32.9 C
Jakarta

Pesan Penting Pasca-Idhul Fitri bagi Kelompok Radikalis

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanPesan Penting Pasca-Idhul Fitri bagi Kelompok Radikalis
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Hari Raya Idhul Fitri baru saja berlangsung kemarin. Kendati di tengah wabah Virus Corona, seluruh umat Islam—bahkan, juga orang non-muslim—tidak lupa bahagia sedikit pun. Kebahagiaan di hari yang fithri, suci mampu menghapus duka mendalam diserang virus yang membahayakan ini.

Idhul Fitri, seperti yang Anda tahu, adalah perayaan yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun. Tentunya, hanya sekali. Momen ini secara tidak langsung langka, sehingga perlu menunggu tahun depan bila tahun ini Anda kelewatan merayakannya. Saya berpikir, kenapa hanya setahun sekali? Kenapa tidak dua kali atau lebih dari itu?

Namanya saja perayaan tentu itu adalah momen spesial. Sesuatu yang spesial biasanya sesuatu yang langka. Bila sesuatu itu keseringan akhirnya menjadi biasa, tidak spesial lagi. Secara sederhana narasi ini juga masuk akal (reasonable). Tapi, saya mencari jawaban yang lebih dari itu. Sehingga, dihasilkanlah sebuah jawaban begini.

Momen langka dalam sebuah perayaan mengajak Anda berpikir apa yang akan dilakukan ke depan dan apa yang perlu diperbaiki dari perbuatan yang telah berlalu. Karena, hidup hanya sebatas waktu: masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang. Memperbaiki hidup masa lalu di masa depan adalah bentuk dari hijrah, bermetamorfosa dari keburukan masa lalu menuju kebajikan masa depan.

Penting ditanamkan dalam benak spirit hijrah di tengah Idhul Fitri agar momen sakral dan langka ini bukan indah di permukaan dan keropos di dalam. Tapi, Idhul Fitri menjadi langkah hijrah mensucikan jiwa dari segala sifat kebinatangan yang menguasai diri manusia. Sifat-sifat kebinatangan meliputi musyrik (menyekutukan Tuhan dengan egonya sendiri, merasa dirinya paling benar), kafir (menutup hatinya menerima perbedaan, padahal perbedaan itu rahmah), dan terorisme (melakukan tindakan zalim di tengah alam semesta).

Memusyrikkan orang lain adalah sikap yang kurang benar. Karena, sekali menuduh syirik secara tidak langsung dirinya yang terjatuh pada sifat yang maha picik ini. Sikap yang paling baik adalah menahan ego tidak melontarkan kalimat yang memusyrikkan orang lain, karena dampak yang diterima sangat fatal. Sebut saja, terjadi perselisihan, perpecahan, dan permusuhan.

BACA JUGA  Ciri-ciri Calon Pemimpin yang Layak Dipilih pada Pilpres Tahun Ini

Selain itu, sikap mengkafirkan, pun juga membid’ahkan, orang lain. Sikap picik ini banyak dilayangkan oleh kelompok ekstremis-radikalis yang belum mampu menahan egonya sendiri. Mereka merasa dirinya yang paling benar. Sementara, selain mereka adalah sesat. Meraka berani menggantikan posisi Tuhan yang Maha Benar. Mereka telah merampas hak prerogatif Tuhan yang memiliki klaim kebenaran absolut.

Supaya selamat dari sifat-sifat yang tercela tersebut, penting membangun spirit hijrah di hari yang fithri. Spirit hijrah akan membantu dan mendorong Anda mengambil sebuah keputusan yang bijaksana di masa mendatang. Anda akan berusaha sekuat mungkin memerangi ego yang sering mengajak Anda melakukan perbuatan-perbuatan ekstremis-radikalis. Sehingga, begitu Anda mampu menanamkan motivasi (niyah) yang kuat, Anda ekspresikan spirit ini dalam bentuk lantunan takbir: Allahu Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar. Artinya, Allah adalah Dzat yang Maha Besar, Kuasa, dan Mampu. Sedang, selain-Nya, termasuk Anda, adalah makhluk yang lemah, tidak punya daya, dan tidak punya kuasa.

Pekikan takbir adalah isyarat menumbuhkan semangat perang melawan ego kebinatangan. Saat itu, kemenangan telah Anda raih, kendati belum seberapa. Saya bilang begitu, karena perjuangan masih belum selesai. Habis hari raya, Anda masih diajak melanjutkan perjalanan panjang. Di tengah perjalanan itu, Anda hendaknya terus memekikkan takbir untuk menumbuhkan spirit perang melawan ego, walau di dalam hati. Perjuangan setelah hari raya adalah perjuangan yang sangat melelahkan. Anda butuh modal hijrah yang cukup, sehingga Anda tetap menjadi seorang pemenang.

Salah satu cara sederhana untuk kontinu dalam memegang kemenangan adalah hiduplah di lingkungan yang baik, yang subur, dan yang edukatif. Lingkungan ini akan dapat mengantarkan Anda menjadi sosok yang arif melihat kebenaran dengan hati, sehingga tidak mudah menyalahkan perbedaan dan meluluhlantakkan persatuan. Anda akan menjadi oase yang dirindukan banyak umat. Anda akan menjadi teladan yang diperhatikan banyak orang. Bahkan, Anda akan menjadi pewaris para nabi yang menghendaki Islam rahmatan lil alamin, penebar kasih sayang di tengah semesta alam.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru