29.7 C
Jakarta

Peradaban Radikalisme Islam di Poso

Artikel Trending

Milenial IslamPeradaban Radikalisme Islam di Poso
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Setelah penulis membaca sebuah pamflet yang berisi tentang tuntutan. Akan ada demonstrasi bertema Seruan Aksi…!!! Solidaritas Umat Muslim Poso, pada Rabu, 10 Juni 2020 tepatnya pukul 09.00. Di mana jamaah diwajibkan membawa poster, bendera tauhid, dan bendera merah putih.

Ajakan umat muslim dalam aksi konfrontasi telah membuktikan adanya intoleransi, dan bertanda kebangkitan peradaban radikalisme Islam di Poso. Di balik sikap apirasi demonstran, mereka meminta aparat penegak hukum menegakkan keadilan atas korban yang diduga salah tembak.

Tetapi, kenapa seruan aksi keadilan hanya berkutat di lingkaran umat Islam saja? Dan kenapa harus membawa-bawa bendera tauhid dan negara Indonesia? Aspirasi demikian tidak jauh beda dengan aksi 212 yang setiap menggelar selalu tiba pada hari Jum’at, dan membeberkan bendera tauhid.

Aksi muslim di lingkungan Poso terkesan ingin mempolitisasi hukum pada ranah persoalan agama. Sehingga, intoleransi, dan kebencian masyarakat mulai membara, dan murka akibat tidak sabar menanti-nanti proses hukum yang sedang berjalan. Lalu, aparat penegak hukum dianggap kafir dan thaghut.

Kebodohan para demonstran adalah tidak mampu menaruh motif politis sedalam mungkin. Dengan demikian, ketika membungkus aksi menyuarakan keadilan terang benderang bahwa Islam dijadikan identiitas untuk meraih kekerasan. Begitu rendahnya kesadaran agama jamaah aksi yang baru terjadi.

Balas dendam melalui agenda aksi politisasi agama memang kecenderungannya adalah intoleransi, kekerasan, dan radikalisme. Bahkan, dapat menabur pertikaian sesama umat Islam yang berdampak buruk terhadap terpecah-belahnya persaudaraan, dan persatuan dalam keberagamaan.

Di sisi lain, itulah radikalisme Islam. Adalah kelompok muslim yang emosi dan mengangkat mosi tidak percaya pada negara hukum yang telah memiliki kekuasaan. Mereka seolah-olah tidak percaya bahwa kebenaran dalam hukum merupakan penetrasi dari nilai-nilai Pancasila, dan agama.

Pada konteks ini, dengan memprovokasi umat muslim di Poso. Hal itu memperlihatkan maksud dan tujuan mereka itu apa, apalagi sampai-sampai bendera tauhid dikobar-kobarkan demi keadilan hukum. Hak untuk diadili dengan cara menggelar aksi radikalisme Islam bukan sesuatu yang dibenarkan agama.

Potret Radikalisme Islam

Simbol intoleransi aparat penegak hukum lebih rendah nilainya daripada radikalisme, dan terorisme. Namun, pemahaman tersebut lebih berbahaya daripada korupsi. Karena itu, mereka sangat cenderung berpikir negatif tentang proses penegakan hukum selama pemerintah yang menjalankan.

Poso ingin mengurai kembali hakikat radikalisme, dan terorisme dengan menggunakan baju Islam. Jebakan-jebakan batman kelompok Islam radikal perlu menjadi kehati-hatian kita, meski menggelar aksi dan demontrasi. Kebebasan itu harus dalam demokrasi guna mendorong penegakan hukum di negeri ini, tapi, tidak harus dengan mempolitisasi agama.

BACA JUGA  Menciptakan Optimisme Politik, Memperbaiki Demokrasi

Oleh sebab itu, Islam di Indonesia adalah moderat. Artinya, agama sangat proaktif terhadap akses keadilan. Sangat ironis ketika keadilan tersendiri ditempuh melalui agenda-agenda radikal alias radikalisme agama (Islam). Padahal, Islam pun tidak pernah mengajarkan paham seperti demikian.

Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, dan spirit kebhinekaan. Jika umat Islam di Posos merasa memiliki kesadaran yang tinggi baik terhadap hukum maupun agama. Tentu, seruan aksi tidak akan mungkin terjadi hanya pada lingkungan umat muslim saja, tapi, juga non-muslim.

Gerakan Islam Poso yang memanggil aksi masyarakat muslim berupaya mengaktualisasikan ajaran agama dalam penegakan hukum. Seperti halnya, aksi 212 yang visi awalnya agenda keagamaan. Kemudian, menjadi aksi yang politis. Fenomena tersebut bisa saja mengalami transformasi.

Sebagaimana menurut Noorhaidi Hasan, ia mengatakan bahwa radikalisme merupakan paham, wacana dan aktivisme yang berupaya mengubah sistem politik, ekonomi, sosial dan budaya yang ada secara radikal. Dalam konteks ini, aspirasi umat muslim di Poso menunjukkan kebangkitan peradaban radikalisme Islam yang ingin mengubah tatanan hukum.

Aktivisme umat muslim menjadi kewaspadaan kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw, agar tidak mudah termakan hoaks, dan terjebak oleh tindakan intoleransi, serta radikalisme. Jadi, pahamilah Islam sebagai suatu pedoman yang mampu merawat toleransi dan harmonisasi agama dan negara.

Peran Ormas

Kenapa ajaran Islam dianggap suatu penetrasi radikalisme, dan terorisme? Pertanyaan ini menjawab seruan aksi yang melibatkan segelintir umat muslim di Poso, di mana bendera tauhid dan bendera merah putih menjadi syarat awal semua jamaah aksi dalam mendemo polisi.

Arah baru gerakan Islam radikal tersebut menjadi saksi, bahwa peradaban radikalisme akan muncul. Tindakan ini mau tidak mau harus pemerintah bubarkan sebelum memicu paham terorisme. Keterlibatan ormas Islam perlu menjadi prioritas struktural dalam menangkal pemahaman.

Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia harus ikut andil membantu aparat penegak hukum untuk memberikan pemahaman yang baik kepada umat muslim yang terlibat maupun tidak. Paling tidak, mereka sadar bahwa gerakannya provokatif.

Islam adalah identitas gerakan sosial yang menumbuhkan semangat toleransi. Dalam praktiknya, yaitu menghargai dan menghormati proses hukum tanpa menggelar aksi yang sifatnya membangun sentiment agama. Islam melalui ajarannya perlu ditampilkan dalam bentuk yang kasih, dan lemah lembut.

Tindakan-tindakan provokatif di tengah-tengah umat muslim ini menjadi setengah tanggung jawab institusional ormas Islam. Keberadaannya, hal positif dan dapat kita yakini bersama bahwa aksi akan pasti terbalas oleh kebenaran tanpa harus disertai reaksi-reaksi negatif yang dapat merendahkan ajaran Islam.

Hasin Abdullah
Hasin Abdullahhttp://www.gagasahukum.hasinabdullah.com
Peneliti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru