konteks perang.

Jika dalam konteks perang, maka perintah ayat ini tidak bermasalah sama sekali. Dari tradisi dulu hingga kini, kalau di medan perang, menghabisi musuh yang ada di hadapan adalah misi utamanya.

Belum lagi jika dihubungkan dengan ayat-ayat sebelumnya. Ayat 1 sampai 3 berbunyi, “Orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi dari jalan Allah, Allah membatalkan amal-amal mereka, sedang orang-orang yang beriman dan mengerjakan (amal-amal) yang saleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad—dan itulah yang haq dari Tuhan mereka—Allah menghapus dosa-dosa mereka serta memper-baiki pikiran mereka. Itu adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil dan sesungguhnya orang-orang yang beriman mengikuti yang haq dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perumpamaan-perumpamaan bagi mereka.”

Jika ayat 4 tadi dihubungkan dengan ayat 1 hingga 3 ini, maka kesan yang muncul bahwa Islam memerintahkan secara mutlak untuk memusuhi semua orang kafir adalah tidak benar. Perhatikan bahwa ayat 1 sampai 3 ini berbicara hanya tentang orang-orang kafir yang menghalang-halangi dari jalan Allah, tidak termasuk mereka yang hidup dalam damai dan harmonis dengan umat Islam. M. Quraish Shihab menegaskan bahwa yang dimaksud ayat ini bukan semua orang kafir, tetapi orang-orang tertentu yang mencabut salah satu hak asasi manusia, yakni kebebasan beragama.

Kalau demikian, maka yang lebih berhak dipancung di negeri ini adalah justru mereka oknum kaum penganut agama mayoritas yang selalu menghalang-halangi hak beragama penganut agama minoritas. Bukankah sudah sering diberitakan bagaimana umat agama minoritas negeri ini dihalang-halangi untuk melakukan ibadah mereka? Yang sebagian besar kita hanya diam, dan terkesan atau memang sedang memberi pesan menyetujui tindakan menghalangi kebebasan beragama itu?

Memaknai Jihad yang Sesungguhnya

Inikah jihad? Tidak! pengertian tentang Jihad perlu direnungkan kembali (Rethinking Jihad). Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar mengatakan bahwa, arti jihad ialah segala upaya yang dikerahkan untuk mencapai tujuan Islam. Upaya-upaya itu bisa dalam bentuk fisik (jihad), pemikiran (ijtihad), dan semangat batin (mujahadah). Jika ada yang mengatasnamakan suatu gerakan jihad tetapi tidak melibatkan dimensi ijtihad  dan mujahadah, maka sesungguhnya belum bisa disebut jihad.

Dengan demikian, jihad tidak harus berwajah maskulin, kasar, keras memegang senjata. Seorang tukang sapu jalanan memegang sapu, seorang penulis memegang pena, seorang petani memegang cangkul dan seorang nelayan memegang jala. sesungguhnya mereka juga berjihad dan alat-alat yang ada ditangannya adalah peralatan jihad. Itulah jihad feminin.

Bukankah di antara 99 sifat-sifat Allah Swt yang tergabung di dalam al-Asma’ al-Husna’, nama-Nya yang paling sering terulang di dalam Al-Qur’an ialah al-Rahim (Maha Penyayang) terulang sebanyak 114 kali dan al-Rahman (Maha Pengasih) terulang sebanyak 57 kali. Bandingkan dengan nama Allah Swt yang menggambarkan diri-Nya sebagai Maha Angkuh (al-Mutakabbir) dan Maha Pendendam (al-Muntaqim), yang kedua nama itu hanya masing-masing terulang sekali. Sifat feminin Tuhan lebih menonjol dari sifat maskulin-Nya.

Jihad yang Diteladankan Nabi Muhammad

Lihatlah sifat Nabi Muhammad saw. ketika beliau menaklukkan Mekkah, yang beliau serukan bukanlah balas dendam kepada orang-orang yang telah memboikot dan menyiksa kaumnya di masa silam. Beliau justru berkata: Hari ini adalah hari perdamaian (al-yaum yaum al-marhamah). Sifat feminin Nabi lebih menonjol dari sifat maskulinnya. Itulah jihad beliau

Lihat pula sikap sahabat Umar bin Khattab ra ketika membebaskan kota Yerusalem tanpa memaksakan pihak lain masuk ke dalam Islam. Begitupula tidak menghancurkan patung-patung bukti peradaban Mesir yang masih bisa kita lihat hingga kini. Sifat feminin sahabat Nabi (walau seperti sosok Umar bin Khattab ra. yang terkenal keras) lebih menonjol dari sifat maskulinnya. Itulah jihad sahabat Nabi

Bagaimanakah dengan umat Nabi saw. hari ini? Apakah kita telah meneladani Allah swt., Rasulullah saw. dan sahabatnya dengan menonjolkan jihad feminin dibandingkan dengan jihad maskulin? Wallahu A’lam Bishshawaab.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru