Harakatuna.com. Damaskus – Bos intelijen Arab Saudi bertemu dengan Presiden SuriahBashar al-Assad. Pertemuan ini berlangsung di Damaskus pada Senin kemarin. Pertemuan itu untuk membicarakan pemulihan hubungan diplomatik kedua negara setelah 10 tahun vakum.
Menurut harian berbahasa Arab Rai Al-Youm kepala intelijen Arab Saudi memimpin delegasi. Mereka berencana untuk kembali ke Damaskus setelah Ramadan, seperti laporan dari Al Araby, Selasa (4/5/2021).
Arab Saudi menghentikan hubungan diplomatik dengan Suriah dan menutup kedutaan besarnya di Damaskus pada tahun 2012 setelah rezim Assad secara brutal menekan aksi protes anti-pemerintah di negara itu dan melancarkan serangan ke daerah oposisi.
Beberapa negara Teluk, seperti Oman dan Uni Emirat Arab (UEA), baru-baru ini menghidupkan kembali hubungan dengan rezim Suriah.
Arab Saudi dan Qatar adalah pendukung utama oposisi Suriah selama perang sepuluh tahun. Perang ini telah menewaskan sekitar 500.000 orang, sebagian besar dari serangan rezim Damaskus.
Suriah diskors dari Liga Arab pada tahun 2011 karena serangan berdarahnya terhadap aksi protes damai dan kegagalan untuk bertindak atas inisiatif perdamaian regional dan internasional.
Sekutu rezim Suriah, Rusia, telah memimpin upaya untuk mengembalikan Damaskus di Liga Arab dan memperkuat hubungan dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Sekutu rezim Suriah, seperti Irak, juga telah mendorong Damaskus untuk bergabung kembali dengan badan pan-Arab tersebut.