27.6 C
Jakarta

Refleksi Tahun Baru, Toleransi dan Persaudaraan

Artikel Trending

KhazanahRefleksi Tahun Baru, Toleransi dan Persaudaraan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Setiap momen pergantian tahun, selalu ada resolusi doa dan harapan yang diinginkan oleh setiap orang. Pada momen seperti inilah dimanfaatkan oleh banyak orang untuk mendoakan orang lain agar menjadi lebih baik. Diucapkannya doa dan harapan pada tahun baru bertujuan agar ditahun yang akan datang, segala kebaikan akan terus dapat dijaga. Hal tersebut juga dilakukan untuk memotivasi diri agar selalu berbuat lebih baik lagi dari sebelumnya. Oleh sebab itu, refleksi bisa jadi ajang untuk memperkuat toleransi dan persaudaraan kedepannya.

Sebagai contoh, pada hari pertama tahun 2020, kita mulai dengan meninggalkan kebiasaan tidak baik pada tahun sebelumnya. Kemudian menggantinya dengan banyak kebaikan yang dilakukan secara konsisten. Seandainya kita mempunyai suatu keinginan atau impian di tahun 2020, maka semaksimal mungkin keinginan itu untuk diraih, karena setiap orang tentu mempunyai keinginan dan harapan yang berbeda di tahun baru. Termasuk dalam hal toleransi antar sesama warga Indonesia.

Nilai-nilai Kebhinekaan

Karena toleransi merupakan suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat. Meskipun terdapat banyak perbedaan di dalamnya, entah itu perbedaan pendapat, pandangan, agama, ras, budaya, lainnya. Namun, perbedaan tersebutlah yang menjadikan kita untuk saling menghargai, menghormati keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain.

Islam menawarkan ajaran toleransi yakni dalam bentuk saling menghormati. Sebagai umat Islam, sudah seharusnya melawan sikap intoleran, karena sebenarnya tidak pernah membawa kepada perdamaian, justru membawa kepada perpecahan.

Sehingga, sikap toleransi inilah yang kemudian menjadi sikap dasar yang memang harus dimiliki oleh setiap individu. Dengan mengedepankan sikap yang saling menghargai dan memperbolehkan suatu pendapat atau pandangan yang berbeda. Karena dengan begitu, akan terjalin hubungan antar umat beragama yang didasarkan pada toleransi dan tumbuh rasa persaudaraan yang baik, rasa kerja sama. Hal ini yang menjadikan sikap toleransi dapat menumbuhkan persatuan dan juga kesatuan bangsa.

Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al-Qur’an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang Aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Yunus: 40-41)

Nah, dalam ayat tersebut juga mengajarkan tentang arti toleransi. Dalam kehidupan sehari-hari misalnya, apabila kita mendapati orang-orang yang mendustakan agama, contohnya yakni dalam Islam, maka umat Islam seharusnya tidak perlu marah. Meyakinkan bahwa ajaran Islam sangat menghargai berbagai perbedaan diantara manusia, karena pada dasarnya setiap manusia punya hak masing-masing. Meskipun Islam itu merupakan agama yang benar, namun tidak dibenarkan memaksakan orang lain memeluk agama Islam.

BACA JUGA  Menjadikan Ruang Maya sebagai Ajang Politik Damai

“Tidak ada paksaan dalam memeluk agama. Sungguh telah jelas antara kebenaran dan kesesatan” (QS. Al Baqarah: 256)

Toleransi dan Persaudaraan

Telah disadari bagi kebanyakan orang bahwa tujuan toleransi adalah untuk menciptakan suasana yang harmonis di lingkup masyarakat dengan keberagaman. Sikap toleransi bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik meskipun bangsa Indonesia kini terkenal dengan keberagamannya.

Pancasila sebagai ideologi bangsa pun menjelaskan tentang persatuan Indonesia yang kemudian diwujudkan dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Semboyan tersebut mengandung makna berbeda-beda tetapi tetap satu. Juga menggambarkan tentang gagasan dasar yaitu dalam upaya untuk mempersatukan keberagaman yang ada.

Maka, meskipun warga negara memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, namun tetap warga Indonesia diharapkan mampu hidup berdampingan dan saling menghormati sesama. Dengan turut serta dalam menjaga kedamaian dan keharmonisan masyarakat yang majemuk ini. Misalnya, dengan menghargai pendapat orang lain yang tentunya berbeda dan menyikapinya dengan tidak semena-mena terhadap orang lain. Maka, sebagai warga negara sudah selayaknya untuk saling membantu dan tolong-menolong sesama manusia tanpa membeda-bedakan.

Hal-hal sederhana seperti itulah yang merupakan contoh sikap toleransi kepada orang lain. Sehingga rasa persudaraan terhadap sesama bangsa Indonesia akan semakin besar. Dengan adanya rasa persaudaraan yang tinggi, maka kita akan terhindar dari perpecahan. Kerukunan dan perdamaian dapat dirasakan melalui persaudaraan dan penghargaan terhadap hak-hak dasar manusia. Bahkan sikap intoleran pun dapat diminimalisir.

Sumber Bertoleransi

Al-Qura’n sendiri menjelaskan tentang persaudaraan dalam satu agama bagaikan persaudaraan. Keanekaragaman manusia bukanlah untuk saling ejek, berpecah belah saling membanggakan kedudukan, namun agar saling mengenal, juga agar kita bisa saling menolong dan bersilaturahmi.

Setiap manusia yang beragam itu sesungguhnya sama saja dihadapan Allah. Yang membedakan adalah hanyalah ketaqwaan. Bahwa kemuliaan yang ada pada manusia berbanding lurus dengan ketaqwaan mereka. Sebagaimana dalam surah Al-Hujurat ayat 13.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Ketika kita memahami bahwa intoleransi bisa diredam, maka tentu upaya untuk mewujudkan kehidupan yang lebih harmoni dapat diterapkan dalam masyarakat. Segala bentuk resolusi doa dan harapan tahun baru akan segera terwujud apabila kita lebih mendekatkan diri kepada Allah. Oleh sebab itu, lakukanlah resolusi untuk memperbaiki diri menjadi lebih taat dan lebih baik lagi. Wallahu a’lam bi al-shawab.

Oleh: Muhammad Ikhsan Hidayat

Peneliti di Pon Pes Dar al-Qolam Semarang

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru