28.2 C
Jakarta
Array

Mudik Sebagai Proses Kembali ke Fitrah

Artikel Trending

Mudik Sebagai Proses Kembali ke Fitrah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Indonesia tercatat sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Sebentar lagi masyarakat Indonesia secara umum, akan merayakan momen istimewa dalam ajaran agama  Islam yaitu Hari Raya Idul Fitri. Perayaan idul fitri atau sering disebut lebaran oleh orang Indonesia adalah wujud kemenangan setelah menjalani proses ritual puasa di bulan ramadhan selama satu bulan penuh. Budaya dan tradisi pun melengkapi proses terlaksananya momentum Hari Raya itu. Tradisi bersilaturahim dan saling memaafkan melekat dalam budaya masyarakat orang indonesia ,Berawal dari tradisi mudik sebagai icon untuk kembali ke tempat asal.

LEBARAN DAN IDUL FITRI

Idul fitri adalah salah satu Hari Rayanya orang muslim semua lapisan masyarakat muslim di belahan dunia akan melaksanakan hari raya ini dengan cara mereka masing masing. Istilah Idul fitri yang diambil dari bahasa arab yang memiliki arti ied  adalah kembali  dan fitri artinya fitrah/ kesucian bahkan dalam sepenggal hadis di terangkan kembali ke fitrah seperti halnya bayi artinya disucikan dari dosa dosa.

Orang Indonesia lebih senang menyebutnya dengan  istilah “lebaran” karena tentu saja memiliki pesan budaya nusantara yang khas, atau dalam istilah jawa diartikan “lebar  an“ atau “selesai” dalam arti telah selesai menjalankan ibadah puasa sebagai ritual pensucian diri dalam tuntunan agama Islam, lebaran tidak sekadar berkonotasi hari raya bagi agama tertentu. Meskipun makna “idul fitri” (Hari Raya Suci) bagi umat muslim memiliki konotasi kurang lebih sama, sebuah perayaan atas berakhirnya suatu peristiwa keagamaan yang cukup fenomenal puasa Ramadan dan turunnya kitab suci al-Quran.

Lebaran tentu saja identik dengan budaya Indonesia, karena umumnya orang Indonesia menggunakan  istilah ini untuk menyampaikan pesan perdamaian, tidak  ada satu momen besar yang sangat fenomenal di negeri ini, kecuali lebaran karena pada satu peristiwa itu semua orang disibukkan oleh banyak hal bahkan fokus pemerintah sangat teramat besar dalam hal ini. sehingga muncul istilah Halal bi Halal ,Mudik Lebaran ,Tunjangan Hari Raya (THR) dll. Tentu saja istilah istilah itu adalah momen positif yang bermoral dan mengandung nilai nilai dalam agama seperti diartikan silaturrahim ,bersedekah dan saling berbuat baik.

MAKNA FITRAH

Prof.Dr. KH Said Aqil Siroj dalam bukunya Tasawwuf sebagai kritik sosial  menjelaskan hidup manusia dimulai di alam paradiso, yakni alam kebahagiaan karena pada saat ini fitrah atau kejadian asal manusia  bersentuhan secara fisik maupun mental dengan alam materi yang membuatnya tidak lagi bersih atau suci ditambah lagi manusia itu makhluk yang lemah sehingga mudah terjerembab kedalam materi yang semu. Semakin lama ia tenggelam dalam kemeriahan alam materi, memakin  kotor pula alam ruhaninya. Akhirnya terjatuhlah manusia itu ke alam inferno yaitu alam kesengsaraan .

Untuk bisa kembali ke alam surgawi atau alam kebahagiaan manusia harus melalui proses pembersihan diri di alam purgatorio. Bagi umat Islam, alam purgatorio itu adalah bulan Ramadhan, yakni bulan yang mendatangkan rahmat dan ampunan sekaligus pencegah manusia agar tidak jatuh ke lembah inferno, kesengsaraan .dengan demikian umat Islam dapat masuk kembali ke alam paradiso, alam surgawi, alam kesucian yang dilambangkan Idul Fitri.

MUDIK SEBAGAI PROSES FITRAH

Sejatinya proses menuju alam kebahagiaan atau kecenderungan manusia untuk kembali kepada asal kejadianya (fitrah ) dapat dilihat dari segenap kegiatan  menjelang dan di Hari Raya misalnya orang orang selalu menyempatkan diri untuk pulang kampung, bahkan mereka rela berdesakan dan berjejalan di Bis dan Kereta saling sikut, saling dorong dan sebagainya. Bahkan banyak yang menginap di terminal atau setasiun karena tidak kebagian tempat dan tiket .

Inilah mudik lebaran yang sebenarnya berarti “kembali ke asal” ke kampung halaman, kembali ke fitrah apa yang akan mereka lakukan di kampung halaman sama sekali bukan untuk pamer keberhasilan hidup di perantauan. Tak jarang di antara mereka hidup di rantau dengan sengsara dalam arti sebenarnya. Dengan mudah kita bisa menebak rata rata penghasilan para pendatang yang mengadu nasib di Jakarta atau kota yang memiliki kawasan industri di Jabotabek sebagai pekerja pabrik atau pedagang di sektor informal itu pun jika mereka belum kena PHK akibat pabrik gulung tikar . Jadi tujuan mereka mudik sama sekali jauh di atas kepentingan material, tetapi didorong oleh kecenderungan spiritual, yaitu hasrat berkumpul dengan sanak saudara sekaligus untuk saling memaafkan.

Dari contoh kecil itu secara formal dapat di artikan sebagai proses perjalanan menuju fitrah lebaran bagi bangsa Indonesia memiliki pesan khusus, selain tradisi dan budaya ada juga tuntunan dalam agama seperti mudik adalah bagian tradisi dan budaya orang Indonesia sedangkan silaturrahimnya adalah ajaran islam .pesan khusus yang lainnya yaitu kegembiraan dan perdamaian. Hampir tak ada orang yang melewatkan momen lebaran tanpa menunjukkan kegembiraan yang diselingi pesan perdamaian melalui serangkaian permohonan maaf, baik secara langsung maupun tidak.

Tidak ada pesan khusus yang terselip dari momen ini, kecuali maaf, kasih sayang, damai, persatuan, penghormatan, dan silaturahmi. Adakah momentum di luar Lebaran yang sangat kuat menebarkan pesan perdamaian? Mungkin  hampir tidak ada, bahkan untuk peristiwa yang sama, seperti lebaran Haji (Idul Adha) tak ada yang secara khusus terus menerus menebarkan pesan perdamaian.

Abdullah Faiz mahasiswa aktif UIN walisongo Semarang Fakultas syariah dan Hukum. Pernah menulis di Lpm Justisia dan NU Jateng.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru