29.7 C
Jakarta

Moderasi Islam di Era Kontemporer, Pentingkah?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanModerasi Islam di Era Kontemporer, Pentingkah?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kenapa moderasi itu penting? Pertanyaan ini bisa jadi mengajak Anda refleksi sembari bertanya: “Sudahkan saya moderat?” Begitu pula, pertanyaan ini bisa jadi mengajak peminat ekstemisme berdiskusi satu sama lain sambil bertanya: “Sudahkah kita moderat?”

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, saya coba ketengahkan batasan moderasi. Apa itu moderasi? Secara literal moderasi dialihbahasakan dari bahasa Arab, “wasath[an]” yang memiliki arti dasar “pertengahan” atau “adil”. Sesuatu disebut moderat karena ada di tengah-tengah, tidak cenderung pada sisi kanan dan sisi kiri. Seseorang disebut adil, karena ia berada di tengah, tidak memihak kepada satu sisi.

Kata “wasath[an]”/moderat diambil dari surah al-Baqarah ayat 143: “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat wasath[an]/yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”

Ada beberapa alasan moderasi itu penting. Pertama, moderasi itu dapat merangkul dan mempertemukan dua sisi yang ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Ekstrem kanan biasanya disebut dengan fundamentalisme. Sementara ekstrem kiri dikenal dengan liberalisme. Fundamentalisme hanya melihat kebenaran dengan berpangku pada teks, sedang liberalisme mengemukakan gagasan dengan berpangku pada akal. Dua kubu yang ekstrem ini bukanlah sesuatu yang baik, karena kedua saling mengklaim dirinya sendiri yang paling benar dan menyalahkan kelompok yang lain. Moderasi kemudian melerai perseturuan dua kubu yang berseberangan, karena mempersatukan perpecahan adalah sesuatu yang bijaksana.

BACA JUGA  Ada Beberapa Hal Kenapa Zakat Fitrah Perlu Dikeluarkan, Apa Itu?

Kedua, moderasi membingkai hidup menjadi indah. Hidup tidak cukup hanya dengan idealisme. Hidup membutuhkan keindahan. Keindahan itu merupakan bagian bidang filsafat ilmu yang dikenal dengan sebutan “estetika”. Secara realitas hidup pasti ada bahagia dan sedih, kaya dan miskin, sukses dan gagal, dan seterusnya. Dengan aneka ragam tersebut, hidup ini terlihat dan terkesan indah. Yang bahagia menghibur yang bersedih dan yang bersedih membutuhkan yang bahagia. Yang kaya membantu yang miskin dan yang miskin memuliakan yang kaya. Keseimbangan ini adalah implementasi moderasi. Bayangkan seandainya semua orang kaya, niscaya tidak akan ada yang memuliakannya atau semua orang miskin, tentu akan terlunta-lunta!

Ketiga, moderasi secara dogmatis adalah harapan Allah seperti yang terekam dalam ayat di muka. Sebagai harapan Tuhan tentu semua hamba wajib memenuhinya. Karena, itu merupakan bentuk syukur. Bersyukur adalah sesuatu yang dapat membuat hidup semakin progress. Kufur itu dapat membatalkan rezeki yang hendak dianugerahkan Tuhan.

Maka, dengan tiga alasan tersebut moderasi menjadi penting dalam hidup ini. Karena, dengannya hidup akan terlihat indah. Selain itu, kita dapat mempertemukan dua sesuatu yang berseberangan. Moderasi itu adalah Islam yang sebenarnya.[] Shallallah ala Muhammad.

[zombify_post]

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru