25.4 C
Jakarta
Array

Perjanjian AS-Taliban Dinilai Gagal, Teror di Kabul Terus Berlanjut

Artikel Trending

Perjanjian AS-Taliban Dinilai Gagal, Teror di Kabul Terus Berlanjut
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Kabul – Negosiator Amerika Serikat (AS) untuk perdamaian Afghanistan, Zalmay Khalilzad, akan menemui para pejabat Afghanistan dan NATO untuk menjelaskan rancangan perjanjian antara AS dan Taliban.

Khalilzad mengatakan, pekan ini AS dan Taliban telah menyusun rancangan kerangka perjanjian tersebut yang mengharuskan AS untuk menarik ribuan pasukannya dan akan meninggalkan 5 pangkalan militer di Afghanistan dalam waktu 135 hari sejak penandatanganan perjanjian.

Namun, di tengah puncak kesepakatan itu, teror masih melanda Afghanistan. Kamis kemarin (5/9), sebuah bom mobil meledak di Shash Darak. Daerah berbenteng kuat yang bersebelahan dengan zona hijau dan rumah bagi beberapa kompleks penting. Termasuk Direktorat Keamanan Nasional (NDS), Dinas Intelijen Afghanistan, dan Kedutaan Besar (Kedubes) AS.

Korban Bom Lanjutan di Taliban

Ledakan ini menewaskan 10 orang dan mencederai 42 orang. Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Padahal, kelompok militan ini telah mengadakan pembicaraan damai dengan AS di Doha, Qatar, dengan hasil rencana perjanjian damai tersebut.

Beberapa jam kemudian, Taliban meledakkan bom mobil di luar pangkalan militer Afghanistan, dan menewaskan empat warga sipil.

“Damai dengan kelompok yang masih membunuh orang tak berdosa tidak ada artinya,” Kata Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dalam sebuah pernyataan, dilansir Aljazeera, Jumat (6/9).

Kabul telah dicengkeram oleh gelombang kekerasan mematikan. Bahkan, setelah AS dan Taliban mencapai kesepakatan “pada prinsipnya” yang membuat AS menarik ribuan tentara dari Afghanistan dengan imbalan berbagai janji keamanan Taliban.

“Taliban menunjukkan kekuatan mereka di tengah kesepakatan yang sedang dibuat dengan mereka. Dalam serangan yang mereka klaim, warga sipil sekarat, mereka harus segera berhenti melakukan serangan seperti itu ketika ada pembicaraan yang sedang berlangsung untuk membawa perdamaian di Afghanistan,” kata Intizar Khadim, analis politik di Kabul.

Pada hari Rabu, pemerintah Afghanistan menyatakan keraguan tentang kesepakatan itu, dan mengatakan para pejabat membutuhkan lebih banyak informasi tentang risiko yang ditimbulkannya.

Ada sekitar 14.000 tentara AS di Afghanistan, yang dikerahkan di berbagai pangkalan di seluruh negeri ini. Saat ini, AS berencana menarik sekitar 5.000 tentaranya di fase pertama perjanjian dengan Taliban.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru