Harakatuna.com. Jakarta-Pelaku penyerangan ke Mapolres Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, Indra Oktomi diduga menganut ajaran ajaran tertentu sehingga berani menyerang kantor polisi. Pelaku tewas ditembak setelah melukai seorang anggota polisi yang piket saat kejadian.
Keterangan awal disebutkan, pelaku warga Desa DP Padang, OKI adalah residivis kasus penganiayaan yang pernah ditangkap Polres OKI. “Keterangan awal yang bersangkutan residivis,” kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono, Senin (29/6/2020).
Indra Oktomi juga diketahui terlibat kasus norkotika yang sedang ditangani pihak kepolisian. Namun hasil penyelidikan terungkap pelaku juga mempelajari ajaran ajaran tertentu.
Polisi masih mengembangkan motif penyerangan mapolres yang terjadi pada Minggu (28/6/2020) dini hari. “Laporan intelijen yang bersangkutan memahami aliran tertentu. Pelaku berteriak-teriak menantang pihak kepolisian di Mapolres OKI,” ujar Argo.
Pelaku bersenjata gancu karung beras dan gunting besar berusaha menyerang anggota polisi yang ada di Mapolres OKI. Akibat serangan pelaku, Aiptu M Nur mengalami luka terkena sabetan gancu karung beras milik pelaku.
Beberapa polisi berusaha mengamankan pelaku, namun dia semakin beringas menyerang siapa saja mencoba mendekat. Petugas di mapolres pun tidak mau mengambil risiko, pelaku akhirnya dilumpuhkan dengan tembakan.
Selain senjata tajam, pelaku juga membekali diri dengan senapam angin. Pelaku sempat dikepung sejumlah polisi dan diminta menyerah, dia malah menentang sejumlah polisi.
Dari tangan pelaku, polisi menyita barang bukti berupa senapan angin, gancu beras, dan gunting. Pelaku diduga nekat menyerang kantor polisi karena pengaruh narkoba.
Hasil penyelidikan, polisi tidak menemukan bukti yang mengarah terorisme. Pelaku Indra Oktomi datang ke Mapolres OKI menggunakan mobil minibus BG 1088 KD dan menabrak pagar depan mapolres hingga roboh.
Setelah memarkir mobilnya di halaman belakang, pelaku mendatangi ruang penjagaan. Aipda M Nur yang sedang piket langsung diserang dengan gancu karung beras. Kurang puas hanya menyerang M Nur, pelaku juga berusaha menyerang polisi piket lainnya.
Sementara Ipda Afif dan Ipda Jendri yang melihat aksi penyerang yang mengerikan dari ruang sebelah langsung mengepung pelaku yang berusaha kabur dan bersembunyi di dalam mobilnya.
Polisi sempat dibuat panik, karena di dalam mobil pelaku terlihat sepucuk senjata laras panjang. Dalam keadaan tidak berdaya, polisi berusaha membawa pelaku ke rumah sakit, namun meninggal dunia setelah sempat mendapat penangan medis.