28.6 C
Jakarta

Quraish Shihab dalam Diskusi Publik PSQ: “Perang Palestina Melawan Israel Bukan Isu Agama!”

Artikel Trending

KhazanahResonansiQuraish Shihab dalam Diskusi Publik PSQ: “Perang Palestina Melawan Israel Bukan Isu...
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Dalam diskusi publik bertajuk “Sikap Kita dalam Mendukung Palestina” yang digelar Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6), pendiri PSQ Quraish Shihab menyampaikan pandangan kritisnya mengenai konflik Palestina-Israel. Dengan tegas, ia menekankan bahwa perang antara Palestina dan Israel bukanlah isu agama, melainkan isu politik dan ekspansi wilayah.

“Intinya, perang Palestina melawan Israel bukan isu agama, tetapi sengaja dilakukan oleh Israel,” kata Quraish Shihab. Ia menjelaskan bahwa ketika umat Islam sering mengklaim Masjidil Aqsha dengan merujuk pada sejarah, kaum Yahudi pun memiliki klaim yang sama berdasarkan sejarah masa lampau ketika Yerusalem dikuasai Bani Israil di masa Nabi Musa hingga Nabi Sulaiman.

Dalam penjelasannya, Quraish Shihab menekankan bahwa menghormati orang Yahudi bukanlah masalah, seperti yang terlihat di Yaman dan Maroko di mana komunitas Yahudi hidup berdampingan dengan umat Islam.

“Jadi ini bukan isu agama. Kita menghormati orang Yahudi di Yaman, Maroko, dan tempat lainnya. Persoalannya adalah: pertama, persoalan merebut tanah; kedua, Israel tidak hanya ingin mempertahankan tanah yang dijajah, tetapi juga ingin mencaplok lebih banyak lagi tanah Palestina daripada yang ada sekarang,” imbuhnya.

Quraish Shihab mengajak bangsa Indonesia untuk melihat lebih jauh dari sekadar solidaritas terhadap Palestina. Ia memperingatkan bahwa tindakan ekspansif Israel memiliki implikasi serius bagi kebebasan global.

“Saya ingin bangsa kita tidak hanya memperjuangkan Palestina dalam konteks solidaritas, tetapi berlanjut bahwa jika Israel berlanjut seperti sekarang, maka itu membahayakan. Kebebasan kita akan direbut. Maka, kita harus menanamkan di masyarakat bahwa Israel jika dibiarkan sangat membahayakan kita semua,” tegas Abi Quraish.

Pandangan Quraish Shihab tersebut tentu menggugah kesadaran tentang pentingnya memahami konflik Palestina-Israel dari perspektif yang lebih luas dan mendalam. Dengan menyoroti aspek politik dan ekspansi wilayah, ia mengajak masyarakat untuk tidak terjebak dalam narasi agama yang selalu digunakan untuk menyederhanakan masalah Palestina yang kompleks.

Lantas bagaimana sikap kita terhadap statement Pendiri PSQ tersebut? Menarik dicatat, pandangan Quraish Shihab dalam diskusi publik PSQ mengenai konflik Palestina-Israel kemarin membawa kita untuk melihat isu ini dari perspektif yang lebih luas dan mendalam. Beberapa sikap kemudian dapat kita ambil terhadap gagasan tersebut.

BACA JUGA  Bimtek PPIH 2024: Upaya Kementerian Agama Melahirkan Uwais Al-Qarni di Zaman Modern

Pertama, memahami konteks historis dan politik. Sikap pertama yang harus kita ambil adalah memahami konteks historis-politik dari konflik Palestina-Israel. Seperti yang dijelaskan Abi Quraish, klaim atas Yerusalem dan Masjidil Aqsha bukanlah semata-mata isu agama, melainkan sarat dengan sejarah dan politik. Artinya, penting untuk mempelajari sejarah konflik tersebut agar kita tidak terjebak dalam narasi yang menyederhanakan masalah menjadi sekadar pertentangan agama belaka.

Kedua, mengedepankan solidaritas kemanusiaan. Meskipun bukan isu agama, konflik Palestina-Israel tetap merupakan isu kemanusiaan yang urgen. Penindasan, genosida, dan pelanggaran HAM yang dialami oleh rakyat Palestina memerlukan solidaritas global—termasuk Indonesia. Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kita perlu terus mendukung upaya perdamaian dan kemerdekaan Palestina.

Ketiga, mewaspadai ekspansi dan imperialisme. Abi Quraish mengingatkan bahwa ekspansi Israel bukan saja ancaman bagi Palestina, tetapi juga bagi kebebasan global. Kita harus waspada terhadap segala bentuk imperialisme yang dapat mengancam kedaulatan dan kebebasan bangsa-bangsa lain. Menyuarakan penolakan terhadap tindakan ekspansif dan imperialistik merupakan bagian dari tanggung jawab sebagai warga dunia.

Keempat, menyebarkan kesadaran melalui pendidikan dan media sosial. Seperti yang disebutkan oleh Gus Ulil sebelumnya, media sosial memainkan peran penting dalam menyebarkan kesadaran tentang isu Palestina. Kita dapat memanfaatkan platform itu untuk menyebarkan informasi akurat dan mendorong diskusi yang konstruktif. Edukasi mengenai konflik Palestina juga harus ditingkatkan agar masyarakat memiliki pemahaman yang kritis.

Kelima, mendukung diplomasi dan upaya perdamaian. Seperti kata Abi Quraish, solusi terhadap konflik Palestina tidak bisa hanya mengandalkan solidaritas, tetapi juga perlu tindakan nyata. Mendukung upaya diplomasi dan perundingan perdamaian yang adil merupakan langkah konkret yang harus diambil. Kita juga harus mendorong pemerintah dan lembaga internasional untuk berperan aktif dalam mencari solusi.

Keenam, mengedepankan prinsip keadilan. Sikap kita juga harus didasarkan pada prinsip keadilan. Kita harus mendukung hak-hak rakyat Palestina untuk merdeka dan menentukan nasib mereka sendiri. Ini berarti menolak segala bentuk penjajahan dan penindasan yang dilakukan oleh Israel. Prinsip keadilan harus menjadi landasan utama dalam setiap tindakan dan kebijakan yang kita ambil. (Khr)

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru