31.8 C
Jakarta

Metode Cepat Belajar al-Qur’an ala Ummi

Artikel Trending

Asas-asas IslamAl-Qur’anMetode Cepat Belajar al-Qur’an ala Ummi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Al-Qur’an adalah kitabullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad melalui malaiat jibril dan membacanya merupakan ibadah dengan sepuluh pahala setiap hurufnya. Di era digitalisasi banyak kita temukan anak-anak kecil sudah pandai bermain gadget, maka tak jarang anak usia sekolah dasar (SD) sudah pandai bermain sosial media. Oleh karena itu, peran orang tua sangat urgen sekali bagi pendidikan anak-anaknya terutama dalam bidang spiritual untuk menangkal virus negatif akibat pergaulan dan lingkungan negatif. Maka tak jarang orang tua banyak mendatangkan guru ngaji ke rumah untuk membimbing anaknya bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Ummi Foudation datang sebagai solusi meningkatkan kecintaan anak-anak kepada al-Qur’an.

Ummi merupakan salah satu metode cepat membaca al-Qur’an yang begitu digandrungi dan diminati oleh lembaga pendidikan Islam baik formal dan non formal baik  dari tingkat Tingkat TK-SMA ataupun dewasa. Kebutuhan sekolah dan madrasah terhadap al-Qur’an semakin lama semakin banyak, akan tetapi kebutuhan tersebut belum diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia (SDM) pengajar al-Qur’an yang profesional dan komitmen dalam bidang al-Qur’an yang memadai, sebagaimana  salah satu visi-misi dari ummi foudation membangun generasi Qurani yang mengedepankan kualitas dan kekuatan sistem. Oleh karena itu, ummi foundation adalah lembaga sosial dan dakwah ingin berkontribusi dengan semangat fastabiqul khairat untuk memberi solusi terhadap problem kualitas bagi sekolah, madrasah, TPQ terhadap pembelajaran al-Qur’an melalui program diklat guru al-Qur’an agar pembelajaran al-Qur’aan di masyarakat semakin baik dan berkualitas. Metode ini mempunyai kelebihan tersendiri dalam sistemnya, komitmen dan targetnya jelas. Metode ini di sajikan dalam dalam bentuk jilid mulai dari tingkatan PRA (khusus TK/KB), jilid 1-6, ghoroibul Qur’an dan Tajwid.

Latar belakang metode ini bernama “ummi” adalah; pertama bermakna ibuku yang berasal dari bahasa arab dari kata Ummun dengan tambahan ya’ mutakallim, kedua menghormati dan mengingat jasa ibu karena ibu yang telah mengajarkan bahasa kepada kita. Ketiga,pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran al-Qur’an metode Ummi adalalah pendekatan bahasa ibu. Oleh karena itu, metode ini mempunyai tiga unsur pendekatan bahasa ibu; pertama, direct methode (langsung), artinya lansgung dibaca tanpa di eja atau di urai dan tidak banyak penjlasan. Misalnyaاَ pengucapannya langsung “A”, bukan seperti “ini alif, harakatnya fathah dibaca (A)”. Kedua, repeatation (diulang-ulang), artinya bacaan al-Qur’an akan semakin kelihatan keindahanya, kekuatannya dan kemudahannya ketika kita mengulang ayat atau surat dalam al-Qur’an. Begitu juga seorang ibu dalam mengajarkan bahasa kepada anak-nya. Ketiga, Kasih Sayang yang tulus, artinya kekuatan cinta, kasih sayang yang tulus dan kesabaran seorang ibu dalam mendidik anak adalah kunci kesuksesan dalam mendidik anak. Begitu juga seorang guru al-Qur’an jika ingin sukses dalam mendidik hendaknya meneladani seorang ibu. Selain tiga unsur di atas Metode ini mempunyai 3 motto yang harus dipegang teguh bagi guru ummi antara lain; pertama, Mudah, maksudnya metode ini di desain untuk mudah dipahami bagi siswa, mudah di ajarkan bagi guru dan mudah diimplementasikan bagi lembaga formal dan non formal. Kedua, Menyenangkan, artinya proses pembelajaran yang menarik sehingga menghapus rasa tertekan dan rasa takut dalam belajar al-Qur’an. Ketiga, Menyentuh hati, artinya metode ini bukan hanya sekedar menyampaikan pembelajaran al-Qur’an  secara teoritik tetapi juga menyampaikan substansi akhlak-akhlak al-Qur’an yang diimplementasikan dalam sikap-sikap pada saat proses belajar.

Ummi foundation memiliki cabang diseluruh Indonesia selalu membuka peluang bagi siapapun yang ingin menjadi guru al-Quran. Beberapa waktu lalu penulis mengikuti tahsin metode ini, ustadz (guru) yang mengajar sangat disiplin dan komitmen terhadap waktu. Penulis mengikuti 11 kali tatap muka dengan durasi belajar 4 jam dari jam 08:00-12. Banyak ilmu yang penulis dapatkan dari kelas metode ummi, mulai dari makharijul huruf, sifatul huruf, tajwid dan ghoroibul Qur’an. Ustadz dan ustadzah adalah panggilan untuk seorang calon guru al-Quran. Setelah 10 kali ditraining bagaimana cara membaca al-Quran dengan baik, indah tartil, lalu pertemuan ke 11 peserta tahsin di-tashih akhir lulus tidaknya. Al-hasil pentashihnya-pun adalah orang yang ahli dalam bidangnya. Dari 20 peserta hanya 6 orang lulus tahsih termasuk penulis. Setelah calon guru al-Qur’an dinyatakan lulus, mereka berhak mengikuti yang namanya sertifikasi guru.

BACA JUGA  Mudarosatul Quran, Kebiasaan Rasulullah di Bulan Ramadhan

Guru al-Qur’an metode ummi bukan semabarang guru, mereka sudah terlatih dan ahlinya karena memang kekuatan metode ummi selain system yang berbasis mutu yang terangkum dalam sepuluh pilar yang terdiri dari; goodwillmanagement, sertifikasi guru, tahapan baik dan benar, target jelas dan terukur, mastery learning yang konsisten, waktu memadai, quality control yang intensif, rasio guru dan siswa yang proporsional, progress report setiap siswa dan kordinator yang handal), metode yang bermutu (jilid, buku ummi remaja atau dewasa, ghorib, tawid dan alat peraga). Disini guru menjadi acuan utama karena mereka penentu sukses tidaknya mereka bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Semua guru yang mengajar metode ummi diwajibkan mengikuti minimal 3 tahapan yakni tashih, tashih, dan sertifikasi guru. Oleh karena itu, ada tujuh syarat syarat kualifikasi guru ummi seperti, tartil baca al-Qur’an, menguasai ghoroibul Qur’an  dan Tajwid, membaca al-Quran setiap hari, menguasai metodologi ummi, berjiwa da’i dan murobbi, disiplin waktu dan komitmen pada mutu. Oleh karena itu, penguasaan pembelajaran metode ummi atau yang dikenal dengan sertifikasi guru sangat diperlukan sekali.

Sertifikasi guru adalah pembekalan metodologi dan manajemen pembelajaran al-Quran metode ummi yang dilaksanakan selama tiga hari. Sertifikasi guru al-Qur’an merupakan standar dasar yang dimiliki oleh guru pengajar al-Qur’an dengan tujuan upaya standarisasi mutu pada setiap guru. Dalam tahap ini, guru al-Quran diajarakan bagaimana menjadi guru yang ikhlas, model-model kelas dalam metode ummi dan tahapan-tahapan pembelajaran. Ketika penulis mengikuti sertifikasi ini, ada banyak kelebihan yang penulis temukan seperti guru yang bermutu, sistem yang berbasis mutu dan target yang jelas. Metode ini sangat mempunyai target yang sangat jelas sekali untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) saja kelas 2 semester akhir sudah bisa baca al-Quran dan kelas 4 SD al-Quran sudah khatam lalu ketika mereka lulus SD sudah hafal juz 30. Perlu dikethui, metode ummi ini mempunyai ketentuan agar efektivitas pembelajarn lancar, salah satunya setiap satu guru ummi memegang  15-20 siswa, selain itu, target waktu juga harus jelas yakni 1 jam dengan perincian, 5 menit pembukaan,10 menit hafalan surat-surat pendek, 10 menit klasikal dengan alat peraga, 30 menit  individual baca simak dan 5 menit drill materi baru dan doa penutup, hal tersebut khusus kelas jilid1-6, sedangkan ghoroibul Qur’an, al-Qur’an dan Tajwid pembagian waktunya beda lagi sesuai target masing-masing. Dengan demikian, setiap lembaga ada yang namanya kordinator dan supervisi. Tugasnya koordinator mengecek para guru ummi apakah mereka sudah sampai target ketika mengajar, kendala dan masalah yang dihadapi, sedangkan tugas supervisi tidak perlu repot-repot mengecek guru satu persatu cukup melalui kordinator disetiap sekolah. Target metode ini jelas sekali, setiap kelas dalam satu tahun, harus menyelesaikan 4 jilid. Tahap terakhir ketika jilid 1-6 selesai maka beralih ke al-Quran lalu ghoroibul Qur’an dan tajwid sudah dikuasa maka langkah selanjutnya adalah adalah khataman dan imtihan. Dalam tahapan ini anak-anak diuji publikkan di depan orang tua mereka dengan menjawab soal salah satunya penguasaan ghorib beserta komentarnya. Ole karena itu, metode ummi sangat diminati, sehigga lembaga-lembaga berbondong-bondong menggunkan metode ini.

Nafilah Zulfa, Mahasiswi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir IAIN Madura

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru