26.3 C
Jakarta
Array

Rencana Damai dengan Taliban Mentok, AS Tingkatkan Serangan

Artikel Trending

Rencana Damai dengan Taliban Mentok, AS Tingkatkan Serangan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Washington – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan dialog damai dengan Taliban sudah “mati.” Dirinya menegaskan bahwa Amerika Serikat siap meningkatkan perlawanan terhadap kelompok militan tersebut. Pernyataan disampaikan usai Trump membatalkan pertemuan rahasia dengan Taliban yang dijadwalkan digelar di Camp David pada akhir pekan kemarin.

“(Negosiasi damai) sudah mati. Setahu saya, sudah mati,” kata Trump di Gedung Putih. Komintar itu disampaikannya saat mengomintari prospek tercapainya perjanjian damai dengan Taliban dan penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Pembatalan pertemuan dengan Taliban terjadi saat kedua pihak sudah selangkah lagi menuju perjanjian damai. Poin utama dalam perjanjian adalah penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Maka sebagai gantinya Taliban akan memberikan jaminan keamanan di seantero negara tersebut.

Usai berbicara mengenai pembatalan perjanjian, Trump mengklaim operasi militer AS terhadap Taliban memasuki masa-masa paling sengit dalam satu dekade terakhir. “Dalam empat hari terakhir, kami telah menghantam musuh kami lebih keras dibanding sepuluh tahun lalu!” tulis Trump di Twitter, dikutip dari AFP, Senin 9 September 2019.

Minggu 8 September, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Washngton telah “membunuh lebih dari seribu militan Taliban hanya dalam kurun waktu 10 hari.”

Mengenai pembatalan pertemuan di Camp David, Trump mengaku terpaksa membatalkannya karena Taliban telah membunuh seorang prajurit AS dalam sebuah serangan di Kabul. Pembatalan yang diumumkan Trump via Twitter membuat warga AS untuk pertama kalinya mengetahui bahwa pemerintahnya merencanakan pertemuan rahasia dengan Taliban.

Banyak warga AS terkejut, bahkan beberapa dari mereka kesal, saat mengetahui Taliban hendak mengunjungi Camp David menjelang peringatan serangan teroris 11 September. Trump membantah pembatalannya ini telah memicu kericuhan di internal Gedung Putih. Ia menuduh isu tersebut muncul karena ulah para jurnalis.

“Ada beberapa jurnalis yang mencoba membuat kesan bahwa ada keributan di Gedung Putih, padahal pada kenyataannya tidak ada,” tegas Trump.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru