29.7 C
Jakarta

Pemuda dan Moderatisasi Pancasila

Artikel Trending

KhazanahResensi BukuPemuda dan Moderatisasi Pancasila
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF
Judul buku: Pendidikan Pancasila Berbasis Pendekatan Nilai-Nilai, Penulis: Ardhani Prakoso, dkk, ISBN: 978-623-94646-5-3, Tebal Halaman: 503 halaman, Penerbit: Bintang Pustaka Madani 2020, Tahun terbit: September 2020. Peresensi: M Nur Faizi.

Pemuda memegang peran penting sebagai cikal bakal penerus kehidupan bangsa di masa depan. Kondisi negara ke depan akan ditentukan oleh tangan para pemudanya. Jika pemuda ini kuat dalam mengawal dan menjaga bangsanya, maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang kuat. Sebaliknya jika pemuda-pemuda itu tidak mempunyai tekad serta semangat menjaga dan mengawal bangsanya, niscaya bangsa Indonesia akan hancur ke depannya. Untuk itu, Pancasila memegang peran penting sebagai benteng dan ideologi dasar para pemuda.

Kontribusi Pancasila ada pada setiap kehidupan bangsa. Dalam hukum misalnya, Indonesia mengusung Pancasila sebagai penguatnya. Pancasila menjadi benteng tertebal yang sulit dirobohkan. Selain itu, turut serta Pancasila mengikat seluruh elemen masyarakat dalam kesatuan dan kerukunan. Dalam setiap tindakannya, masyarakat diatur untuk bertindak bijaksana, saling menghormati, dan memegang toleransi. Implementasi seperti ini perlu terus diabadikan. Dan sosok penting yang bisa mempertahankan implementasi itu adalah pemuda.

Pemuda berperan sebagai pilar utama dan penggerak nasional untuk memastikan Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang sesuai dengan kepribadian bangsa yang harus terus dilestarikan. Namun, kenyataannya sekarang pemuda lebih tertarik kepada gaya hidup yang konsumtif serta hedonis yang ditawarkan oleh orang-orang liberalisme [hlm. 11].

Di sisi lain, kaum fundalismentalisme telah berhasil menarik anak muda ke dalam pusaran gelombang kekerasan dan terorisme yang akan menggoyahkan sendi-sendi bangsa. Perilaku yang menyimpang dari ajaran agama ini, dengan sendirinya menggusur ciri masyarakat yang aman dan sejahtera. Masyarakat tidak lagi peka terhadap permasalahan sosial dan berbagai macam perbedaan. Sedikit demi sedikit masyarakat digiring menjadi manusia radikal tak berperikemanusiaan. Pola pikirnya tergeser menjadi lebih sempit, tidak toleran, dan mudah marah menghadapi persoalan.

Untuk itu, perlu adanya penyadaran dan menyebarluaskan mengenai arti dan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam semua sendi kehidupan. Butir-butir Pancasila yang mengukuhkan sikap moderat serta toleransi terhadap perbedaan harus dijadikan pandangan hidup bangsa. Selain itu, 4 pilar kehidupan yang telah dirumuskan pendiri bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika harus diperdalam maknanya agar dapat mengetahui dan mencintai lebih dalam lagi ideologinya.

BACA JUGA  Hadis-hadis tentang Politik Kebangsaan; Sebuah Telaah

Empat pilar inilah yang harus terus menerus dibawa oleh pemuda supaya tidak terseret arus globalisasi dan rayuan kaum fundamentalis. Nilai-nilai itu tidak cukup hanya diketahui dan dipegang begitu saja. Akan tetapi, harus diyakini dan diamalkan sebagai falsafah dan pandangan hidup berbangsan bernegara [hlm. 16].

Contoh kecil yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan pemuda untuk terus menggaungkan Pancasila sebagai dasar negara adalah dengan menjadi sosok yang jujur, adil serta bertanggung jawab, saling menolong dan bergotong royong, menjalankan ajaran agama dengan benar, toleransi serta tidak mudah menyalahkan orang lain.

Mahasiswa juga bisa berkontribusi dalam peran menjaga kedaulatan Pancasila sebagi ideologi bangsa, yaitu melalui kegiatan Resimen Mahasiswa [hlm. 32]. Selain itu, hal-hal lain yang dapat dilakukan adalah mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, seperti tidak melarang orang memilih agama yang diyakininya, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, berfikir cara mencapai persatuan, lebih mementingkan musyawarah daripada menonjolkan pendapat pribadi, serta menjaga nilai-nilai keadilan bagi keseluruhan masyarakat Indonesia.

Generasi milenial harus terus aktif dalam pergerakan-pergerakan yang akan mengubah bangsa Indonesia ke depan menjadi lebih maju dan lebih moderat. Para penerus bangsa harus menjadi sosok yang mengedepankan nilai moral dan akhlak yang terkandung dalam Pancasila, serta tidak mudah hanyut dalam pusaran globalisasi. Menjadi kritis dengan pegangan nilai-nilai luhur Pancasila di dalamnya.

Pemuda harus menjadi benteng paling depan dalam upaya mempelopori nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Oleh karena itu, nilai-nilai budaya lokal seperti gotong royong, tolong menolong harus benar-benar dijunjung tinggi keberadaannya.

Sebagai pemegang tongkat estafet para pahlawan yang telah gugur di medan perang, pemuda juga harus mencurahkan segenap jiwa dan tenaganya untuk melindungi Pancasila dari ideologi-ideologi lain yang akan menggatikannya. Sehingga masa depan bangsa akan terus berjalan ke depan berada di jalan yang dicita-citakan oleh para pendahulu dan para pahlawan.

M. Nur Faizi
M. Nur Faizi
Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Bergiat sebagai reporter di LPM Metamorfosa, Belajar agama di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Yogyakarta.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru