25.4 C
Jakarta

Pahala Surga Untuk Para Penyayang anak

Artikel Trending

Asas-asas IslamAkhlakPahala Surga Untuk Para Penyayang anak
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Setelah menjalani sebulan puasa Ramadan tibalah hari raya. Penulis melihat banyak kebahagiaan di hari raya. Kebahagiaan hari raya ini, banyak penulis temui terpancar dari wajah anak-anak, penulis lihat betapa bahagianya anak-anak mengenakan baju baru, betapa bahagia mereka mendapatkan banyak hadiah atau angpau berupa uang dari para kerabat. betapa bahagia mereka ketika bisa membeli mainan. Jika diperhatikan, kebahagiaan anak-anak tersebut karena orang-orang di sekelilingnya amat menyayanginya.

Sudah merupakan naluri dan fitrah bahwa seorang itu penyayang terhadap anak kecil, baik itu anaknya sendiri maupun anaknya orang lain. Bagaimana tidak fitrah, setiap orang pada hakekatnya akan menjadi orang tua dan mempunyai anak, maka Allah telah tanamkan fitrah pada diri orang tua untuk menyayangi anak.

Walaupun merupakan fitrah, bahwa setiap orang pada hakekatnya penyayang anak, namun ada sebagian kecil yang tega tidak memperhatikan anak-anaknya. Padahal anak merupakan amanah dari Allah untuk dijaga. Kabar gembiranya adalah walaupun merupakan fitrah, menyayangi anak termasuk ibadah dan bisa mendatangkan surga lo, Nabi Muhammad bersabda

إِنَّ في الجنة دارا يقال لها دار الفرح لا يدخلها إلا من فَرَّحَ الصبيان

Artinya: “Sesungguhnya di surga ada satu rumah yang bernama Rumah Kesenangan.  Tiada yang memasukinya kecuali orang yang menyenangkan anak-anak”.

Bahkan jika diamati, orang tua yang memiliki anak akan bersikap seperti anak kecil, bagaimana kita lihat orang tua yang sedang menggabani (memberi isyarat) agar anak tersenyum, seakan-akan tingkah orang tua seperti orang gila, ngomong-ngomong sendiri, dijawab sendiri, semua itu agar bisa membuat anaknya tersenyum.

Terkait hal ini, Nabi Muhammad bersabda. “Siapa yang memiliki anak, hendaklah ia bermain bersamanya dan menjadi sepertinya. Dan siapa yang menyenangkan hati anaknya, maka ia bagaikan memerdekakan hamba sahaya. Siapa yang bergurau untuk menyenangkan hati anaknya, maka ia bagaikan menangis karena takut kepada Allah”. [HR. Abu Daud].

BACA JUGA  Hadis Nabi, 3 Kondisi Yang Membuat Umat Islam Susah Berbuat Kebaikan

Tentunya berdasarkan keterangan ini, akan membuat kita lebih menyayangi anak kecil, karena anak-anak kecil inilah yang kelak tumbuh dewasa dan menjadi khalifahnya Allah di bumi untuk memakmurkan bumi demi kemaslahatan manusia.

Rasulullah, Teladan Bagi Para Penyayang Anak

Rasulullah jelas merupakan teladan dalam segala lini kehidupan, tak terkecuali dalam hal menyayangi anak kecil. Nabi Muhammad sendiri bersabda yang tidak menyayangi anak kecil bukan termasuk bagian dari umatnya, Rasulullah bersabda

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا

Artinya: “Bukan termasuk dari golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil dan menghormati orang tua.” [HR. Tirmizi].

Ada sebuah hadis yang menunjukkan teladan bagaimana sikap Rasulullah terhadap anak kecil, terutama cucunya Hasan dan Husain.

“Diceritakan saat Rasulullah sholat, dan ketika beliau sujud. Hasan, cucu beliau melompat-lompat di atas punggung dan tengkuk beliau. Lalu Rasulullah mengangkat kepalanya dengan pelan agar tidak mengejutkannya. Beliau melakukan ini tidak hanya sekali.

Ketika sholat telah usai, para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kami melihat sesuatu yang Engkau lakukan kepada Hasan yang sebelumnya belum pernah kami lihat. Beliau menjawab, “Sesungguhnya dia adalah penyejuk hatiku di dunia. Sesungguhnya cucuku ini merupakan seorang pemimpin (negarawan, pen.). Aku berharap kepada Allah agar memperbaiki dua kubu kaum muslimin melaluinya.” [HR. Ahmad]

Dari cerita ini, Rasulullah telah meneladankan untuk menyayangi anak kecil hatta di dalam sholat. Semoga kita semua termasuk golongan Nabi Muhammad karena menyayangi anak kecil, Wallahu A’lam Bishowab.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru