26.7 C
Jakarta

Memusnahkan Monster-Monster Perusak NKRI

Artikel Trending

Milenial IslamMemusnahkan Monster-Monster Perusak NKRI
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Tuntutan Indonesia makin kompleks. Mulai dari hutang yang berjibun, problem masyarakat yang kian banyak, ditambah lagi dengan monster-monster perusak NKRI. Di tengah kompleksitas masalah itu, tentu saja Indonesia harus berbenah.

Jantung kekuatan Indonesia ada pada masyarakat dan sistem yang dipegang. Sejarah Indonesia juga membuktikan, Pancasila telah berhasil mewujudkan sebuah peradaban hebat berbilang abad lamanya. Satu-satunya kekuatan yang bakal menghentikan hegemoni dan dominasi masalah adalah Pancasila dan warga masyarakat yang sejahtera dan rukun.

Propaganda Jahat

Umat saat ini tengah berjuang keras mewujudkan nilai-nilai Pancasila. Dengan nilai-nilai Pancasila yang bila tertanam rapi, berakhirlah masa pesta-pora pengkhianat yang mau mengeruk keuntungan SDA dan seluruh potensi ekonomi, oknum yang membodohi dan menzalimi umat, dan politisi yang mengencingi konstitusi negara.

Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus bisa membebaskan diri dari masalah yang menghantui Indonesia. Kini, mereka akan berusaha masuk ke jantung umat, melalui rekayasa politik bernama khilafah. Khilafah dianggap sebagai jalan baru untuk membebaskan masalah umat Indonesia. Tapi faktanya justru sebaliknya.

Di antara faktanya, banyak anggota khilafah yang justru sampai hari ini masih sekarat. Banyak juga aktivis khilafah malah memberangus keberagaman umat beragama. Malah aktivis khilafah ini mengkerdilkan agama Islam, sebagai agama yang penuh kemalasan, kekerasan, dan peperangan.

Padahal Islam sendiri sangat menghargai keragaman atau pluralitas. Dalam sejarahnya, tidak ada Islam yang memusuhi nonmuslim. Mereka hidup damai sejahtera antara orang-orang muslim dan nonmuslim. Namun aktivis khilafah justru melihat terbalik, bahwa Islam melarang berjabat tangan dengan warga nonmuslim. Warga Muslim tidak berhak menjalin kerja sama bisnis dan lainnya dengan non-Muslim.

Maka bukan sebuah fitnah bilamana banyak orang mengatakan bahwa khilafah akan memberangus keragaman agama. Dan betul tegaknya khilafah akan menimbulkan perang dan konflik berkepanjangan. Seperti di Irak, Afganistan, Iran, dan lainnya.

Menambah Kezaliman

Khilafah harus ditunjuk sebagai biang dari segala kekisruhan. Khilafah nyatanya tidak bisa mencegah kezaliman itu berlangsung terus. Justru khilafah hanya menambah kezaliman-kezaliman baru yang terus tumbuh.

BACA JUGA  Telaah Efektivitas Kontra-Terorisme: Antara Deradikalisasi dan Kontra-Propaganda

Ada empat instrumen yang biasa dipakai aktivis khilafah untuk melancarkan propagandanya, yakni instrumen politik, ekonomi, opini, serta kelembagaan dunia. Secara politik, aktivis khilafah berusaha mendekati para penguasa negeri ini. Anda bisa melihat bagaimana proposal pendidikan dan proyek Al-Qur’an yang mereka terus jalankan.

Khilafah juga menggunakan instrumen ekonomi. Khilafah menggelontorkan dana yang sangat besar kepada siapa saja, untuk turut serta dalam propaganda ini. Tidak sedikit ustaz dan influencer di negeri ini menerima dana dari antek khilafah dengan aneka cover program seperti terkait hijrah, ACT, dan lainnya.

Lalu secara opini, dengan jaringan media yang mereka miliki, khilafah terus membombardir dunia dengan opini tentang buruknya Pancasila, demokrasi, moderasi beragama, dan toleransi. Mereka tidak saja menulis opini di website dan menaburkan selebaran kertas bertulis “Kaffah”, tetapi juga memberikan arah propaganda lewat pengajian di mejelis binaan mereka.

Monster NKRI

Tujuannya jelas, opini tersebut untuk menghancurkan paham Islam yang moderat. Dan tujuan jangka panjang dari opini khilafah ini adalah menghalau masyarakat untuk mendirikan negara Islam tegak di Indonesia.

Khilafah ini tidak lebih dari monsterizing atau monsterisasi; seolah semua orang atau kelompok yang berpaham moderasi agama sebagai membahayakan agama Islam. Monster ini sengaja agar umat Islam menjadi takut dan menjauh dari Islam moderat ini.

Khilafah selalu menganggap salah paham ajaran Islam moderat yang menurut para ulama merupakan min a’zham al-wajibaat (bagian dari kewajiban yang agung), menjadi sasaran utama penggambaran sebagai monster atau demon (setan, iblis, atau hantu) yang jahat (evil) dan kejam (cruel). Tujuannya tentu agar publik menjauhi moderasi beragama. Dengan begitu monster ini ingin kebangkitan Islam politik terjadi dan NKRI menjadi rusak tak berenergi lagi.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru