29.1 C
Jakarta
Array

Pondasi Akhlak Mulia Menurut Al-Ghazali

Artikel Trending

Pondasi Akhlak Mulia Menurut Al-Ghazali
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Nabi Muhammad menyebutkan bahwa misi utama diutus dirinya kedunia ini adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia. Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam hadist yang diriwayatkan Imam Baihaki

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” [HR. Baihaki]

Dengan begitu perbaikan akhlak adalah hal yang sangat penting untuk didakwahkan. Sebagian ulama mengatakan bahwa akhlak adalah buah daripada ilmu, karena ilmu yang bermanfaat akan tercermin dalam akhlaknya. Yang menjadi pertanyaan adalah dalam hadist diatas adalah apa standar kemuliaan akhlak itu..?.

Setiap daerah pasti memiliki standar akhlak yang mulia, bahkan ada akhlak yang suatu didaerah dianggap akhlak mulia dan didaerah lainnya dianggap akhlak yang tercela. Oleh karena yang demikian maka harus ada standar akhlak yang mulia tersebut.

Standar utama untuk menentukan akhlak yang mulia agar tidak tumpang tindih adalah yang bersumber dari agama. Karena ajaran agama adalah bersifat universal dan kosmopolit. Oleh karenanya Al-Quran sebagai kalam ilahi adalah sumber dari standar akhlak yang mulia.

Sedang kita tau sendiri bahwa standar akhlak yang baik dalam Al-Quran tersebut tercermin dalam diri Rasulullah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sayidatuna Aisyah bahwasanya akhlaknya Nabi Muhammad adalah Al-Quran.

Dengan demikian maka untuk dapat mengetahui standar akhlak yang mulia maka harus belajar Al-Quran dan meneladi Nabi Muhammad dalam berbagai aspeknya. Nabi Muhammad juga pernah bersabda bahwasanya agama adalah akhlak yang baik. Oleh karena tidak beragama seseorang jika tidak memiliki akhlak yang baik.

Bahkan akhlak yang baik ini adalah menjadi ciri kesempurnaan iman seseorang. Sebagaimana yang disampaikan Nabi Muhammad

أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” [HR. Tirmidzi].

Akhlak yang baik juga menjadi standar orang yang akan dicintai Nabi Muhammad. Sebagaimana yang termaktub dalam hadist

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

Artinya “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” [HR. Tirmidzi].

4 Pondasi Akhlak Al-Ghazali

Namun demikian setelah mengetahui standar akhlak yang mulia dalam al-Quran maka seseorang wajib mengetahui cara penerapan ahlak mulia tersebut dalam masyarakat. Inilah yang dinamakan kebijaksanaan.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya, menerangkan bahwa pondasi akhlak itu ada empat yaitu kebijaksaaan [hikmah], keberanian [saja’ah], menjaga diri [‘iffah] dan keadilan [‘adil].

Kebijaksanaan adalah suatu keadaan jiwa, dimana denganya engkau bisa mengetahui kebenaran dan kebatilan dalam segala hal yang diusahakan. Kebijaksanaan menurut sebagian orang adalah menempatkan sesuatu dalam tempat dan kadarnya. Tanpa mengetahui kebijaksaan ini akhlak yang baik akan berubah menjadi sesuatu yang kurang baik.

Keadilan adalah kekuatan untuk memelihara kemarahan dan sahwat untuk diarahkan kepada keadaan yang tepat. Keadilan ini adalah ujung tombak dari suatu kemakmuran bangsa, karena tanpa keadilan akan terjadi ketimpangan yang berujung pada pemberontakan.

Keberanian adalah kekuatan untuk mengatur kemarahan agar diikutkan kepada akalnya dalam bertindak. Sedangkan menjaga diri adalah kekuatan menselaraskan sahwat dengan akal dan aturan syariat.

Al-Ghazali menyatakan bahwa apabila bisa menerapkan keempat pondasi akhlak ini sesuai porsinya maka akan mendapatkan ahlak yang mulia dalam segala hal.

 

 

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru