31.8 C
Jakarta

Perjalanan Dakwah Felix Siauw Hijrah dari Paham Khilafah

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanPerjalanan Dakwah Felix Siauw Hijrah dari Paham Khilafah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Felix Siauw dikenal dan mengakunya sebagai ustaz. Felix sering berdakwah di pelbagai kesempatan, terutama di media sosial. Felix tentunya memiliki pengikut yang cukup banyak. Bisa mengalahkan follower tokoh besar sekaliber Prof. Quraish Shihab.

Dengan pengikutnya yang cukup fantastik, Felix selalu memanfaatkan momen dakwahnya tanpa berhenti membicarakan khilafah. Seakan khilafah adalah sesuatu yang fardu ain (kewajiban) disampaikan. Padahal, kita tahu khilafah termasuk sistem yang berseberangan dengan sistem demokratis di Indonesia.

Maksudnya, jika Felix bersuka ria mendakwahkan khilafah kepada warga negara Indonesia, tentu mereka digiring menjadi warga negara yang menolak sistem yang sudah ada. Jelas, itu sangat merugikan. Terus, siapa yang dirugikan? Felix kah? Atau Indonesia sendiri?

Tidak dapat dipungkiri, Indonesia akan mengalami goncangan yang dahsyat ketika melihat warga negaranya sendiri menjadi perusak dari dalam. Mereka persis musuh dalam selimut. Mereka seakan tidak tahu berterima kasih kepada tanah airnya di mana mereka lahir dan hidup.

Felix hendaknya menghentikan penyebaran khilafah di Indonesia. Karena, kehadiran khilafah tidak dapat memperbaiki Indonesia dari pelbagai problem yang sedang dan telah terjadi. Malahan, menambah masalah yang tak berkesudahan. Cara menghentikan dakwah khilafah tidaklah sulit bagi Felix. Apalagi, dia punya media sosial yang cukup kuat.

Felix tinggal tunjukkan di publik, bahwa dia hijrah dari Qaul Qadhim (pendapat yang lama)nya dengan kampanye khilafah menuju Qaul Jadid (pendapat yang baru)nya dengan paham moderat. Felix tidak perlu malu. Karena, hijrah menuju kebenaran bukanlah sesuatu yang aib dan hina, malahan memuliakan.

BACA JUGA  Jangan Lupa Menghias Diri dengan Pakaian Takwa di Hari Lebaran Nanti

Banyak ulama terdahulu yang menyampaikan pendapatnya dengan tegas: benar atau salah. Salah satunya, Imam Ghazali. Imam Ghazali terang-terangan mengkritik gagasannya sendiri yang sudah berlalu terkait keterlibatannya dalam filsafat dan ilmu kalam. Bahwa filsafat dan ilmu kalam tidak dapat mengantarkan Al-Ghazali mencapai kebenaran hakiki.

Lalu, apakah dengan pengakuan itu dapat menghinakan Al-Ghazali di depan publik. Justru tidak begitu. Malahan, Al-Ghazali mendapatkan apresiasi sampai sekarang. Buktinya, gagasan yang baru (Qaul Jadid) Al-Ghazali masih dipelajari oleh banyak orang, baik di kalangan akademisi atau tidak.

Masih terbuka kesempatan bagi Felix untuk merevisi gagasannya tentang Khilafah. Dengan kritik terhadap Khilafah di kemudian hari, Felix menyadari bahwa menjaga keutuhan negara adalah bagian dari Iman. Bukankah Nabi Muhammad sendiri cinta negara di mana beliau lahir?

Kecintaan kepada Nabi Muhammad kepada tanah air adalah sesuatu yang diperintahkan dalam Islam. Artinya, tidak dapat disebut sebagai umat Nabi, bahkan lebih patut disebut orang yang melanggar syariat Islam, orang yang merusak negaranya sendiri. Tentunya, pengasong Khilafah yang jelas dalam kasus ini. Felix pasti termasuk. Tapi, bagaimanapun Felix belum terlambat bertaubat dari perbuatan yang tidak terpuji ini.

Sebagai penutup, Felix Siauw hendaknya menghadirkan dakwah yang membangun perkembangan negara. Tidak dibenarkan dakwah Khilafah yang berpotensi merusak sistem yang sudah sah. Semoga Felix mendapatkan hidayah dalam perjalanan intelektualnya.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru