30.1 C
Jakarta

Perempuan dan Karir

Artikel Trending

KhazanahOpiniPerempuan dan Karir
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Lelaki dan perempuan adalah sepasang manusia yang memiliki martabat yang sama. Tetapi harus diakui pula, adanya perbedaan di antara keduanya. Hendaknya perbedaan tersebut dijadikan asas terbinanya harmonisasi guna terbentuknya masyarakat yang penuh kesadaran dan kesejahteraan bagi semua pihak.

Namun sungguh disayangkan, idealisme tersebut masih sering dianggap formalitas belaka. Perempuan seringkali diperlakukan tidak wajar baik karena tidak tahu kadar kemampuannya, maupun mengetahui tapi secara pasrah menerimanya. Hal ini berimbas pada nasibnya dalam hal karir dan pendidikan.

Jangan berbincang jauh soal karir perempuan. Bahkan pendidikan dianggap tidak penting, karena pada akhirnya hanya akan berada di bawah tanggung jawab suami.

Berbicara soal perempuan dalam dunia karir, tentu tidak jauh dari istilah “peremehan”. Seringkali peran wanita dalam dunia karir diremehkan khalayak umum. Anggapan bahwa wanita adalah makhluk yang lemah seakan sudah mendarah daging dalam pemikiran masyarakat.

Perempuan pun ikut terdoktrin dengan pemikiran tersebut, sehingga banyak dari mereka yang ikut terpatri pada pemikiran tersebut. Pemikiran tersebut secara otomatis memengaruhi pemikiran masyarakat secara turun-menurun. Para orang tua menelantarkan pendidikan putrinya. Nahasnya, tidak banyak yang berani membantah doktrin tersebut.

Stigmatisasi Perempuan Karir

Pandangan negatif terhadap wanita diperparah juga oleh masyarakat dan pendidikan di rumah tangga yang seakan lebih memprioritaskan laki-laki dibanding perempuan. Padahal, kalau merujuk kepada al-Qur’an, tidak ada dasar superioritas antara satu jenis atas jenis yang lain.

Namun, bukan berarti semua wanita mengikuti hal ini dengan pasrah. Sebut saja RA Kartini, perempuan tangguh dari Jepara yang mencetuskan emansipasi perempuan. Dengan berani meghimpun suara para perempuan Indonesia guna memenuhi hak-haknya yang terbilang sangat rendah kala itu. Perjuangan ini ternyata tidak sia-sia. Perlahan mata masyarakat pun terbuka, mereka mulai menyadari akan diskriminasi tersebut.

BACA JUGA  Memahami Toleransi Beragama dalam Kerangka Filsafat Politik Abad Pertengahan

Seiring berkembangnya zaman, istilah perempuan karir bukanlah rahasia umum lagi. Mereka dituntut mampu membagi waktu dengan baik, mengingat peran perempuan utamanya yang sudah berkeluarga cukup banyak, meliputi keluarga hingga karir. Keterlibatan wanita dalam karir kerja memiliki dampak positif dan negatif bagi masing-masing keluarga, organisasi, bahkan bagi diri mereka sendiri.

Untuk meminimalkan dampak negatif tersebut, wanita karir diharuskan menyeimbangkan peran mereka dalam ranah kerja dan keluarga. Berbagai spekulasi bermunculan guna membahas keseimbangan keluarga perempuan karir, dengan asumsi bahwa interaksi antara lingkungan kerja dan lingkungan keluarga adalah fokus utama wanita karir.

Dalam hal ini, seorang individu wanita berusaha mengelola lingkungan kerja dan keluarga secara tepat untuk menjaga keseimbangan. Upaya yang telah dilakukan termasuk mengelola keterlibatan di tempat kerja dan di keluarga. Dan membuat komunikasi yang tepat antara suami dan majikannya tentang masalah di tempat kerja dan di keluarga.

Istilah perempuan karir juga bukanlah hal yang baru lagi. Sebut saja para wanita yang hidup pada zaman Umar bin Khattab. Banyak dari mereka yang terjun ke pasar guna bekerja sebagai pengatur administrasi, pedagang, dan lain-lain. Pun Siti Khodijah, istri Rasulullah, wanita tangguh nan kaya raya berkat karirnya dalam dunia wirausaha.

Islam sendiri tidak melarang perempuan untuk berkarir di luar tempat tinggalnya. Tidak ditemukan dalil yang pasti yang melarang mereka untuk berkarir. Karena itu, pada dasarnya mereka tidak dapat dilarang untuk bekerja. Agama menetapkan kaidah yang berbunyi:

Dalam hal kemasyarakatan, semuanya boleh selama tidak ada larangan. Dan dalam hal ibadah murni, semuanya tidak boleh kecuali ada tuntutan.

 

Naila Aulia, Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo, Semarang.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru