26.2 C
Jakarta

Munarman dan Siapa yang Berbaiat Kepada ISIS Harus Diringkus

Artikel Trending

Milenial IslamMunarman dan Siapa yang Berbaiat Kepada ISIS Harus Diringkus
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Singa podium telah diringkus. Ia terbata-bata mengungkapkan apa saja tentang dunia. Tak seperti biasanya layaknya “singa” yang mengaung di podium-podium televisi, kini sempoyongan tak bisa membela dirinya. Membela sandalnya saja tidak bisa. Ia adalah Munarman.

Munarman Teroris?

Munarman diringkus. Tangannya dilipat kebelakang. Diborgol. Kepalanya ditutupi kain. Layaknya teroris moncer dunia. Iya, Munarman dinyatakan teroris. Teroris tak boleh melihat mata dan wajah orang lain. Karena dikhawatirkan ia mengincar dan berbalas dendam. Matanya harus gelap. Segelap perbuatannya. Kepala harus nunduk, agar melihat dirinya.

Berpulanglah ke rumah lazim penjahat dan teroris dunia: penjara. Munarman ditangkap di rumahnya, Pemulang, Tanggerang Selatan. Karena diduga bermufakat jahat, menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak terorisme. Bukti lain karena ada keterkaitan dengan kegiatan baiat terhadap teroris ISIS yang dilakukan di tiga tempat: Jakarta, Makassar, dan Medan (Harakatuna 29/04/2021).

Banyak pihak tidak percaya Munarman teroris. Karena di mata masyarakat ia berperilaku dan berpenampilan baik. Munarman membantu masjid dan memiliki rekam pekerjaan yang dekat dengan masyarakat kecil: LBH dan Kontras. Bahkan referensi untuk mencap Munarman adalah orang baik karena bisa membantah pertanyaan di podium Najwa Shihab pada 8 April 2021 lalu. Munarman membantah tidak terlibat teroris dengan ini itu, meski ia terpojok karena tak bisa menjawab pertanyaan petir Najwa.

Tapi bantahan Munarman tidak terlibat pembaitan dengan ISIS lenyap sekita. Seperti lenyapnya harga kebaikan selama hidupnya. Bagaimana mungkin ia tidak terlibat bila ia berada di kegiatan yang sama yang diikuti di Jakarta, Medan, dan Makassar?

Adalah petir fakta bukti yang menampar dada Munarman. Sebab, beberapa simpatisan FPI yang juga terlibat aksi teroris, mengakui bahwa ia juga ikut berbaiat kepada ISIS itu. Berbaiat artinya sumpah setia kedirian untuk menjalankan misi-visi terorisme ISIS. Di mana pun. Kapan pun. Dan untuk siapa pun. Di sinilah kekauan tulang sumsum dan rongga Munarman terbentuk: ia tidak bisa mengelak dan meraung kembali layaknya singa podium.

BACA JUGA  Serangan Moskow dan Bukti Kekejaman Teroris di Bulan Ramadan

Apalagi temuan penyidik yang dikabarkan ke pelbagai media, bahwa di kediaman Munarman berisi koleksi buku berkaitan dengan jihad, khilafah, hingga botol-botol yang berisi serbuk cairan peledak TATP. Buku-buku dan cairan peledak TATP ini adalah barang yang sering dipakai oleh teroris di Indonesia.

Fakta-fakta yang menunjukkan Munarman terlibat teroris sudah ada. Tapi fakta-fakta tersebut perlu dibuktikan dalam hukum. Kecerdikan Munarman tak bisa diragukan. Karena ia bukanlah orang baru dalam “penjelajahan” hukum di Indonesia. Bahkan ia sempat dihukum masuk penjara 1,5 tahun pada 2008.

Bila Munarman mengakui terlibat teroris. Maka, bukan tidak mungkin nantinya teroris yang lain tak terungkap. Adalah jalan terang untuk menemukan teroris pasif di Indonesia, bila Densus dan Polisi bisa membuka “mulut” Munarman untuk bersuara.

Adalah kengerian amat sangat bila polisi tak bisa membuka kotak hitam hati seorang teroris. Adalah kekhawatiran bangsa bila polisi tidak bisa meringkus teroris bawah tanah. Ia bisa berjihad dan disalurkan di Indonesia. Ia bisa merusuh menyerang aparat pemerintah, meneror minoritas dan menyebarkan permusuhan SARA.

Yang Berbaiat Kepada ISIS Harus Diringkus

Bila Munarman diringkus sebab salah satunya karena berbaiat kepada ISIS di banyak tempat: Jakarta, Medan, Makassar. Maka orang-orang yang juga berbait bersamanya, harus diringkus. Ustaz-ustaz, para anggota, pentolan dan para ustaz-ustaz yang berbait harus diciduk.

Dilansir di tribunnews.com, ada tiga ustaz yang juga membaiat kepada ISIS: Ustaz M. Fachri (pemred. Al-mustaqbal.net), Ustaz Abu Zakaria dan Ustaz Abu Isykariiman. Ini terjadi pada 6 Juli 2014 pukul 14.30 s/d 18:00 WIB di Auditorium Syahida Inn, Kampus II UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat (tribunnews.com (2014/08/07).

Jangan cuma Munarman. Yang lain harus diringkus. Pentolan yang menamakan namanya FAKSI (Forum Aktivis Syariat Islam) kelompok yang disebut-sebut sebagai awalan gerakan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) harus diringkus. Tidak ada tempat bagi teroris di Indonesia. Setuju?

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru