33.2 C
Jakarta

Perasaan Minder Kelompok Radikal Menjelang Hari Raya Idul Fitri

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanPerasaan Minder Kelompok Radikal Menjelang Hari Raya Idul Fitri
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Selangkah lagi kita akan memasuki Hari Raya Idul Fitri. Hari agung ini berlangsung setiap tahun dan menjadi momen yang ditunggu-tunggu seluruh umat Islam.

Menyambut hari besar ini, biasanya umat Islam disibukkan dengan berbagai hal, mulai memperbaharui pakaian badani hingga pakaian rohani. Apa pakaian badani dan rohani ini?

Pakaian badani hanyalah menghiasi badan saja. Elok dipandang mata. Sehingga, orang yang mengganti pakaian badaninya akan terlihat keren. Pakaian badani ini merupakan sesuatu yang biasa dan sangat mungkin dilakukan oleh siapapun, termasuk kelompok radikal.

Berbeda, pakaian rohani tidak dapat dilakoni oleh sembarang orang. Pakaian rohani ini adalah takwa. Pakaian ini hanya dapat dimiliki oleh orang tertentu. Tentunya, bukan kelompok radikal.

Disebutkan dalam surah al-A’raf ayat 26: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.

Pakaian takwa ini dapat membedakan manusia yang mulia di sisi Tuhan dengan selainnya. Tuhan menyebutkan dalam surah al-Hujurat ayat 13: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.

Pentingnya memiliki pakaian takwa ini berhubungan erat dengan sikap manusia. Orang yang bertakwa akan selalu meneduhkan. Berpikir terbuka melihat perbedaan. Tidak gampang menghakimi orang lain. Sehingga, mereka tidak gampang minder karena mereka sudah punya bekal.

BACA JUGA  Perbedaan Muhammadiyah dengan NU dalam Penetapan Awal dan Akhir Ramadhan, Mana yang Benar?

Orang yang bertakwa akan selalu dijaga segala perbuatannya oleh Tuhan. Sehingga, mereka selamat dari pengaruh paham radikal yang sangat membahayakan. Berbeda, kelompok radikal yang jelas belum bertakwa akan terombang-ambing dalam perasaan yang kurang percaya diri (minder).

Kenapa kelompok radikal minder? Bukankah mereka paling pe-de menyuarakan egonya sendiri di tengah publik? Benar, mereka paling percaya diri di hadapan manusia. Tapi, di hadapan Tuhan mereka paling minder. Mereka tidak punya bekal yang dapat dibawa nanti. Karena, mereka belum bertakwa. Segala amalnya hangus oleh dosanya sendiri.

Sungguh sangat beruntung orang yang tidak radikal. Sebab, orang ini mendapatkan pakaian takwa ini. Orang ini pantas melafalkan takbir sebagai bentuk kemenangan. Karena, mereka berhasil mengendalikan hawa nafsunya sendiri untuk tidak terjerumus pada takbir kelompok radikal yang sekedar memprovokasi massa.

Maka dari itu, tidak selamanya dibenarkan takbir yang diteriakkan kelompok radikal. Takbir yang belum mampu mengendalikan hawa nafsu tentu bukanlah takbir yang dikehendaki oleh Tuhan. Takbir semacam itu hanyalah dusta semata. Sejujurnya, hatinya bergumam, “Seranggg!”

Menjelang hari raya esok, mari kita refleksi. Benarkah kita menjadi pemenang sehingga layak melafalkan takbir kemenangan? Jika kita benar-benar menang, kita sungguh bahagia. Tidak minder. Jika belum, jangan putus asa. Karena, kesempatan hari raya masih terbentang di tahun depan. Semoga Allah memanjangkan umur kita dan selamat terpapar paham radikal.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru