25.9 C
Jakarta

Nataru dan Mitigasi Terorisme

Artikel Trending

Milenial IslamNataru dan Mitigasi Terorisme
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Dalam upaya menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung selama momen libur Natal dan Tahun Baru 2024 (Nataru), banyak teroris ditangkap.

Menurut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Densus 88 Antiteror Polri telah menangkap setidaknya 18 orang terduga tindak pidana terorisme. Listyo menegaskan pihaknya terus melakukan langkah-langkah pengamanan terhadap kegiatan-kegiatan yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

“Untuk hal-hal lain yang menjadi atensi kami dan tentunya mengganggu kelancaran ibadah, dari sisi Kamtibmas, kita tentunya melakukan langkah-langkah. Termasuk kita sudah mengamankan 18 orang yang saat ini kita lakukan pendalaman. Diamankan oleh teman-teman Densus 88,” ujar Listyo usai meninjau pelaksanaan Misa Natal di Gereja Katedral Jakarta, Minggu (24/12) petang.

Listyo menyampaikan jajarannya mengamankan pelaksanaan Misa Natal 2023 di 39.495 gereja di Indonesia. Ia memastikan pihaknya berupaya penuh membantu umat Kristiani dan Katolik beribadah dengan aman dan nyaman.

Tidak Sekadar Penangkapan

Namun apakah dengan sekadar menangkap beberapa teroris dan mengamankan gereja sudah cukup? Saya kira tidak. Butuh ada upaya bersama dalam mengamankan ruang hidup bersama.

Organisasi masyarakat (Ormas) keagamaan juga perlu terlibat aktif dalam memitigasi aksi terorisme. Ormas adalah kunci yang bisa dilakukan untuk menahan laju teroris, minimal dalam pemahaman keagamaan.

BACA JUGA  Pendidikan Indonesia Tidak Butuh Khilafah

Sebab, teroris muncul salah satunya karena pemahaman agama yang diajarkan secara ekstrem. Ini terbukti dan banyak contohnya. Banyak kelompok agama yang memang sengaja mengajarkan agama secara ekstrem, untuk kebutuhan konsumsi mereka. Maka lahirlah teroris-teroris yang secara gamang dan kalap melayani ajaran keagamaan ekstrem itu.

Aparat TNI tak kalah pentingnya untuk membantu menjaga keamanan warga negara Indonesia. Gereja sebanyak 39.495 dan kurang lebih 55.095 kegiatan Ibadah Natal membutuhkan jiwa dan korsa keras untuk melakukan kegiatan pengamanan demi kelancaran Nataru (Natal dan Tahun Baru).

Tentu ini bukan semata-mata karena sekadar mengamankan perayaan natal yang dijalankan oleh umat Kristiani. Namun lebih jauh dari itu, pengaman ini untuk keberlangsungan keamanan untuk semua umat manusia. Bila situasi dan kondisi kita aman, lancar, dan baik. Maka kehidupan kita akan terjaga dengan rapi dan sentosa.

Keamanan dan kenyaman dalam arena sebuah kehidupan mencerminkan toleransi beragama di Indonesia sangat luar biasa tinggi. Begitu sebaliknya, kekalutan dan kekhawatiran dalam kehidupan menunjukkan kondisi yang renta dalam segi kemanusiaan.

Untuk itu, mari kita jaga Indonesia bersama-sama. Dalam momen Nataru ini, kita sebaiknya sama-sama waspada dan saling berupaya mitigasi hal-hal yang mengancam kehidupan bersama. Solid!

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru