27.1 C
Jakarta

Pemerintah Puji Penanganan COVID-19 di Aceh, Ini Kunci Suksesnya

Artikel Trending

AkhbarDaerahPemerintah Puji Penanganan COVID-19 di Aceh, Ini Kunci Suksesnya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Aceh- Sejak pertama kali bergoncang wabah Covid-19 di dunia akhir tahun 2019 dan masyarakat Aceh sempat “ketakutan” dengan kasus perdana Covid-19 yang akhirnya menghembus nafas terakhir.

Almarum merupakan Pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh pada Senin (23/3/2020) dikonfirmasi positif terjangkit virus Corona atau COVID-19. Pasien tersebut merupakan laporan kasus pertama COVID-19 di Provinsi Aceh.

“Benar positif (COVID-19), tadi pagi pukul 06.45 WIB posko resmi dari Jakarta di Balitbangkes menyampaikan ke kami,” kata Direktur RSUD Zainoel Abidin, Azharuddin di Banda Aceh di kutip dari Serambinews.com, Kamis (26/3/2020).

Azhar menambahkan, Kita harus prihatin, tapi kita tidak boleh panik dan kita harus waspada lebih tinggi lagi. Pasien laki-laki yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona tersebut punya riwayat perjalanan ke Surabaya dan Bogor, daerah yang melaporkan penularan COVID-19. Pasien berusia 56 tahun itu menurut hasil diagnosis terakhir mengalami infeksi paru-paru.

Pasca bulan Maret hingga Mei pemerintah Aceh terus melakukan sosialiasi dan pencegahan Corona (Covid-19) dengan berbagai cara termasuk menghidupkan jam malam dimana masyarakat di batasi untuk keluar rumah dan lainnnya.

Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Aceh, Saifullah Abdulgani (SAG) dalam keterangannya, Jumat (15/5) malam, SAG menyampaikan, seiring ditemukan satu kasus baru COVID-19 tersebut, maka jumlah kumulatif positif COVID-19 di Aceh menjadi 18 kasus per 15 Mei 2020 pukul 17.00 WIB.

Adapun jumlah pasien yang sembuh seiring dua orang dinyatakan telah sembuh pada hari, kata SAG, total yang sembuh menjadi 15 orang dari 18 kasus positif sampai saat ini. “Rinciannya, sebanyak 2 orang dalam perawatan, 15 orang sudah sembuh, dan 1 orang meninggal dunia. Kasus meninggal ini terjadi pada Maret 2020. Kasus lama,” sebutnya.

Ia menambahkan, untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Aceh menjadi 1.975 orang setelah bertambah 9 kasus pada hari ini. Namun, ODP yang masih dalam pemantauan tinggal 72 orang, sementara 1.903 lainnya sudah selesai proses pemantauan.

“Sedangkan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bertambah sebanyak 1 kasus menjadi 99 orang. Rinciannya, dalam perawatan rumah sakit sebanyak 1 orang, yang sembuh dan sudah pulang 97 orang dan meninggal dunia 1 orang, juga pada Maret 2020 lalu,” kata SAG.

BACA JUGA  Tantangan Dunia Kampus Perangi Radikalisme di Perguruan Tinggi

Pemerintah Indonesia Puji Aceh Tangani Covid-19,

Penanganan penyebaran Covid-19 di Aceh mendapat apresiasi. Daerah lain diminta meniru jejak Aceh dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.

Pujian dan apresiasi untuk Aceh disampaikan Juru Bicara COVID-19 Achmad Yurianto, di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (24/5/2020).

Ia mengatakan, penyelesaian masalah COVID-19 di Aceh adalah adanya masyarakat yang patuh dengan anjuran pemerintah dan melaksanakannya dengan baik.

“Kunci penyelesaian masalah (COVID-19) ini ada di masyarakat. Pemerintah hanya membuat pedoman, ketentuan, anjuran dan ini tidak akan ada hasilnya kalau masyarakat tidak patuh. Kalau masyarakatnya patuh pasti akan bagus. Aceh adalah salah satu provinsi yang luar biasa masyarakatnya patuh ,” kata Yuri.

Yuri juga menyoroti peran serta tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh yang lain menjadi kunci keberhasilan dalam memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat, sehingga dapat menerapkan apa yang menjadi langkah upaya pencegahan penularan virus corona jenis baru itu.

“Pasti ini peran dari tokoh masyarakat, bukan hanya dari peran pemerintah. Tapi tokoh masyarakat memegang peran kunci. Karena saya paham betul masyarakat Aceh itu masyarakat yang masih sangat patuh kepada tokoh-tokoh masyarakat,” demikian Yuri dan ia memyampaikan terima kasih atas peran tokoh masyarakat Aceh tersebut.

“Karena itu saya sangat berterima kasih kepada para tokoh masyarakat yang ada di sana, karena apa yang telah dilakukan buktinya ya ini, kasus terkendali, penambahan kasus dapat dikatakan tidak ada,” kata Yuri.

Kendati demikian, Yuri juga menuturkan bahwa tantangan terbesar yang harus dihadapi Aceh adalah bagaimana upaya mempertahankan keberhasilan dalam melandaikan kurva dan menaklukan COVID-19. Sebab hingga saat ini masih ada potensi keluar-masuknya warga, baik dari maupun menuju Aceh.

“Yang menjadi tantangan adalah, bagaimana mempertahankannya. Karena pasti mobilitas orang itu tidak bisa di Aceh saja. Suatu saat pasti datang juga saudara lain dari luar Aceh,” jelas Yuri

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru