33.2 C
Jakarta

Nasaruddin Umar: Jihad itu Menghidupkan, bukan Mematikan

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanNasaruddin Umar: Jihad itu Menghidupkan, bukan Mematikan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Bukan sesuatu yang baru dalam hidup manusia terdengar sebutan jihad. Banyak bertebaran di dalam Al-Qur’an, bahkan Sunnah Nabi Muhammad Saw. perintah untuk berjihad. Maksudnya, jihad merupakan perintah Tuhan kepada manusia, termasuk kepada para utusan-Nya. Jihad itu adalah perbuatan yang positif yang mengantar pelakunya meraih kemuliaan, baik dunia maupun di akhirat.

Sayangnya, jihad seringkali dipelintirkan maknanya kepada aksi-aksi kekerasan berwajah terorisme. Sehingga, jihad yang pada mulanya positif berganti menjadi negatif. Prof. Nasaruddin Umar menyebutkan, bahwa jihad merupakan rangkaian dari tiga istilah yang saling kait-berkait. Ada kata jihad yang menunjuk jihad fisik. Ada lagi istilah ijtihad yang mengisyaratkan jihad pikiran. Ada pula mujahadah yang dipahami dengan jihad hati. Fisik, pikiran, dan hati merupakan tiga ciptaan Tuhan yang beriringan dalam menjalankan perintah jihad ini.

Jihad yang positif ini akan menjadi negatif, sebut Nasaruddin Umar, bila jihad itu dibawa kepada sesuatu yang negatif. Jihad yang negatif sesungguhnya bukanlah jihad, tetapi gejolak hawa nafsu yang berpotensi mengantarkan manusia melakukan sesuatu yang dilarang oleh agama. Sebut saja, aksi-aksi terorisme yang meresahkan jutaan orang di penjuru dunia, tak terkecuali di Indonesia. Isu terorisme menghadirkan kesan yang negatif terhadap agama Islam sendiri yang memerintahkan jihad.

Jihad, lanjut Nasaruddin Umar, selalu dibarengi dengan perbuatan yang positif. Perbuatan yang dimaksud bersikeras mengantarkan sang pelaku bersikap yang baik terhadap seluruh makhluk di muka bumi, termasuk kepada sesama manusia. Jihad ini memberikan solusi untuk memperbaiki manusia dari jalan yang sesat menuju jalan yang penuh dengan petunjuk. Tentunya, jihad ini juga dilakukan dengan cara-cara yang lemah lembut disertai dengan cinta kasih. Karena, Islam adalah agama cinta yang merangkul semua manusia, sekalipun mereka berbeda keyakinan.

Islam dihadirkan bukan untuk menebar kekerasan dan paksaan. Islam datang membawa pesan perdamaian di tengah-tengah manusia. Islam tidak hanya diperuntukkan untuk orang yang beragama Islam saja, tetapi diperuntukkan bagi semua manusia. Tidak heran, bila Islam sangat melarang mencela balik orang yang punya keyakinan berbeda yang mencela kita. Hendaknya, kita memperlakukan mereka dengan lemah lembut, sehingga mampu menggugah hati mereka.

BACA JUGA  Mengawali Tahun Baru 2024 dengan Apa?

Jihad, kata Nasaruddin Umar, bukan seperti terorisme yang membuat dan menambah persoalan. Jihad yang sesungguhnya itu menyelesaikan persoalan. Jihad semacam ini persis sama dengan argumentasi Emha Ainun Najib saat memahami esensi dari Islam itu sendiri. Katanya, Islam itu bukan melulu soal ibadah shalat dan puasa. Tetapi, Islam itu bisa kita eskpresikan dalam bentuk menyelamatkan tanah, manusia, dan seterusnya. Karena, motivasi “menyelamatkan” ini adalah esensi dari Islam. Hal ini berbeda dengan aksi-aksi terorisme yang bukan menyelamatkan, tetapi malah menghancurkan.

Lebih dari itu, Nasaruddin Umar menekankan, bahwa jihad itu menghidupkan, bukan mematikan. Menghidupkan di sini dapat dipahami dengan membangkitkan sesuatu yang terpuruk, menyelamatkan seseorang yang tersesat, mengembangkan tanah yang mati, dan seterusnya. Jihad tidak benar dibatasi dengan peperangan melawan orang yang berbeda pemikiran dengan kita yang muslim. Islam tidak mempersoalkan agama dan keyakinan seseorang. Bahkan, Syekh Ali Jaber berpesan, tidak perlu menghakimi keyakinan seseorang yang berbeda dengan kita, karena dikhawatirkan ilmu kita terbatas sehingga tidak mampu menjangkau kebenaran yang ada dalam diri orang yang kita hakimi.

Sebagai penutup, jihad yang disampaikan oleh Nasaruddin Umar adalah jihad yang diespresikan dengan cara-cara yang positif, sehingga jihad ini menghidupkan, bukan mematikan. Jihad yang menghidupkan akan selalu menghadirkan dampak yang positif dan menghadirkan kesan yang positif pula. Jihad yang semacam ini yang diinginkan oleh agama Islam. Sebaliknya, jihad yang dilakukan kelompok teroris itu bukan jihad, tetapi tindakan kekerasan yang dibarengi dengan hawa nafsu.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru