Harakatuna.com.
Paris-Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan
33 ‘teroris’ telah ‘dinetralkan’ dalam sebuah operasi oleh pasukan Prancis di
Mali tengah.
Dilansir AFP, Sabtu (12/21/2019), hal itu
disampaikan Macron dalam pidatonya pada komunitas Prancis di Pantai Gading
bahwa tentara Prancis juga telah melepaskan dua polisi militer Mali yang
ditahan oleh para jihadis di kota Mopti. Seorang sumber mengatakan maksud ‘dinetralkan’
adalah dibunuh.
“Keberhasilan yang cukup besar ini menunjukkan komitmen pasukan kami, dukungan yang kami bawa ke Mali, ke kawasan itu dan keamanan kami sendiri,” kata Macron.
“Kami telah kehilangan, kami juga memiliki kemenangan pagi ini berkat komitmen tentara kami dan Operasi Barkhane,” katanya, merujuk pada operasi militer Prancis terhadap gerilyawan Islam di Sahel.
Macron mengunjungi Pantai Gading untuk merayakan Natal
bersama pasukan Prancis. Dia mengatakan bawa Paris akan bekerja untuk
memberikan ‘kekuatan baru’ untuk memerangi militan Islam di wilayah Sahel
Afrika.
Pemberontakan jihadis di beberapa negara miskin Sahel akan menjadi prioritas
teratas dalam agenda Macron dalam 48 jam masa tinggalnya di wilayah di mana
serangan telah menyebar sejak militan Islam dimulai tujuh tahun lalu di Mali.
Bulan lalu, 13 tentara Prancis tewas dalam kecelakaan helikopter di Mali utara
saat mereka mengejar jihadis. Kecelakaan itu merupakan kerugian satu hari
terbesar bagi militer Prancis dalam hampir empat dekade dan menimbulkan
pertanyaan baru tentang efektivitas operasi 4.500 anggota Barkhane di Sahel di
Perancis.